webnovel

Pria Terkemuka Seperti Mu Feichi

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Dia baru saja mengalami pergulatan dengan Dewa Kematian. Makhluk kecil ini menang memiliki keterampilan medis yang luar biasa, pikir Mu Feichi. Saat para remaja seusia Yun Xi masih tidak tahu bagaimana caranya mengendalikan preferensi mereka, Yun Xi sudah bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Yun Xi seharusnya menjadi bangga karena hal ini. Namun, Mu Fei tidak melihat jejak kebanggaan di mata gadis ini.

Di mata Yun Xi, hal itu sepertinya hal yang biasa. Ia mungkin tidak tahu bahwa penyelamatan nyawa seperti itu adalah rahmat besar bagi keluarga Shen. Padahal, jika Yun Xi membuka mulutnya, keluarga Shen dapat memberikan apapun yang ia inginkan. Namun, ia tidak melakukannya. Ia tidak meminta apa pun. Bahkan, ketika Nyonya Shen berbicara tentang keluarga Yun, ia sengaja menyembunyikan hubungannya dengan keluarga Yun.

Di usia muda, Yun Xi tidak hanya bisa bertarung melawan serigala, tapi juga mencicipi rasa obat terlarang hingga membuat Han Wanling tidak bisa menentangnya. Hari ini, Yun Xi menunjukkan pada Mu Feichi bahwa ia bisa memegang pisau bedah dengan mahir untuk melakukan laringektomi (operasi laring) dalam kondisi darurat.. Gadis kecil di depan Mu Feichi ini seperti kabut yang menghantuinya dan membuatnya semakin ingin tahu tentang kebenaran di balik kabut itu.

Yun Xi menatap santai pria tampan di depan matanya dengan dagu terangkat. Matanya berkedip-kedip seperti bintang yang berpendar lembut. Bisa dibilang bahwa gadis ini salah karena belum pernah bertemu pria terkemuka seperti Mu Feichi.

Hari ini, Mu Feichi tidak mengenakan pakaian formal dan semua pria di kereta mengenakan pakaian kasual. Ia hanya mengenakan kemeja abu-abu, celana panjang hitam, dan sepatu kasual putih. Pakaian kasual yang dikenakannya menunjukkan postur tubuhnya yang tegak dan tegap.

Saat ini, Mu Feichi bersandar di kursi dan menatap Yun Xi diam-diam. Ia melipat kakinya yang panjang sambil meletakkan satu tangan di atas meja kecil dan satu tangan lain di lutut. Jelas, ini hanyalah sedang bersikap santai. Namun, ketika Mu Feichi yang melakukannya, ia memancarkan pesona yang tak dapat dijelaskan. Pria ini memiliki aura yang luar biasa, seperti semacam aura seorang raja yang tersembunyi. Namun, sosoknya tampak tertutup dan menghanyutkan hingga membuat orang tidak berani bertingkah di depannya.

Dalam kehidupan terakhirnya, Yun Xi hanya benar-benar menghargai pria seperti Han Yaotian. Di bawah kegilaan cinta butanya, ia tidak memperhatikan pria lain. Namun, setelah ia melompat keluar dari lingkaran obsesinya yang aneh, ia menyadari bahwa Han Yaotian sungguh tidak bisa dibandingkan dengan Mu Feichi yang memancarkan kemuliaan seperti naga dan burung foniks.

Mu Feichi adalah putra yang diturunkan dari khayangan dengan kebanggaan. Ia ditempa dengan kuat dan sengit dalam hujan darah yang jarang terjadi. Ia memiliki keagungan, keberanian, dan kemuliaan seorang pria yang berpangkat tinggi dan tidak dapat diraih. Sedangkan, Han Yaotian hanyalah seorang pemuda kaya dengan aura menarik yang bermain dalam dunia bisnis dan terlibat dalam intrik dengan cara apapun.

Yun Xi melihat Mu Feichi sambil berpikir, Seberapa buta aku dalam kehidupan terakhirku? Pelajaran yang luar biasa!

Ini adalah pertama kalinya Mu Feichi ditatap begitu lama. Tanpa kepura-puraan, tanpa penghindaran, dan tanpa niat terselubung. Saat kereta melaju melintasi dataran, sinar matahari di luar jendela jatuh di wajah Yun Xi yang lembut dan membiaskan cahaya lembut di sisi wajahnya. Ia sedikit menopang dagunya dan rambut panjangnya yang dikuncir ekor kuda menggantung di lengannya.

Bulu mata Yun Xi yang tebal berkedip seperti kipas, seolah bulu-bulu itu menggelitik jantung Mu Feichi hingga membuatnya gatal dan mati rasa. Mu Feichi menurunkan kakinya dengan cepat. Di bawah meja, kedua lutut pria itu bersandar pada lutut Yun Xi. Suasana ini sedikit ambigu.

Yun Xi sedikit mengerutkan alisnya, lalu ia bersandar dan memiringkan kakinya untuk menghalangi lutut Mu Feichi yang mendekat. Melalui celananya, ia masih bisa merasakan panas tubuh pria ini. Ia tiba-tiba teringat bahwa di hutan, Mu Feichi telah mengambil ciuman pertama Yun Xi dalam hidup ini saat masih dipengaruhi obat.

Wajah Yun Xi sontak memerah. Dalam kemarahan, ia menendang lutut Mu Feichi yang terus condong ke arahnya. Namun, pria itu memiliki insting yang tajam. Saat Yun Xi hendak menendangnya, Mu Feichi merentangkan kakinya yang panjang untuk menghentikan serangan gadis itu. Kedua orang itu saling beradu di bawah meja, seakan sedang berduel kungfu. Tidak ada yang mau mengalah dan pergi.