webnovel

Sekali Menangis, Dia Pasti Kehabisan Akal

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ye Jiaqi merasa tidak tahan dan langsung menjawab ucapan Qiao Qinian, "Tuan Qiao, anda berpikir terlalu jauh. Aku hanya tidak berhati-hati menyentuhmu. Kalau pun aku naik ke tubuh orang lain, aku tidak akan naik tubuh Tuan!"

Bagi Ye Jiaqi, suatu kesalahan fatal hanya boleh dilakukan sekali seumur hidup. Saat itu, kejadian tersebut sungguh cukup baginya sebagai pelajaran seumur hidupnya. Qiao Qinian bukanlah manusia, dia adalah seekor serigala. Serigala yang akan memakan manusia tanpa menyisakan apapun. Dan Ye Jiaqi tidak ingin lagi dan tidak berani untuk kembali macam-macam dengannya. 

Tidak disangka, setelah Ye Jiaqi selesai bicara, wajah Qiao Qinian berubah menjadi lebih tenang. Laki-laki itu lalu melihat ekspresi Ye Jiaqi yang tidak senang dan mata yang terlihat memerah.

"Katakan sekali lagi," kata Qiao Qinian.

Ye Jiaqi tidak berani berbicara lagi. Apa yang barusan dia katakan terucap dengan begitu cepat. Perempuan lalu itu menundukkan kepalanya dan memainkan kedua tangannya karena tidak tenang. Bahkan, dia tidak berani menatap Qiao Qinian sama sekali. Dalam beberapa saat saja, suasana atmosfer dalam mobil itu hening. Bahkan, Ye Jiaqi dapat mendengar suara angin yang berada di luar. 

"Kamu takut?" tanya Qiao Qinian sambil menatap Ye Jiaqi dalam-dalam.

"..." Ye Jiaqi benar-benar bungkam, dia sungguh ketakutan. Padahal, dia bisa tidak takut kepada Qiao Qinian, tapi entah kenapa dia takut mati. Namun, jika dirinya berbuat macam-macam kepada Qiao Qinian, itu artinya sama saja dengan setor nyawa kepada Qiao Qinian. 

Kejadian 3 tahun lalu adalah contoh paling pas untuk mencerminkan sikap Qiao Qinian. Bahkan, anak Ye Jiaqi yang masih berumur 7 bulan dalam kandungannya saja bisa habis di tangan Qiao Qinian. Kalau saja dia berani mencari gara-gara dengan Qiao Qinian, laki-laki itu pasti memiliki ribuan cara untuk membalas dan membuatnya menderita.

"Kamu harusnya menunjukkan wajahmu sebelum kamu berbicara. Sekarang tunjukkan padaku, bisa?" tanya Qiao Qinian. 

Melihat Ye Jiaqi yang tampak merasa bersalah, Qiao Qinian takut kalau detik berikutnya perempuan itu akan meneteskan air matanya. Karena, setiap kali pasti ada saja hal seperti ini. Dulu, setiap kali dirinya menegur Ye Jiaqi beberapa kalimat saja, Ye Jiaqi pasti mulai menangis sambil tersedu-sedu. Dan ketika Ye Jiaqi sudah mulai menangis, dia pasti akan kehilangan akal. 

Setelah itu, Ye Jiaqi mulai nakal. Namun, hanya dengan melihat wajah Qiao Qinian yang masam, dia pasti mulai menangis. Tidak jarang juga kalau hal itu hanyalah tangis tipuannya. Dan itu hanya terjadi tiap kali Qiao Qinian akan menegurnya.

Kebiasaan buruk ini sudah berlalu selama 3 tahun. Tapi Qiao Qinian juga masih belum bisa merubahnya. Melihat Ye Jiaqi yang seperti ini, lagi-lagi dia merasa kehabisan akal. Sedangkan Ye Jiaqi masih saja tidak berbicara, dia tampak menundukkan kepala dan tidak memperdulikan Qiao Qinian.

"Kebiasaan," ucap Qiao Qinian sambil mengangkat alisnya. Laki-laki itu akhirnya mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. 

Tanpa berkata apa-apa, Qiao Qinian terlihat memejamkan matanya sambil menghisap batang rokoknya. Melihat Ye Jiaqi yang seperti ini, semua itu adalah kebiasaan yang timbul karena dirinya. Di Kota Jing ini, siapa yang berani menunjukkan wajahnya kepada Qiao Qinian? Hanya Ye Jiaqi lah yang berani melakukannya.

Mobil hitam mewah merek Rolls Royce terus melaju… Tidak lama, mobil mewah itu berhenti di tempat dengan pemandangan yang indahnya bagaikan di surga. Dari kejauhan, gunung-gunung hijau terlihat berjajar dan menawan. Musim panas yang hangat, membuat tumbuhan-tumbuhan tumbuh subur, dengan sumber mata air jernih yang berada di bawah pegunungan. 

Air segar mengalir dari celah-celah pegunungan. Mata pun seolah sedang dimanjakan oleh bunga-bunga indah bermekaran dimana-mana. Lebah-lebah juga tampak sibuk menari, dan terlihat kupu-kupu dengan sayap indahnya beterbangan di atas bunga-bunga indah itu. Udara dipenuhi dengan aroma segar oleh kebun bunga yang luas dan bunga mawar yang tumbuh dengan cantik.

Sudah 3 tahun lamanya Ye Jiaqi tidak mendatangi rumah ini. Melihat segala hal yang terekam jelas di otaknya, seketika membuat hati Ye Jiaqi berdebar. Dia terlalu hafal dengan semua ini… Bagaimana tidak, dia pernah hidup selama 12 tahun di sini. Sejak kedatangannya hari itu, sia sudah menganggap rumah ini sebagai rumahnya sendiri. Rumah yang selalu memberikan kehangatan baginya. Tentu saja, jika tidak terjadi kejadian 3 tahun lalu... 

Mobil mewah itu berhenti di depan pagar baja yang tinggi. Terlihat sudah banyak pengurus rumah yang berdiri berjajar menyambut mereka. Sopir lalu menghentikan mobilnya, kemudian turun untuk membukakan pintu mobil belakang, "Tuan Qiao." katanya dengan hormat.

Ye Jiaqi merasa sedikit canggung, Bagaimana aku harus menghadapi orang-orang yang aku kenal ini? Apa yang harus aku katakan… batinnya dengan wajah yang perlahan memerah. Sebab, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Sedangkan Qiao Qinian telah turun dari mobilnya. Laki-laki itu terlihat berjalan memutar ke arah Ye Jiaqi dan mengetuk jendela mobilnya, "Turun." perintahnya.

Pikiran Ye Jiaqi rasanya tercerahkan oleh sesuatu. Sesaat, dia ingin untuk keluar dari situasi ini. 

Namun, ketika melihat Ye Jiaqi yang melamun, laki-laki itu tampak mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Rumah sendiri juga tidak mengenalinya?" 

Mendengar suara Qiao Qinian, Ye Jiaqi mengangkat kepalanya. Perempuan itu menggeleng, tapi detik berikutnya juga mengangguk. 

"Tuan Qiao." kata seseorang.

"Bibi Lu!" teriak Ye Jiaqi. Di waktu ini, dia mendengar suara yang sangat dia kenal, orang itu adalah Bibi Lu. Kemudian, Ye Jiaqi langsung loncat keluar dari mobil. Mungkin karena terlalu bersemangat, baru saja dia keluar dari mobil, namun kepalanya tiba-tiba terbentur sesuatu yang keras dari pintu mobil tersebut...