webnovel

Suara Alami

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mo Yanyu Segera berhenti

Empat Ksatria dari keluarga Mo berdiri di samping Mo Yanyu dengan nafas terengah-engah saat keluar dari hutan. Ekspresi di wajah mereka sangat serius.

Terlihat mayat Kalu dengan kepalanya terputus dan darah segarnya masih belum mengering, tetapi seluruh tubuhnya sudah mengering seperti sudah kehilangan seluruh cairan yang ada di dalam tubuhnya, energi vital yang ada di seluruh tubuh juga tidak tersisa.

Keempat Ksatria itu berkumpul di samping Mo Yanyu, di mata mereka terlihat ekspresi terkejut, salah satu Ksatria di antara mereka berempat ragu sejenak, lalu maju ke depan dan berkata: "Nona…."

Alis matanya terlihat naik, tubuhnya yang ramping itu terlihat pelan-pelan bergetar, lalu akhirnya memutuskan: "Jangan dikejar lagi."

"Nona" Ksatria itu seperti ingin berkata sesuatu.

"Kalu berada di level bawaan lahir tingkat dua, Dia mempunyai level yang sama denganku, bahkan pengalaman bertarungnya juga lebih banyak dibandingkan diriku." Mo Yanyu tanpa daya kemudian menggelengkan kepalanya saat berkata "Entah cara seperti apa ia gunakan untuk membunuh Kalu, tetapi melihat kondisi yang seperti ini dia pasti mempunyai kemampuan untuk membunuh siapapun dari kita. Jika kita terus memaksa untuk lanjut mengejar mungkin saja kita tidak akan bisa kembali ke Shang Meng."

"Lalu kita akan membiarkannya lolos begitu saja? Nona, demi mengundang Guru Kalu kita sudah berusaha susah payah." Ksatria itu berkata.

"Selain menyerah apakah kamu mempunyai cara lain untuk menghadapinya? "

Ksatria itu tidak lagi mengeluarkan suara.

Mo Yanyu berjongkok, kemudian membalikkan badan Kalu dan memeriksanya. Dia menggeleng kepalanya sambil menggertakkan giginya saat memaki dengan suara pelan: "Sialan, semua obat dan juga buku obat semuanya sudah dibawa pergi olehnya. Kali ini kita benar-benar sudah sia-sia melakukan perjalanan ini."

Keempat Ksatria itu terdiam bersama.

"Kembali ke tempat Qiang sen, mulai dari sekarang siapapun tidak boleh bergerak sendirian!" Mo Yanyu menarik nafas dalam-dalam, lalu berdiri dan kembali ke arah semula. Mo Yanyu benar-benar membenci Shi Yan hingga ke dalam tulangnya.

...

Shi Yan berjalan tanpa arah di dalam hutan You'an.

Hasrat membunuh ganas yang ada di dalam tubuhnya seperti monster yang secara perlahan menelan akal sehatnya. Emosi liar kejam dan ganas, haus darah, seperti kuda liar yang yang bergerak liar di dalam otaknya. Pandangannya pelan-pelan kabur, diam-diam merasakan kekuatan yang ada di dalam tubuhnya sudah tidak bisa terkontrol lagi.

Pada saat itu tubuh Shi Yan sudah sangat lelah, tangan dan kakinya sudah tidak memiliki tenaga. Saat ini jika dia bertarung dengan orang lain maka dia pasti mati. Shi Yan tidak tahu dirinya bisa bertahan berapa lama, juga sama sekali tidak menyangka bahwa akan terjadi perubahan aneh seperti ini dalam tubuhnya dan tidak ada tindakan pencegahan darurat.

Hasrat membunuh yang ada di dalam hatinya tiba-tiba meledak, Shi Yan bernafas dengan terengah-engah, kedua bola matanya tidak bisa melihat apapun. Dalam otaknya hanya ada suara yang tidak berhenti terulang: "Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh!"

Dalam hati Shi Yan mengerti, dia akan segera kehilangan akal sehatnya dan berubah menjadi monster haus darah yang hanya tahu membunuh.

...

Suara kecapi yang jelas dan merdu tiba-tiba terdengar dari kejauhan. Kecapi itu seperti butiran mutiara yang jatuh ke atas piring, seperti dentingan suara liontin giok, mengalir dengan lembut seperti burung yang mengepakkan sayapnya dengan ringan juga seperti aliran mata air yang tenang. Sangat indah didengar dan mempesona, kemampuan memainkan kecapi tersebut sudah mencapai puncak.

Suara dentingan kecapi yang elegan itu seperti tangan yang lembut tak bertulang meraba hatinya, membuat hasrat membunuhnya yang ganas kembali waras, membuat akal sehatnya yang hampir hilang itu pelan-pelan kembali jelas dan normal.

Di bawah bantuan kecapi itu, Shi Yan yang hampir menggila kembali menemukan akal sehatnya, lalu dengan wajah yang mabuk kepayang oleh suara kecapi itu pelan-pelan menuju ke arah suara yang indah itu. Seluruh tubuhnya seperti berada di dunia yang jauh. Hasrat haus darah yang ada di dalam tubuhnya itu sedikit demi sedikit menghilang tanpa jejak.

...

Di dalam sebuah lembah gunung kecil yang penuh dengan bunga dan rumput, terlihat bayangan tubuh yang manis dan sepasang tangan yang sedang memainkan kecapi. Kedua kakinya bersilang dan duduk di di antara bunga-bunga. Pelan-pelan menggoyangkan kepalanya sambil memainkan kecapi itu, sama sekali tidak menyadari Shi Yan yang pelan-pelan mendekat.

Shi Yan berdiri di jarak ratusan meter, sambil memandangi bayangan tubuh indah yang sedang membelakangi dirinya. Pelan-pelan memejamkan matanya kemudian membiarkan pikirannya tenggelam ke dalam suara kecapi yang indah itu.

Setelah lewat beberapa saat, suara kecapi itu pelan-pelan merendah dan akhirnya berhenti.

Shi Yan yang sedang mabuk dalam buaian suara kecapi itu tiba-tiba terbangun. Dia merasakan hasrat haus darah yang ada di dalam tubuhnya sirna, seperti tidak pernah muncul sama sekali sebelumnya!

Tetapi tubuhnya tetap saja terasa berat, dan dadanya terasa sangat sakit. Serangan dari Kalu tentu saja membuat dia terluka lumayan parah. Dengan teliti Shi Yan mengamati sebentar, dia menyadari pusaran yang ada dalam inti energi masih berputar, lalu lanjut memurnikan energi vital yang berasal dari tubuh Kalu.

Bayangan orang yang sedang memainkan kecapi yang jauh tersebut pelan-pelan memalingkan badannya ke arahnya. Dia menaikkan alisnya kemudian kedua matanya bertemu dengan mata Shi Yan.

Tubuh Shi Yan pelan-pelan bergetar, pandangan matanya bersinar, Shi Yan sama sekali tidak bergerak dan hanya memandanginya, lalu berkata: "Cantik!"

Gadis cantik itu mengenakan gaun putih, penampilannya seperti masih berumur delapan belas hingga sembilan belas tahun, bola matanya terlihat cerah, kulit tubuhnya yang berwarna putih seperti salju, bersatu sempurna dengan sikapnya yang bebas dan alami serta cantik dan polos. Ternyata dia juga seorang wanita cantik yang setingkat dengan Mo Yanyu.

Wanita cantik itu memandangi Shi Yan, kemudian diam-diam membalikkan tubuhnya sambil memeluk kecapi, lalu menggerakkan tubuhnya yang elegan berjalan ke arah sungai kecil yang berjarak ratusan meter.

Shi Yan mendesah dalam hati, kualitas wanita cantik yang ada di dunia ini benar-benar nomor satu. Di sini dia baru melihat dua orang wanita, keduanya sama-sama bisa menawan hati, begitu menarik perhatian.

"Nona, terima kasih atas suara kecapi anda, apakah aku boleh…." Dia melihat gadis cantik itu berjalan semakin jauh, Shi Yan berteriak dengan nada tinggi.

"Bocah, cukup sampai di situ."

Sebuah bayangan orang tiba-tiba turun dari pohon yang ada di depan, seorang pria paruh baya yang seluruh wajahnya penuh dengan jenggot, memakai pakaian Ksatria yang berwarna coklat keabu-abuan, pinggangnya lebar dan tubuhnya kekar, sebuah pedang besar menghadang di depan Shi Yan, wajahnya yang tampak seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum itu memandangi dia.

Shi Yan dalam hati terkejut, seluruh tubuhnya penuh dengan kewaspadaan. Dari tubuh lelaki tersebut dia dapat merasakan sebuah aura yang sangat mengerikan.

Tanpa berpikir panjang, Shi Yan segera menyadari lelaki tersebut merupakan Ksatria yang levelnya lebih tinggi daripada dia. Lelaki itu mengamatinya, tanpa sengaja memberikannya tekanan. Shi Yan merasakan dia seperti gunung tinggi yang tidak bisa goyah.

Mundur selangkah, Shi Yan menunjukkan dirinya sama sekali tidak mempunyai niat jahat, tertawa sebentar lalu berkata: "Suara indah kecapi milik nona yang cantik itu benar-benar membuat orang terpesona, aku hanya ingin mendengar lebih banyak suara kecapinya, aku sama sekali tidak mempunyai niat yang lain."

Gadis yang cantik mempesona ini, mempunyai kemampuan bermain kecapi yang hebat, suara kecapi yang kelihatan jelas dan manis itu bisa menahan hasrat membunuh yang ada di dalam tubuhnya. Shi Yan tidak yakin hasrat membunuh yang ada di dalam tubuhnya tidak akan muncul lagi, karena itu dia butuh sarana untuk mengontrol hasrat membunuh yang ada di dalam tubuhnya.

"Aku tahu kau hanya seorang lelaki hidung belang, sama sekali tidak ada niat yang lain, jika tidak, kau tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang." Lelaki itu tertawa, lalu berkata: "Tetapi tempat ini bukan tempat bagimu untuk melampiaskan nafsu, aku menyarankan padamu untuk menjauh dari kami, daripada mendatangkan malapetaka bagi dirimu sendiri."

"Baik." Shi Yan mengangkat tangannya juga tidak memaksa, dia hanya memandang bayangan tubuh yang berdiri di kejauhan itu, lalu membalikkan badannya dan meninggalkan tempat itu.

...

"Paman Luo, tubuh orang ini penuh dengan aura jahat yang kuat. Tadi seluruh tubuhnya penuh dengan aura membunuh. Dia hampir saja kehilangan akal sehat, tapi setelah dia sadar, dia masih berani menampakan diri, pandangan matanya juga… begitu kurang ajar, harusnya dia bukan orang yang diutus oleh 'An Ming'. Mu Yudie teringat dengan tatapan mata Shi Yan yang penuh hasrat, kemudian merasa sedikit tidak nyaman.

Orang itu sepertinya sama sekali tidak menyembunyikan hasrat yang ada di dalam hatinya.

Meskipun orang lain mempunyai hasrat yang sama seperti dia, biasanya seseorang setidaknya akan berusaha sedikit menutupinya, diam-diam menatapnya dan juga tidak berani mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran mereka. Tetapi tatapan mata penuh hasrat orang itu sama sekali tidak berusaha disembunyikan sedikitpun, seperti ingin menelannya hingga puas, Mu Yudie dapat merasakan hasrat Shi Yan yang terlihat dari tatapan matanya.

"Dia sudah pasti bukan orang yang diutus oleh 'An Ming', orang yang biasa diutus oleh 'An Ming' setidaknya berada di level bawaan lahir, sedangkan bocah itu hanya berada di level setelah kelahiran." Luo Hao tertawa lalu berkata: "Tetapi, bocah itu memang terlihat sedikit menarik. Belum sampai level bawaan lahir dia bahkan berani menatap wajah indah dewi kecil yang berada di level posisi manusia tingkat tiga ini dengan tatapan penuh hasrat, benar-benar nekat, hehe."

"Ah, aku masih belum tahu kapan baru bisa kembali normal, sekarang aku sama sekali tidak bisa menggunakan kekuatan." Mu Yudie hanya bisa mendesah dengan suram, dalam hatinya penuh dengan kekhawatiran, "Paman Luo, jika benar-benar sudah tidak bisa bertahan kalian jangan memperdulikan aku, aku… sudah mempersiapkan diri sejak awal."

"Apa yang kamu katakan?" Wajah Luo Hao menjadi serius, dengan nada menegur ia berkata: "Kita sudah hampir mencapai Shang Meng. Yang penting kita bertahan sepuluh hari hingga setengah bulan kita sudah pasti bisa melewati hutan You'an. Setelah kita sampai Shang Meng, 'An Ming' tidak akan bisa menyentuh kita lagi."

Suara siulan yang aneh terdengar dari kejauhan, tidak beberapa lama kemudian dua orang lelaki dan seorang perempuan yang seperti prajurit bayaran keluar dari dalam hutan. Satu orang yang memimpin mereka ekspresinya kelihatan serius, setelah sampai ke tempat mereka kemudian segera berkata: "Paman Luo, kami tidak berhasil mengejar para pengikut 'An Ming'."

Luo Hao menganggukkan kepalanya sambil menaikkan alisnya lalu berkata: "kita akan segera berangkat, harus segera memilih jalan yang baru. Jika tidak orang yang diutus oleh 'An Ming' pasti akan segera mengepung tempat ini."

Kelompok yang terdiri dari lima orang ini kemudian bersiap-siap, tanpa menunggu lama kemudian buru-buru pergi dari tempat itu.

...

Baru saja meninggalkan orang-orang itu, hasrat haus darah yang ada di dalam hati Shi Yan kemudian pelan-pelan bangkit lagi.

Hasrat haus darah ini berhubungan dengan energi vital dari tubuh Kalu. Kalu berada di tingkat level bawaan lahir, aura tubuhnya penuh dengan berbagai macam emosi negatif. Titik akupuntur nya sedang berusaha untuk memurnikan kekuatan itu, tetapi emosi negatif yang menyebalkan itu bisa tiba-tiba muncul dan itu merangsang hasrat yang ada di dalam tubuhnya.

Suara kecapi gadis itu bisa menahan hasrat yang ada di tubuh Shi Yan, sehingga membuatnya tidak segera kehilangan akal sehat dan jatuh ke dalam kondisi yang penuh dengan kegilaan. Tetapi titik akupuntur yang ada di dalam tubuhnya sedang berusaha untuk memurnikan kekuatan dari Kalu. Sebelum berhasil memurnikan semuanya, dia bisa saja sewaktu-waktu kembali menggila.

Sebelum inti energi yang didapat dari tubuh Kalu itu berhasil dimurnikan, gadis cantik itu adalah satu-satunya sarana agar Shi Yan tetap sadar!

Merasakan hasrat haus darah yang ada di dalam tubuhnya pelan-pelan naik ke kepalanya, hati Shi Yan terasa berat, dia ragu sejenak lalu mengejar ke arah tempat gadis itu berada.

Sepertinya suara alami kecapi dari gadis itu bisa membuat dirinya kembali tenang untuk sementara. Hanya dengan mengikuti gadis itu barulah Shi Yan mempunyai kesempatan untuk mendengar kembali suara kecapi yang indah itu.

...