webnovel

Para Iblis Yang Terasingkan (The Estranged Demons)

ketika Aku menganggap mereka sebagai monster. Ternyata aku juga seorang monster yang lebih mengerikan,hingga saat aku berubah. Semuanya juga berubah

Ratu_Mutiara · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

MONSTER 3

"hi Levi apa kabar" seorang wanita yang terlihat sudah berumur menepuk pundak Levi,Levi menoleh dan mendapati seseorang yang dikenalnya

"Eh tante,apa kabar juga tan" Levi menyalami Linda, Linda adalah sahabat almarhum ibunya,sudah hampir 2 tahun ini mereka tidak bertemu,terakhir mereka bertemu saat pemakaman ibu levi.Linda lah yang menenangkan Levi dan Shandi pada saat itu.

Kecelakaan tragis yang dialami Maria,ibu levi pada saat itu disebabkan oleh ayah Levi sendiri.irfan marah besar kepada Maria karena Maria mengetahui segala tindakan korupsi suaminya,Maria juga sangat marah saat itu, bisa-bisanya selama ini suaminya memberikan uang haram kepada keluarganya

Maria berniat ke kantor polis malam itu karena dirinya melihat Irfan bersama wanita lain yang lebih muda,mereka berfoya-foya. Namun sayang,ternyata Irfan melihat keberadaan istrinya,ia menghampiri Maria dan mencoba menjelaskan,namun Maria sudah marah besar dan kecewa,

"Aku akan laporkan semua tindakan kamu ini ke polisi mas" ujar nya sambil terisak

"A-apa? Apa kamu gila? Ria dengar,kalo kamu melaporkan aku,siapa yang menafkahi anak-anak ria? Siapa? Apa kamu tega lihat suami kamu sendiri di penjara?"

"Toh,selama ini juga uang yang aku kasih kamu pakai kan untuk kebutuhan kamu sendiri dan anak-anak"

"Kalo aja aku tau mas kamu pakai uang haram aku juga ga akan pakai uang itu,kamu tega mas, lepasin"

Maria melepaskan Cengkraman tangan Irfan di bahunya Maria berlari,Irfan terus mengejar dan memanggil nama Maria.

"Riaaa tunggu aku ria"

Maria masuk ke mobil dan melajukan mobilnya kencang,Irfan juga terus mengejar dengan mobilnya dari belakang dengan kecepatan yang tidak kalah cepat. Irfan panik istrinya akan melaporkannya ke polisi,karir nya bisa tamat kalo begini.Apalagi Irfan sangat menyayangi kedua anaknya terutama si kecil Shandi

"Jahat kamu mas, bisa-bisanya kamu tega kaya gini kamu sekarang malah selingkuh,kamu ga mikirin anak istrimu dirumah" Maria terus menangis di dalam mobil,mobil Irfan juga terus mengejarnya namun tidak Maria hiraukan meskipun Irfan mengklaksonnya beberapa kali.

Irfan sudah frustasi ia tidak tau harus berbuat apa lagi,hingga ide gila itu muncul di kepalanya,ia harus melenyapkan maria.ya,dengan begitu semua bukti yang Maria punya juga akan terkubur bersamanya.

Irfan pun menambah kecepatannya dan menabrak mobil Maria dari belakang sehingga mobil Maria pun lepas kendali,Irfan trus menabrakan mobilnya hingga sebuah truk tronton melintas dan menghantam mobil Maria hingga hancur. Irfan berhenti,truk tronton itu juga berhenti.jalanan yang sepi malam itu menjadi saksi sebuah kecelakaan tragis yang disebabkan Irfan kepada Maria.

........

"Shandi gimna kabarnya sekarang?" Tanya Linda sambil mengelus  pundak Levi

"Shandi baik-baik aja kok Tante"

"Syukurlah kalo gitu,oh iya kamu masih kuliah lev?

Levi terdiam,ia tidak tau harus berkata apa. Tidak mungkin ia bilang pekerjaan nya yang sekarang seperti apa.

"Emm..Levi cuti kuliah Tan, sekarang Levi lagi kerja"

"Ya ampun,maafin Tante ya sayang Tante malah pergi ke luar negeri waktu itu...terus shandi? Apa dia berhenti sekolah juga? Tanya Linda khawatir

"Iya Tante gapapa kok Levi ngerti...Shandi tetep sekolah kok tan sekarang dia udah kelas 3 SMA"

"Kalo gitu Tante mau ketemu sama shandi,kamu tinggal dimana?"

"Beneran Tante mau ke rumah kita? Rumah kita kecil Tan, takutnya Tante ga nyaman nanti melihat rumah kami"

"Kamu ini kaya yang ke siapa aja.ayo Tante kangen banget sama shandi"

........

Di tempat lain,disebuah basement  apartemen yang sepi seorang gadis berjalan sendirian,namun langkahnya terhenti karna suara langkah kaki orang yang berlari Dia menoleh ke belakang,namun tidak ada apa-apa disana,ia pun melanjutkan langkahnya namun kali ini ada suara orang berteriak

"Aarggh"

"S-ssiapa itu" Shandi mulai ketakutan,tapi ia juga penasaran saat suara itu makin keras di dengarnya. namun rasa takutnya terkalahkan oleh rasa penasarannya,ia mencoba mencari asal suara tadi,ia mencari kesana kemari sampai ke kolong mobil.

Dugt..suara itu berasal dari belakang mobil disebrang sana,Shandi terkejut dan menelan ludahnya susah payah ia perlahan mulai berjalan mendekat, sangat pelan namun pasti.semakin dekat dengan tujuannya semakin jelas pula suara orang yang sedang seperti menahan kesakitan itu.sampailah Shandi di samping mobil tersebut

Shandi ragu apa yang ada dibelakang mobil itu.namun,rasa penasaran itu semakin kuat dan ia pun kembali berjalan menuju belakang mobil dengan perlahan

Dan ya matanya bertemu dengan mata seorang lelaki yang terduduk lemas menyender ke dinding dan Hoodie yang menutupi wajahnya,Shandi pun terkejut karna melihat ada seorang lelaki yang sepertinya memang kesakitan.Ia pun segera menghampirinya

"Hey bangun,kamu gapapa?" Shandi panik, pandangan Shandi tak sengaja melihat punggung tangan Farrel yang menonjolkan urat-urat tubuhnya dan terlihat sangat merah,namun saat melihat ke tangan satunya,tangan itu baik-baik saja

"Apa kamu kena alergi? Apa aku harus bawa kamu ke rumah sakit?" Shandi trus memegangi kedua bahu Farrel namun Farrel tidak menjawab ia hanya diam,tamatlah sudah jika dia ketahuan berubah seperti ini

"P-pergi,gw ga apa-apa"

"Gimana bisa aku ninggalin orang yang lagi kesakitan kaya gini" Shandi mulai menuntun Farrel untuk berdiri namun Farrel malah mendorong tubuh kecil Shandi hingga terpental tidak jauh dari tempat nya sekarang.untung saja dorongannya tidak kuat jadi Shandi tidak apa-apa

Shandi bingung kenapa lelaki ini kuat sekali,apa karna memang tubuhnya yang kecil ini jadi mudah bagi siapa saja untuk mendorongnya hingga terpental.

Farrel membuka matanya lebar ia sendiri kaget dengan apa yang baru saja ia lakukan kepada gadis kecil itu. Beraninya seorang Farrel melukai seorang perempuan.

Farrel pun berdiri dan menghampiri Shandi yang masih terduduk lemas

"Lo gapapa? Gw..gw minta maaf..gw ga sengaja barusan"

Shandi mengangkat kepalanya dan tatapannya bertemu dengan Farrel.keduanya bertatapan cukup lama hingga akhirnya Shandi pun tersadar dan mencoba untuk berdiri

"Sini gw bantu"

"Ah gausah gw bisa sendiri"

"Sini"

"Maaf sekali lagi,gw pergi"

"Eh tunggu" Shandi menahan lengan farrel.seketika farrel merasa aneh,tubuhnya yang sakit kini mulai tak terasa,wajahnya yang mati rasa kini mulai hilang,otot tubuh yang menonjol juga mulai tidak terlihat lagi.perlahan Farrel berubah kembali menjadi manusia yang normal

"Apa yang Lo lakuin?" Tanya Farrel heran,dan menatap balik shandi.karna sentuhan tangan Shandi,Farrel bisa berubah secepat ini biasanya ia membutuhkan waktu yang cukup lama.Entah hanya kebetulan saja atau memang iya jika tangan Shandi ini lah penyebab nya

"Kamu udah ga apa-apa?" Shandi melihat setiap sudut yang dilihatnya tadi seperti alergi,namun sekarang sudah tidak ada

"Iya udah gapapa" keduanya bertatapan dan tangan Shandi masih menempel di lengan Farrel,Farrel merasa nyaman dan damai,perasaan yang aneh, keduanya segera menghentikan kontak mata tersebut dan tangan Shandi pun terlepas

"Nama kakak siapa kak?"

"Kak?"

"Hehe habis  kelihatan lebih tua dari aku,sama kaya kakak ku"

"Oh gw Farrel,Lo?"

"Aku shandrina,panggil aja Shandi" jawab nya sambil tersenyum cantik

Farrel gugup melihatnya,ia pun segera mencari alasan supaya tidak terlihat salah tingkah

"Lo ngapain disini sendirian?"

"Aku habis kerkom sama temen.ini mau pulang"

"Mau pulang? Kok lewat sini ga lewat pintu depan aja"

"Soalnya jalan belakang sini searah rumah aku jadi bisa sampe lebih cepat"

"Oh gitu..kalo gitu gimana kalo gw anter?"

"Hah? A-anter?"

"Iya gw anterin. ya sebagai permintaan maaf gw soal tadi dorong Lo"

Shandi terlihat berfikir,ia sangat ingin menerima nya karna Shandi juga sangat lelah sekarang,tapi jika kakak nya tau bisa bahaya juga,Shandi sangat dilarang oleh Levi berpergian dengan orang yang baru atau tidak dikenal

"Emm gausah deh kak..aku jalan aja"

Farrel melihat jam tangannya

"Yakin? Udah jam 10 gini.. jalan belakang juga kan sepi,kalo Lo diculik trus di apa-apaain gimana"

Pernyataan Farrel membuat fikiran Shandi jadi kemana-mana ia jadi merasa takut sendiri

"Dih kakak kok jadi nakutin si"

"Ya terserah Lo"

Farrel mulai berjalan meninggalkan Shandi menuju mobilnya,namun Shandi sekarang jadi merasa kesepian dan takut sendiri akhirnya ia berbalik dan berlari mengikuti farrel

"Hehe k-kalo aku ikut kakak boleh?" katanya dengan nada imut dan tersenyum.Farrel jadi gemas sendiri melihat Shandi yang seperti ini.

Saat sampai depan rumah Shandi,Farrel tidak turun

"Kak makasih ya" sambil membuka pintu mobil dan keluar

Shandi berjalan masuk ke arah rumah namun ia lupa sesuatu ia berhenti dan berbalik kembali menuju Farrel

"Kak mau mampir? Hehe maaf lupa nawarin"

"Ga usah dah malem,gw pergi" Farrel tersenyum ke arah Shandi,Shandi pun melambaikan tangannya hingga mobil Farrel tidak terlihat lagi

"Ekhem..siapa tadi"

Shandi sangat kenal suara itu,ia pun membalikan badannya takut.

"Ehehe teman kak"

"Teman apa teman kok tumben nganterin kamu pake mobil. Katanya kerkom di apart shena. Tapi kok pulangnya sama laki-laki" Levi menyilangkan kedua tangannya denga  nada introgasi yang terdengar seperti ancaman bom meledak untuk Shandi.

Untung saja Shandi cepat tanggap untuk mencari alasan disaat seperti ini

"O-oh itu Kaka sepupunya Shena kak" Shandi tersenyum meyakinkan

"Masaaaaaa?" Levi mendekati wajah nya ke arah adiknya dan menatap adiknya lekat mencari titik kebohongan disana,Namun Shandi langsung mendorong tubuh kakak nya karena merasa risih"

"Apaan banget sih kak"

"Ck.udah ayo masuk ada tamu"

"Tamu? Jam segini? Siapa tuh?"

"Berisik. Nanti juga tau sendiri"

"Ish"

Saat sampai di ruang tengah tatapan Shandi bertemu dengan tatapan Wanita seumuran Ibunya (jika masih ada) tengah duduk di sofa kecil dan tersenyum senang saat melihat kehadirannya

"MAMAA LINDAAAAAA" Shandi berlari dan menghambur kepelukan Linda dengan tangis senang

"Ya ampun sayang kamu sudah besar dan makin cantik aja,mama kangen banget" Linda mengusap rambut Shandi dan menciumi pipi serta kening shandi.

"Kamu sudah seumuran anak Tante sekarang". Seketika mata Shandi dan Levi terbuka lebar mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Linda

Shandi melepas pelukannya dan menatap Linda tak percaya

"Anak? Mama punya anak?"

"Tante? Bukannya tante-"