webnovel

PAWANG WANITA

Pria normal yang sudah memiliki istri tapi merasa hidup dengan pasangannya tidak cukup. Dia yang memiliki keinginan yang cukup tinggi telah melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan termasuk saudara iparnya. Cerita mengandung 17+ konten dewasa, bijaklah dalam membaca. Terima kasih. Versi Bahasa Inggris dengan judul : FULL OF PASSION

Januar_EL_Capirco · Urban
Not enough ratings
16 Chs

Sangat Puas 2

Waktu makan bersama pun telah tiba. Frans yang usai mandi selalu disibukkan dengan pekerjaannya sering terlupa untuk makan.

"Teh, itu bang Frans enggak dipanggil buat makan?"

"Sebentar ini teteh masih menyiapkan dulu, kamu bisakan minta tolong buat panggilkan? Ya ruangannya di dekat kamar belakang dekat kolam renang."

"Iya, teh."

Nia yang dimintakan untuk memanggil Frans malah dibuat sangat risih.

Frans yang sedang mengetik itu pun langsung memintakan siapa saja di luar pintu untuk segera masuk.

'Tok, tok, tok, tok, tok, tok.' Bunyi suara ketokkan pintu dua kali.

"Siapa sih yang mengganggu? Bisa menghargai orang sibuk enggak, tahukan kalau saya sedang bekerja? Buruan masuk."

Saudara iparnya itu telah masuk dengan rambut yang sengaja dikibaskan di depan Frans.

"Ini Nia, kang. Maaf mengganggu akang."

"Oh kamu, silakan masuk. Ya bilang dong kalau itu kamu."

Mata pun menyorot ke tubuh anggun Nia. Laptop yang berisi akan tugas-tugas telah ditinggal dan memilih untuk menatap gadis di depannya.

Lidahnya yang tidak berhenti menari-nari keluar masuk telah semakin meliar. Frans yang menggigit jari itu pun mendadak menghampiri wajah simetris dengan cukup dekat.

"Akang mau apa?"

"Sudah diam saja, kamu itu adik ipar menggemaskan dan sekarang kamu akang menjadi milik akang pokoknya."

Bibir itu ingin juga menyentuh pada bibir, namun yang ada Nia masih cukup berani untuk menolak.

"Ah akang, Nia itu masih polos dan tidak tahu apa-apa. Lagian itu akang sudah milik teh Hana, sudah sekarang kita makan."

"Iya. (Sial belum dapat bibir merah itu, tapi tenang Frans cepat atau lambat dia bisa kamu ha ha ha ha.)"

"Kok malah bengong sih, kang?"

"Maaf, maaf. Iya, iya."

Mereka berdua pun berjalan menuju ke ruang makan dengan berusaha juga Frans ingin merangkul gadis di sampingnya tapi Nia lebih dulu tahu dan mempercepat langkah kaki.

Jamuan makan telah terpampang di meja dan tentunya hidangan super mewah sudah tersaji.

Frans yang tanpa pandang bulu jika sang istri di samping menunggu tawaran duduk malah memilih menggeser kursi untuk Nia.

"Silakan duduk, ya kamu pasti belum pernah makan seperti ini. Ya secara makanan di sini pasti juga khusus orang kaya saja."

Laki-laki itu pun membiarkan sang istri masih berdiri dan dengan cukup sibuk mengambil nasi satu centong untuknya, sementara Frans sendiri terpaku dengan tatapan kosong ke arah Nia yang terpesona akan kemolekkan.

"Oh ya Hana, buatkan aku jus jambu dengan susu kental."

"Nanti ya mas? Aku sekarang lapar."

"Bisa mendengar bahasa manusia? Saya ingin minum jus jambu dengan susu kental, sekarang!"

"Baik, mas."

Nia yang penuh akan kepolosan telah membela saudaranya, tapi Frans justru mengajari dengan cara yang salah.

"Akang, akang tidak boleh seperti itu. Lagian itu istri akang."

"Nia, adikku. Kamu harus belajar dewasa sekarang, ya orang itu dikatakan istri maupun pasangan ya harus sepadan."

"Maksudnya, kang Frans?"

"Ya kamu kan tahu jika si Hana itu hanya lulusan SLTA, ya saya tidak mau dong kalau kedudukkan saya bergeser karena masalah menyamakan dengan dia."

"Tapi, kenapa akang mau duduk sama Nia?"

"Sudah, sekarang tugas kamu makan ya makan saja. Makan sepuasnya dan jika butuh apa bilang."

Menghadapi ini Frans justru terlihat semakin menjadi-jadi tanpa memedulikan perasaan sang istri.

Hana yang sudah membuatkan jus diminta pun akhirnya bergabung masih menganggap jika Frans diambang level biasa.

'Clunting'

Di tengah-tengah sedang makan telah terdengar suara pesan masuk di ponsel Frans.

Dia pun merasa jika yang menghubungi kemungkinan adalah orang-orang penikmat nafsunya.

Hati Frans cukup gelisah akan hal ini, tapi bukan maksud ke arah istri memergokinya tetapi justru hal lain.

"(Aduh, ini kalau enggak dua orang itu siapa lagi? Tenang, Frans. Kamu harus bermain cantik di depan Nia, ya minimal sembunyikan perselingkuhan maupun hasrat terpendamku.)"

Siapa sangka jika lamunan itu telah membuat Frans terkejut sendiri.

Sang istri yang memanggil dirinya dua kali membuatkan minuman itu justru menumpahi celananya.

"Maaf mas, maaf. Aku sama sekali tidak sengaja membuat kamu kaget, bentar aku bersihkan dulu."

"Enggak usah, untung saja air putih. Dasar enggak guna! Sudah aku mau lanjut kerjain kerjaan, malas aku sama kamu. Jadi enggak nafsu lagi!"

Meninggalkan ruang makan membuat Frans merasa cukup suntuk. Dia yang hendakmengganti celana sekaligus mengecek ponselnya ternyata anggapan semua telah salah.

"Lah, tadi ada pesan tapi kok malah ternyata dari operator. Bangsat, aku kena tipu."

Dirinya yang hendak mengganti celana justru tiba saja ponsel kembali berbunyi membuat dia penasaran akan siapa malah belum seutuhnya memakai.

Celana yang basah hingga tembus di celana dalam membuat dia baru separoh memakai hingga ke arah pinggul.

Batang miliknya pun masih diluar dan pesan yang masuk itu telah merangsangnya.

"Buset ini Cantika malah telanjang begini, aduh batangku kenapa kamu ikut tegang sih?"

Menghadapi ini tentu saja membuat Frans kikuk. Dia yang gemetar menahan agar tak terjadi apa-apa malah membuatkan ingin menuju ke kolam renang.

"Lebih baik aku lepaskan kegilaan ini di kolam renang."

Frans yang tak peduli akan hawa dingin terpaksa pun bermain air di tepi kolam renang.

Tangan menakal itu pun memainkan batang, tapi ketika tinggal sedikit lagi klimaks malah sang mami video call.

Secara panggilan video dari mana saja bisa ditolak maupun tak dianggat, tetapi jika mengenai papi maupun maminya tentu membuat mati langkah.

(Percakapan Video Call)

Mami : Lama amat sih terima VC dari mami, dari mana saja?

Frans : Iya maaf, mi. Ya Frans baru pulang dari kantor dan ini mau melepas lelah

Mami : Memang istrimu tidak mengingatkan apa?

Frans : Dia baru di kamar, sudah enggak usah dibahas lagi. Mami ada apa video call, Frans?

Mami : Ini anak, orang tuanya VC bukannya senang malah kayak begini. Tunggu, itu celana kenapa basah?

Dia yang usai ejakulasi tentu membuatkan celana basah.

Wajah panik dan bingung tentu membuat Frans serba salah. "(Kalau aku matikan ini VC secara sepihak tentu saja mami akan semakin curiga, tapi kalau aku tidak menjawab tambah lagi rasa curiga mami. Sumpah ini gimana?)"

(Lanjutan Video Call)

Mami : Frans Subaktiar, apakah kamu melakukan kesalahan lagi di masa lalu?

Frans : (Wajah panik)

Mami : Jawab Frans! Apa kamu melakukan kesalahan lagi di masa lalu? Jawab!

Frans : Emm anu, mi. Anu

"(Astaga, aku jawab gimana ini? Kalau aku jawab jujur yang ada nanti seluruh harta justru disumbangkan ke yayasan, enggak aku enggak mau. Tapi ini sudah terlanjur basah, duh... Gimana dong?)"