webnovel

5. Harga Kebebasan

"Dia Tuan Zoro, lelaki yang tak ada puasnya saat bermain. Temanku saja sampai masuk rumah sakit karena harus melayaninya, tanpa henti semalaman dengan cara yang menjijikkan," batin Elnara.

Elnara masih berdiri di depan pintu tak berani mendekati lelaki penuh nafsu itu. Dia tahu resikonya kalau harus melayani lelaki itu.

"Cantik, kemarilah! puaskan aku!"

"Aku harus cari cara kabur dari lelaki menjijikkan ini," batin Elnara.

Elnara berjalan dengan rasa takut di hatinya. Dia harus mencari cara terbebas dari lelaki itu. Melihat Elnara berjalan perlahan menuju ke arahnya membuat Tuan Zoro kesal, dia berdiri meraih lengan Elnara dan membantingnya ke atas ranjang.

Bruuuk ...

Elnara berbaring di ranjang. Tuan Zoro mendekatinya hendak menerkamnya seperti seekor singa yang siap memangsa binatang buruannya.

"Tuan kita minum dulu gimana?"

"Aku sudah tak sabar, ku dengar kau kupu-kupu malam nomor satu, wajah cantik dan tubuh indahmu membuatku tak tahan."

Elnara melihat ke arah kanan dan kiri, mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk kabur. Sebuah kartu pintu kamar hotel terdapat di atas laci dekat ranjang. Saat Tuan Zoro hendak menerkamnya, Elnara menendang bagian terpenting dari tubuhnya.

"Aw ...," ucap Tuan Zoro kesakitan memegangi bagian terpenting dari tubuhnya.

Elnara mengambil kartu lalu berlari ke arah pintu kamar hotel. Tuan Zoro menyusulnya lalu menangkap tubuhnya.

"Mau kemana? malam ini kau sudah jadi milikku."

"Lepas, lepaskan aku Tuan!"

"Enak saja, aku sudah membayar mahal untuk bisa membookingmu."

Elnara menginjak kaki Tuan Zoro dengan kencang. Tangan Tuan Zoro terlepas dari tubuhnya. Elnara segera membuka pintu hotel dan menguncinya lagi. Dia membuang kartu di dalam tempat sampah lalu berlari keluar hotel. Dia terus berlari di tepi jalan, sayangnya kedua anak buah Mamy Desi menangkapnya dan memasukkan Elnara ke dalam mobil. Dia dibawa ke rumah bordil. Elnara didorong hingga terjatuh di kaki Mamy Desi yang sedang duduk di sofa. Matanya melihat ke atas, Mamy Desi mencengkram kedua pipinya.

"Elnara, aku sudah membesarkanmu dan membuatmu kaya raya, inikah balasanmu?"

"Aku ingin berhenti, aku ingin hidup normal!"

"Ha ... ha ..., hidup normal? lihat dirimu yang kotor ini, apakah dunia akan menerima wanita malam sepertimu? letakmu hanya jadi bahan cibiran, menjijikkan dan begitu hina."

"Aku tidak peduli, aku ingin bebas."

Mamy Desi melepas cengkraman dari pipi Elnara.

"Kehilanganmu sama saja kehilangan tambang emasku."

"Aku akan membayar berapapun, tapi biarkan aku bebas."

Elnara ingin hidup bebas meskipun harus membayar mahal untuk sebuah kebebasan untuknya.

"Berapa yang akan kau bayar untuk harga kebebasanmu?"

"Seluruh harta dan asetku, tapi berjanjilah kau tidak akan mengganggu hidupku lagi."

"Kau yakin? kau itu kupu-kupu malam nomor satu, apa kau akan meninggalkan semua itu demi hidup bebas yang belum tentu memberimu kesenangan?"

"Yakin!" Elnara bicara dengan tegas tanpa keraguan. Dia tak ingin kembali lagi menjadi kupu-kupu malam. Hanya sebuah kebebasan yang dia inginkan.

"Jika aku tidak memberimu kebebasan dengan apapun, apa yang akan kau lakukan?"

"Mati," jawab Elnara penuh keyakinan.

"Baiklah, aku akan membebaskan dengan jaminan seluruh harta kekayaanmu milikku."

Elnara mengangguk. Dia senang akhirnya mendapat kebebasannya.

Elnara berjalan keluar dari ruangan Mamy Desi dengan bebas. Kini dia akan memulai hidup barunya.

Di sisi lain teman sejawat Elnara, Siska Belinda masuk ke ruang Mamy Desi untuk menanyakan Elnara yang memutuskan berhenti menjadi wanita malam. Siska duduk di samping Mamy Desi sambil memijat lengannya.

"Mamy, benarkah Elnara berhenti?"

"Iya."

"Emangnya gak sayang ya? diakan primadona rumah bordil ini."

"Paling dia akan kembali ke tempat ini setelah tahu dunia luar itu kejam dan tak mudah, apalagi aku akan membuatnya semakin sulit. Pasti dia akan kembali padaku."

"Mamy pinter sih."

"Kalau menentangnya terang-terangan, dia akan mati, sayang sekali jika dia mati. Lebih baik ku gunakan cara yang lebih halus untuk membuatnya kembali."

Siska tersenyum. Dia sebenarnya tidak suka dengan Elnara yang jadi anak emas dan primadona di rumah bordil itu tapi Siska ingin melihat Elnara menderita.

***

Evander sudah tak tahan dengan rasa rindu pada wanita malam yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Dia mencari cara agar bisa bertemu dengannya lagi. Evander mendatangi teman komunitasnya. Dia lelaki berkaca mata yang saat itu menyewa Elnara dari rumah bordil. Namanya Charles Demian. Seorang pebisnis fahion, dia juga seperti Evander masuk dalam komunitas pelangi dan tidak menyukai wanita.

Evander masuk ke dalam bar mini di rumah Charles. Dia duduk bersama Charles sambil meminum beberapa teguk alkohol.

"Kenapa di hari kerja begini kau menemuiku?"

"Aku ingin menanyakan soal wanita malam yang kau sewa saat pesta di villaku."

"Kau mulai tertarik dengan wanita?"

"Entahlah, tapi wajahnya, aroma tubuhnya."

"Apakah kau ketagihan menghabiskan malam dengannya? sampai kau ingin tahu tentangnya?"

"Awalnya menjijikkan menyentuh wanita tapi kenikmatan itu tiada duanya, tubuhnya indah bahkan masih terbayang dipikiranku."

"Senikmat itu sampai kau ingin mengulangnya?"

"Ya, aku ingin lagi dan lagi. Dia wanita yang sudah mengembalikan gairah lelakiku."

"Kau tahu resikonya jika komunitas kita tahu tentang ini?"

"Aku tahu, tapi aku menginginkannya."

Charles mengeluarkan dompet miliknya. Dia mengeluarkan foto seorang wanita cantik dan meletakkannya di atas meja bar.

"Itu Kinan, seorang wanita malam yang sangat ku cintai."

Evander terkejut mendengar penuturan Charles. Dia menatap foto di depannya, dia tak menyangka Charles pernah menyukai seorang wanita juga.

"Aku tidak bisa mengeluarkannya dari rumah bordil, saat itu aku miskin. Aku tak bisa berbuat apapun selain melihat kekasihku mengakhiri hidupnya. Sejak saat itu aku bersumpah untuk tidak mencintai wanita manapun lagi," ucap Charles.

"Aku tidak tahu ternyata masa lalumu begitu menyakitkan."

"Tidak mudah mengeluarkan wanita malam dari rumah bordil, jika keluarpun bayangan hitam masa lalunya akan terus mengganggunya. Apalagi Elnara kupu-kupu malam paling top di negara ini."

"Oh namanya Elnara artinya sebuah kota, nama yang indah," batin Evander.

"Aku tidak peduli, hukum apapun akan aku langgar demi bersamanya."

"Lalu keluargamu?"

"Aku akan melakukan apapun, termasuk berusaha menyakinkan mereka."

"Sepertinya kau dimabuk cinta, wanita malam itu sudah membuatmu berubah."

Evander menepuk bahu Charles sambil berkata padanya, "Kau juga akan sepertiku saat kau bertemu wanita yang membangkitkan gairah lelakimu."

Charles tersenyum melihat Evander mengatakan itu padanya.

"Ini kartu nama Mamy Desi, kau bisa temui dia atau menelponnya." Charles memberi Evander sebuah kartu nama milik mucikari rumah bordil tempat Elnara jadi wanita malam.

Evander menggenggam kartu nama mucikari itu. Dia tersenyum melihat kartu nama di tangannya, bayangan Elnara terlintas di matanya, bau harum tubuhnya tercium dan segala ingatan saat bercinta dengannya membuatnya begitu merindukan sang wanita malam itu.

***

Elnara berjalan menuju rumah Alif. Sepanjang jalan para lelaki menggodanya. Kecantikan dan keindahan tubuhnya telah mengundang syahwat mereka. Sebagian dari mereka berani mendekati Elnara dan mencoleknya.

"Neng cantik banget, semalem berapa?"

Elnara mengacuhkan orang itu, dia berjalan melewatinya tapi tangannya dicengkram lelaki haus belaian.

"Ayolah jangan jual mahal, mau suka rela atau dipaksa?"

"Lepas!" Elnara berusaha melepas tangannya.

"Puaskan aku baru ku lepas!"