1 Masih Single?

"Ki, dokter pengganti dok Myra ganti lagi." kata Tere sang creative producer.

"Kok ganti lagi?" tanya Kian heran.

Dokter Myra-partner kerja Kian di acara talk show Bincang sehat tengah cuti melahirkan. Otomatis mereka harus mencari penggantinya. Sebelumnya dr. Myra sudah merekomendasikan dr. Adinda, dan entah kenapa terjadi pergantian lagi di detik terakhir menuju syuting.

"Dr. Anita nya ada operasi, jadi di kasih ke temennya." jelas Tere. "Kali ini dokternya cowok lo Ki." sambung Tere.

Ah bodo amat,mau cowok ato cewek sama aja. Yang penting kerja sama mereka nanti terjali bagus, kata Kian dalam hati.

Tere menepuk pundak Kian sambil menunjuk ke arah belakang Kian, "Nah itu dokternya."

Mata Kian udah mau keluar pas liat wajah sang dokter pengganti. "Apa saya telat?" tanya dokter pengganti itu.

Tere yang terpesona makin terpesona mendengar suara bass dari si dokter. "Gak kok dok".

Kian mengerjapkan matanya berkali-kali gak percaya dengan peglihatannya.

"Lama udah gak ketemu kamu ya." suara bass si dokter membuyarkan lamunan Kian. Ia hanya menggangguk pelan tak sanggup menyahut sapaan si dokter.

"Dok,perlu kita make up in?" tanya Tere, meskipun menurutnya itu gka perlu karena si dokter sudahlah sangat tampan dari sananya.

Dokter itu cuman pake kemeja putih slim fit dengan lengan baju yang digulung sampai siku dan celana biru dongker sudah membuat semua orang mengakuinya keren. Ditambah dengan kulit sawo matang dan potongan rambut cepak khas tentar, wanita mana yang tak menaksirnya.

Si dokter hanya menggeleng pelan pada Tere. "Kalo gitu yuk kita kesana. Ayo Ki." kata Tere mengajak si dokter dan Kian. "Oiya Ki, ini namanya dokter ..."

"Keenan." sahut Kian.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Tere.

"Kami ..." "Kami temen satu kampus dulu." potong Kian pada sahutan Keenan.

"Wah bagus kalo gitu, jadi otomatis kalian dah kenal baik, jadi gampang bangun chemistry nya ya." kata Tere.

Tere meminta beberapa kru untuk memasangkan mic pada Keenan. Dan syuting pun dimulai.

"Selamat sore pemirsa juga hadirin di studio. Kembali lagi bersama saya Kiandra Lukito di Bincang Sehat. Apa kabar keluarga sehat?" sapa Kian dengan ceria. Ia berusaha menutupi kegugupannya dari tatapan Keenan.

"Pasti kalian penasaran kan sapa sih cowo yang ada di sebelah saya sekarang. Nah perkenalkan ini adalah dr. Keenan pengganti dokter Myra. Selamat sore dok." jelas Kian.

"Sore." sapa Keenan yang membuat jantung Kian brrdegup kencang.

Kian juga menyebutkan riwayat pendidikan beserta pekerjaan Keenan. Ia kagum pada pencapaian Keenan selama ini.

Tere mengacungkan papan tulis kecil yang meminta Kian untuk bertanya tentang kehidupan pribadi Keenan serta membolehkan penonton di studio untuk bertanya pada Keenan.

Kian hanya menghela nafas panjang. Ia rasanya gak sanggup bicara banyak pada Keenan tapi apa day ia harus profesional.

Salah seorang penonton, seorang ibu berusia sekitar 40an bertanya, "Dr. Keenan masih single ato gimana dok?" Keenan tersenyum mendengar pertanyaan ibu itu, "Masih bu." entah hanya perasaan Kian ato apa tapi menurutnya Keenan menjawab dengan mata yang tertuju padanya bukan pada si penanya.

Syuting berakhir dengan lancar, Kian langsung menuju ruang make up meningalkan Keenan yang tertahan di lokasi bersama Tere dan kru lainnya.

Keenan diajak Tere menuju ruang make up, katanya produser mereka ingin ketemu. Tere menawarkan cokelat hazelnut pada Keenan, ia menolak dengan halus. Kata Tere itu oleh-oleh dari produser mereka.

Saat masuk, Keenan melihat Kian tengah ingin menyuap cokelat oleh-oleh itu. Spontan Keenan memukul tangan Kian hingga cokelatnya jatuh. Kian kaget karenanya dan langsung menatap Keenan heran. "Kamu hati-hati dong kalo makan, diliat dulu kandungannya." terang Keenan. Kian langsung melihat bungkusan cokelat itu. Ia bernafas lega karena gagal makan cokelat itu.

"Makasih ya." kata Kian. Keenan mengangguk dan tersenyum hangat.

Produser mereka masuk dan mengajak mereka berbincang-bincang beberapa saat. Tidak sampai setengah jam, mereka sudah selesai bicara. Kian dan Keenan pamit pulang bersamaan.

Di dalam lift suasana kaku mulai menyerbak. "Kamu apa kabar Ki?" tanya Keenan memecah kesunyian.

Kian kaget, "Eeee, aku, eee, baik kok bang." sahut Kian terbata."Kamu?" sambungnya.

Keenan tersenyum tipis, ia senang Kian masih sama seperti Kian yang ia kenal dulu, gampang grogi bila deket dengannya. "Aku baik. Senang bisa ketemu sama kamu lagi."

Kian sedikit kaget dengan pernyataan Keenan, mukanya bersemu merah mendengar ucapan Keenan.

Keenan ingin melanjutkan pembicaraan mereka tapi hp Keenan berdering, tertulis RS memanggil di layar ponsel Keenan. Keenan mengangkatnya, "Ya, saya segera kesana. Siapkan semuanya." wajah Keenan berubah serius pasca menerima telpon."Ada panggilan dari rumah sakit. Aku pulang duluan ya." kata Keenan sesaat setelah menutup telpon. Kian hanya bisa mengangguk menatap Keenan. Mereka keluar lift dan Keenan melangkah cepat meninggalkan Kian. Kian berbalik arah, ia ingin menemui Niar temannya di cafe kantor.

"Kian." panggil Keenan, Kian menoleh kembali menatap Keenan kebingungan."Aku minta nomor kamu, boleh?" kata Keenan terengah pasca berlari ke arah Kian dan memberikan ponselnya pada Kian. Kian langsung menekan nomornya pada ponsel Keenan. "Thanks ya." ucap Keenan dan langsung berlari menuju parkiran. Kian hanya bisa tersenyum melihat Keenan.

avataravatar