1 Kelahiran Edward Walker

"Emily, bagaimana keadaanmu? Apakah perutmu masih sakit?" Tanya Felix kepada istrinya yang masih membelai perutnya yang sudah sangat besar. Emily memang sudah waktunya melahirlan saat ini. Mereka hanya berdua di peternakan itu saat ini.

"Felix, dimana dokter yang kamu panggil? Aku sudah tidak tahan lagi dan sepertinya anakmu akan segera lahir!" Ucap Emily panik saat dia merasakan ada cairan hangat yang merembes keluar dari kedua paha bagian dalam. Emily yakin kalau saat ini ketubannya sudah pecah dan itu tandanya anaknya akan segera lahir.

Sayangnya dokter yang di panggil oleh suaminya tidak kunjung tiba. Emily kemudian meminta Felix untuk memnyiapkan air hangat, pakaian bersih juga pakaian bayi yang sudah disiapkannya. Emily juga meminta Felix untuk membantunya bersalin.

"Emily, maafkan aku! Aku sudah memanggil dokter tetapi tidak kunjung tiba. Andai saja kita memiliki mobil, kita pasti saat ini sudah berada di rumah sakit dan kamu bisa melahirkan dengan aman dan nyaman. Tidak seperti saat ini. Aku sangat tidak berguna!" Ucap Felix menghardik dirinya sendiri. Emily tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Sayang, bukan saatnya untuk menyalahkan diri sendiri. Lebih baik sekarang bantu aku melahirkan anakmu. Aku yakin dokter nanti akan datang, hanya saja mungkin sedikit terlambat karena peternakan kita sangat jauh dari kota." Ucap Emily berusaha menenagkan suaminya yang kini terlihat semakin panik karena Emily mulai mengalami kontraksi.

Felix kemudian segera menyiapkan apa yang Emily butuhkan dan dia kemudian membantu istrinya yang kini sedang berusaha melahirkan buah hati mereka. Emily sudah sangat kesakitan saat ini dan dia merasa kalau anaknya akan segera terlahir. Emily menarik napas panjang dan meniupnya keluar, dia berusaha tenang meski sebenarnya sangat panik.

"Bagaimana, Sayang?" Tanya Felix saat melihat wajah Emily bermandi peluh dan terlihat sangat kesakitan sambil memegang perutnya. Dia sudah bersiap akan melahirkan buah hatinya saat Felix mendengar bel pintu rumahnya berbunyi. Dia segera berlari dan membukakan pintu.

"Maafkan aku Tuan Felix. Ban mobilku kempes tadi dan aku harus menggantinya terlebih dahulu. Jadi aku terlambat datang." Ucap dokter yang terlihat sangat kelelahan karena terburu-buru.

"Yang penting kamu sudah berada disini, sekarang cepat bantu istriku. Anak kami sepertinya akan segera lahir." Ucap Felix sambil mengajak dokter menuju ke dalam kamarnya. Saat Felix dan dokter masuk, Emily sudah melahirkan dan saat ini dia sedang menyusui putranya. Ya, anak Emily dan Felix adalah seorang bayi lelaki yang sangat tampan.

"Felix, putramu sudah lahir. Dia tidak sabar menunggu dokter datang." Ucap Emily sambi tersenyum. Felix dan dokter segera masuk dan menghampiri Emily. Felix duduk disamping Emily sementara dokter kemudian memeriksa keadaan Emily lalu memberikan tindakan medis. Dokter juga membantu mengeluarkan plasenta yang masih tertinggal di dalam perutnya.

"Bagaimana dokter keadaan istri dan putraku? Mereka baik-baik saja kan?" Tanya Felix yang langsung diangguki oleh dokter. Setelah memeriksa keadaan Emily dan putranya dan semuanya baik-baik saja, dokter kemudian berpamitan pulang. Sementara Emily dan Felix saat ini sedang di landa perasaan bahagia karena kelahiran putra pertama mereka.

Keduanya saat ini sedang berbincang dan perasaan mereka benar-benar sangat bahagia saat ini. Emily dan Felix kemudian memberi nama putra pertama mereka dengan nama Edward Walker. Felix dan Emily merawat dan membesarkan Edward dengan penih kasih sayang meski saat ini kehidupan mereka masih sangat sederhana.

Beberapa tahun setelah kelahiran Edward, peternakan dan perkebunan milik Felix berkembang pesat. Kehidupan mereka pun saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Edward juga sudah memiliki dua orang adik yang keduanya sama-sama laki-laki. Yang satu bernala Edrick Walker dan yang paling kecil bernama Alan Walker.

Edward dan kedua adiknya hanya terpaut usia masing-masing satu tahun, mereka bertiga saling menyayangi satu sama lain. Hanya saja perubahan pada diri Edward sangat jelas terluhat setelah dia memasuki sekolah menengah atas. Edward cenderung pendiam dan dia lebih suka menyendiri dengan buku-bukunya. Edward sangat menyukai sains. Dia bahkan selalu melakukan penelitian-penelitian tentang sesuatu yang membuatnya tertarik dan entah apa yang dipikirkannya. yang pasti sekarang Edward menjadi sangat tertutup kepada siapapun.

Emily dan Felix yang menyadari hal itu menjadi agak khawatir dengan perkembangan psikologis putra pertamanya. Edward benar-benar seperti hidup dalam dunianya sendiri dan dia lebih banyak mengurung diri di dalam kamarnya. Bahkan terkadang Edward tiba-tiba meminta ijin untuk tidak pulang dan malah tinggal di dalam rumah pohon yang ada di area perlenbunan. Hal ini benar-benar membuat kedua orangtuanya merasa sangat khawatir.

Suatu hari, Edward menemui kedua orangtuanya. Dia mengatakan sesuatu yang membuat Felix dan Emily merasa sangat terkejut dan tidak percaya. Edward benar-benar membuat mereka sangat terkejut dengan apa yang dia katakan saat itu.

"Ayah, Ibu, aku baru saja lulus dari sekolahku. Saat ini aku juga mendapat beasiswa di University of Oxford di inggris jurusan sains dan tekhnologi komputer. Aku sekarang sudah mengisi formulir pendaftaran dan aku harus meminta persetujuan dan tanda tangan kalian." Ucap Edward sambil menyerahkan selembar kertas yang sudah dia isi dan kini hanya tinggal di tanda tangani oleh Wmily dan Felix yang masih tercengang dengan pencapaian yang sudah diraih putra sulungnya yang pendiam dan suka menyendiri.

"Apa maksudmu, Edward? Bukankah kamu masih kelas dua sekolah menengah atas? Kenapa sekarang tiba-tiba kamu lulus dan mendapat beasiswa?" tanya Emily penuh keheranan. Saat ini hati dan pikirannya campur aduk. Di satu sisi dia merasa sangat bahagia karena putranya sangat pintar, disisi yang lain dia seperti tidak mengenal putranya sendiri. Emily benar-benar melihat Edward seperti orang asing yang sama sekali tidak dia kenal.

"Sayang, tenanglah dulu! Kita dengarkan penjelasan Edward dulu. Aku yakin dia memiliki alasan dan penjelasan dengan apa yang dia katakan saat ini. Kamu jangan menduga-duga, kita akan meminta Edward menjelaskan semuanya." Ucap Felix mencoba tetap tenang meski sebenarnya dia juga sangat terkejut. Namun dia menduga kalau putranya mungkin mengkuti ujian akselerasi yang sering diadakan di setiap sekolah karena memang daya tangkap masing-masing murid sangat berbeda.

"Ayah, Ibu, maafkan aku kalau selama ini aku tidak pernah mengatakan apapun dan sekarang aku datang membawa kabar bahwa aku sudah menyelesaikan pendidikanku. Selama ini aku terus belajar dan aku akan melihat hasilnya dulu sebelum aku mengatakannya kepada kalian berdua. Aku selama ini memiliki nilai dan kemampuan menangkap setiap pelajaran yang diberian oleh guru lebih baik dari teman-temanku yang lain. Kemudian pihak sekolah memberiku tawaran untuk ikut kelas akselerasi dan aku kemudian mencoba dan hasilnya aku bisa lulus dengan nilai yang sempurna." Kata-kata Edward benar-benar membuat kedua orangtuanya sangat terkejut sekaligus bahagia.

avataravatar
Next chapter