webnovel

04 - Percekcokan

Semua pandangan tertuju pada Star saat gadis itu melangkah masuk ke dalam kelasnya. Akan tetapi, Star sendiri seolah tidak ambil pusing. Gadis itu mendudukkan bokongnya ke atas kursi lalu memasang earphone. Star memilih mendengarkan lagu dibanding bisikan hujatan padanya.

Star tersenyum menatap layar ponselnya. Gadis itu mengubah wallpaper ponselnya dengan punggung Pegasus, foto yang dia ambil dari arah belakang.

"Gue bakal berusaha keras buat ngeluluhi lo." Tunjuk Star pada layar ponselnya.

Star menaruh kepalanya di atas meja sambil mendengarkan playlist lagu kesukaannya, tetapi tiba-tiba lagu berhenti mendadak. Tali earphonenya ditarik paksa oleh seseorang, membuat Star mau tak mau mengangkat kepalanya. Sosok yang tidak ingin Star lihat muncul di depannya dengan melipat kedua tangan di depan dada.

Gadis itu mengisyaratkan teman-teman yang berdiri di sebelahnya untuk memberikan apa yang ia butuhkan. Sebuah cermin berukuran sedang kini sudah dalam genggaman gadis yang berdiri di depan Star. Semua orang di dalam kelas begitu excited dengan kedatangan gadis tercantik ke kelas mereka.

Moon, gadis yang dinobatkan sebagai gadis tercantik di sekolahan, mengarahkan cermin di tangannya ke arah Star.

"Sebaiknya lo lebih sering berkaca di cermin sebelum lo melakukan hal yang memalukan," ucap Moon seolah sedang menasihati Star.

Star tersenyum miring mendengarnya. "Apa urusan lo ngatur-ngatur gue?" Moon mengggeram mendengar balasan ketus Star.

"Lo seharusnya tau diri, kalo lo gak pantes buat Pegasus!" Tanpa menunggu lama, api amarah Moon tersulut begitu saja.

"Jadi, menurut lo, yang pantes buat Pegasus itu siapa? Elo?" Balasan sarkas Star membuat semua orang di sana tercengang. Belum pernah ada sejarahnya, orang yang berani membantah bahkan membalas ucapan Moon ketika dilabrak oleh gadis itu.

Moon mengibaskan rambut panjangnya, lalu membusungkan dadanya tinggi sambil menaikkan sebelah alis menatap remeh Star.

"Iya. Pegasus cuma buat Moon seorang. Jadi, mendingan lo jauh-jauh. Sampah kayak lo gak akan dilirik oleh Pangeran sekolah," desis Moon penuh percaya diri.

Star terkekeh membuat kedua alis Moon bertaut, terlihat kesal. "Kalo gue sampah di mata Pegasus, berarti lo juga sama kayak gue, sampah juga. Toh-buktinya, Pegasus gak mau deket-deket sama lo. Ah- lebih jelasnya, lo gak berhasil ngedapetin Pegasus dari dulu." Ucapan Star membuat berang Moon. Sebuah tamparan keras dilayangkan Moon pada pipi Star.

Karena begitu kuatnya tamparan Moon, membuat ujung bibir Star luka dan pipinya merah, kebas. Semua orang di sana tercengang, Moon memang begitu terkenal dengan tindakan brutalnya membully semua orang yang tidak disukainya, tetapi tidak ada yang berani untuk mengadukan tindakan gadis itu pada pihak sekolah.

Star hanya diam, tidak memberikan balasan pada Moon. Gadis itu hanya bergeming di tempat sambil menatap lekat Moon yang terlihat gugup.

"Jangan pernah samain gue sama lo. Kita beda level! Sebaiknya lo ingat peringatan dari gue ini, kalo enggak- gue bisa berbuat lebih dari sekadar tamparan seperti tadi. Dasar sampah!" Moon menatap tajam Star.

Air yang berada di belakang Star ingin maju dan memberi pelajaran pada gadis idola sekolahnya yang sudah menyakiti sahabatnya. Ucapan dan tindakan Moon sudah begitu keterlaluan, Air tidak mau membiarkannya begitu saja. Akan tetapi, lengan Air dicekal kuat oleh Star.

"Gue gak apa-apa. Jangan bertindak gegabah." Setelah mengucapkan kalimat itu, Star kembali duduk ke tempatnya dan memasang earphone, seolah tidak terjadi apa pun sebelumnya. Gadis itu mengambil sebuah plester dan menempelkannya di ujung bibirnya yang luka.

Air menatap Star dengan tangan terkepal kuat. 'Lo gak baik-baik aja, Star!'