1 Prolog

***

"Siapa dirimu?!" tegas Li Yun Zhu sambil menangkap pergelangan tangan sosok yang telah berani merampas kalung giok merah dari lehernya. Li Yun Zhu terlihat kaget ketika seseorang tiba-tiba menarik kalung di lehernya pada saat ia tertidur.

Tatapan mata mereka bertemu sesaat. Penampilan sang Penyusup benar-benar misterius, jubah hitam itu menutupi seluruh tubuhnya. Sang Pangeran bahkan tidak mampu untuk melihatnya dengan jelas. Keributan kecil di suasana malam yang remang dan hening itu akhirnya pecah juga.

"Siapa kau? Apa kau penyusup?" ujar Li Yun Zhu menajamkan matanya.

Sosok itu tak bersuara, ia menarik tangannya yang berhasil menggenggam kalung giok merah di leher Li Yun Zhu.

"ADA PENYUSUP DI KAMAR PANGERAN!" teriak prajurit handal dari luar ruangan Li Yun Zhu ketika menyadari ada keributan di dalam kamar sang Pangeran.

Sang Penyusup terlihat panik, ia berusaha menarik tangannya yang dicekal oleh Li Yun Zhu. Berusaha sekuat tenaga, akhirnya sang Penyusup menghentak dada pangeran dengan ilmu tenaga dalam melalui tangan kirinya.

Li Yun Zhu terkesiap, ia melepaskan tangan sosok itu dan terhempas rebah ke ranjang. Pukulan di dadanya terasa cukup berat, Li Yun Zhu menganggap bahwa penyusup kali ini bukanlah orang biasa.

Berlari menuju ke jendela, sang Penyusup berusaha melompat. Tak membiarkan hal itu terjadi Li Yun Zhu segera bangkit dari ranjang dan menarik jubah penyusup.

Sreet.

Jubah berhasil ditarik, mata Li Yun Zhu terbelalak tak percaya. Penyusup tersebut rupanya seorang perempuan. Mereka bertatapan sejenak sebelum akhirnya sang Gadis berhasil kabur dari kamarnya.

"Yang Mulia... Anda tidak apa-apa?" tanya salah satu pengawal handal ketika masuk ke kediaman Naga Merah milik Pangeran Li Yun Zhu.

Li Yun Zhu yang tertegun menatap jendela akhirnya menghela napas, ia mengambil jubah yang tertinggal. Mengamati sejenak, ia bisa menyimpulkan siapa pemilik jubah hitam tersebut.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja kalungku hilang diambil olehnya," jawab Li Yun Zhu dengan tenang.

"Yang Mulia maafkan keterlambatan kami," ucap para pengawal lalu bersimpuh mohon ampun.

"Sudahlah! Benda itu hanyalah kalung giok. Ayahku sudah merampasnya dari orang lain, aku yakin dia pasti pemilik kalung tersebut," yakin Li Yun Zhu sambil terus menatap ke luar jendela.

Sang Pangeran masih tidak percaya jika beberapa menit lalu ada seorang gadis yang berani menembus kamarnya, merampas kalung seperti seorang preman pasar dan memukulnya dengan tenaga dalam.

"Apapun yang terjadi hari ini jangan sampai terdengar oleh Ayah ataupun pihak luar. Anggap saja hal ini tidak pernah terjadi. Tidak pernah. Kelak aku sendiri yang akan mencari dan menghukum perbuatannya."

****************************

avataravatar
Next chapter