webnovel

Qiao Chengfan Adalah Anak Angkat Tuan Qiao

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Qiao Chengfan menangis tersedu-sedu dan tidak berhenti. Bahunya juga terlihat tidak berhenti bergetar. Sebab, dia tidak bisa menghentikannya. 

Sedangkan pengurus Sun tidak berani untuk membentak Qiao Chengfan. Jadi, dia hanya menunggu badai itu untuk segera berhenti. 

Sekejap udara di sekitar mereka menjadi lebih dingin. Sangat hening. Hanya terdengar suara isakan Qiao Chengfan. Pengurus Sun kemudian diam-diam melirik ke arah Qiao Qinian. Benar sekali, raut wajah Tuan Qiao agak tidak enak. Tapi, dia tidak mengatakan apa-apa. 

Laki-laki itu kemudian berbalik badan dan berjalan meninggalkan anaknya yang sedang menangis. Suara derap langkah sepatu kulit Qiao Qinian terdengar di lantai yang beralaskan kayu itu. Tidak lama, derap langkah itu pun sudah tidak terdengar lagi. 

Setelah Qiao Qinian pergi, pengurus Sun baru merangkul pundak Qiao Chengfan sambil mengusap wajahnya yang berlinang air mata, "Tuan Muda, selanjutnya Tuan Muda tidak boleh bicara seperti itu lagi. Tuan Qiao tidak suka itu." katanya.

Qiao Chengfan lalu menarik bahu pengurus Sun dengan wajah yang kasihan, "Bibi Sun, Bibi Sun. Apa aku ini diadopsi?" tanyanya.

"Tidak Tuan Muda. Sudah, Tuan Muda jangan tanya yang aneh-aneh lagi," jawab pengurus Sun. Dia tidak berani banyak bicara, karena sebenarnya dia juga tidak tahu apa-apa. Dia hanyalah pengurus rumah yang dipekerjakan oleh Qiao Qinian saat di London. 

Ketika pengurus Sun datang, Qiao Chengfan masih sangat kecil. Jadi, dia hanya melakukan pekerjaannya dan tidak menanyakan tentang apapun. Tentu saja, Tuan Qiao juga sangat membenci orang yang suka bergosip. 

Pernah ada seorang pelayan di rumah Tuan Qiao yang dipecat karena membicarakan ibu Qiao Chengfan. Dan dia dikeluarkan dengan tidak baik dari rumah itu. 

Saat pertama kali pengurus Sun bekerja, dia juga sempat mengira kalau Qiao Chengfan adalah anak angkat Tuan Qiao. Lagi pula, dia juga sama sekali tidak pernah melihat seorang perempuan pun yang tinggal di rumah Tuan Qiao. 

Tapi setelah itu, ketika Qiao Chengfan sudah tumbuh lebih besar, anak kecil itu semakin diperhatikan semakin mirip dengan Tuan Qiao. Namun, pengurus Sun juga tidak banyak bertanya. Dia hanya mengikuti Tuan Qiao sejak di London hingga saat ini berada di Kota Jing. Mungkin karena dia tidak banyak bicara dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Jadi Tuan Qiao bisa mempercayainya dan bisa lebih tenang.

"Kalian semua bohong. Ayah pasti mengadopsiku. Kalau tidak, mengapa aku tidak punya ibu?" tanya Qiao Chengfan dengan masih marah rupanya. Semakin menyuruh anak itu untuk tidak berbicara, dia justru semakin ingin berbicara.

"Tidak, Tuan Muda," kata pengurus Sun yang hanya bisa terus menenangkan Qiao Chengfan. "Sudah kenyang belum? Ayo kita pulang." katanya melanjutkan.

"Tidak mau, adik marah." jawab Qiao Chengfan.

"Eh…" gumam pengurus Sun yang sedikit tidak berdaya dengan sikap Tuan Muda ini. 

Qiao Chengfan mendengus. Dia lalu menolehkan kepalanya dan melihat-lihat di luar jendela. Tetesan air matanya terlihat masih membasahi bulu matanya yang panjang. Sinar matahari tampak menembus masuk dan menyinari wajah Qiao Chengfan. Nikmat sekali… Tapi, dia terlihat masih menahan senyumnya.

"Kalau begitu Tuan Muda, barusan Tuan sepertinya lumayan menyukai roti kepiting di sini. Apa mau aku pesankan lagi beberapa?" tanya pengurus Sun.

"Tidak, sudah kenyang karena omelan ayah." jawab Qiao Chengfan.

"..." Pengurus Sun terlihat kehabisan akal kalau sudah urusan seperti ini. 

Banyak perusahaan yang berada di tangan Tuan Qiao, jadi kalau sibuk itu sudah pasti. Selain itu, selama beberapa tahun ini, pengurus Sun juga belum pernah melihat Tuan Qiao membawa seorang perempuan ke rumah untuk bermalam. Sepertinya, selama beberapa waktu ini Tuan Muda Qiao tidak akan memiliki ibu yang bisa menemaninya. 

Qiao Chengfan terlihat duduk sebentar, lalu dia naik ke atas kursinya dan memandangi ke luar jendela. Dia saat ini sedang berada di lantai 3. Meskipun tidak tinggi, tapi bisa terlihat kalau di luar jendela sana sangat ramai.

"Tuan Muda, kita pulang yuk. Tuan juga belum pernah pulang kerumah. Aku akan membawamu melihat-lihat. Rumahnya besar, lho!" ajak pengurus Sun.

"Tidak mau." jawab Qiao Chengfan dengan ketus. Tapi setelah selesai bicara, terdengar suara langkah kaki dari tangga. 

Terdapat orang dari rumah Qiao yang datang menjemput Qiao Chengfan.

"Pengurus Sun, aku adalah pengurus rumah Qiao, Tuan Tang. Aku datang kemari untuk menjemput Tuan Muda," ucap Tuan Tang dengan segan sambil mengulurkan tangannya.

"Aku kebetulan juga sedang mengajak Tuan Muda untuk kembali," jawab Pengurus Sun sambil tertawa.

"Aku tidak pulang," jawab Qiao Chengfan. Anak kecil itu terlihat menggelengkan kepalanya hingga membuat rambutnya berkibas. Dia kemudian melihat sekilas ke arah Tuan Tang, Astaga laki-laki ini terlihat garang sekali. Dia sama sekali tidak tersenyum, batinnya.

"Tuan Muda, kita juga tidak bisa terus-terusan berada di sini," kata pengurus Sun. 

Ini juga pertama kalinya bagi Tuan Tang melihat Qiao Chengfan. Dan dia benar-benar sangat mirip dengan Tuan Qiao. Bahkan, seperti seseorang yang keluar dari sebuah cetakan. Ditambah, wajah Qiao Chengfan sangat mirip dengan wajah Tuan Qiao ketika masih kecil. 

Anak kecil itu masih duduk di kursinya karena tidak ingin pulang. Siapapun yang bilang pulang ke rumah, dia pasti langsung menggeleng. "Tuan Tang, apa Tuan tahu ibuku di mana?" tanya Qiao Chengfan kemudian...