1 Payung kertas.

Lelah dan menyakitkan meratapi hidupku sekarang, lelah dan iri melihat kehidupan orang lain. Aku selalu seperti ini, putus asa dan selalu takut akan hari esok. Sebenarnya aku ingin terus berjalan hingga semua akan berakhir, tapi rasanya aku hanya berjalan di tempat. Dan tak ada yang bisa ku lakukan,

Hanya dentingan jam dan dengungan dalam telingaku yang ku sukai, sisanya aku tak suka mendengar suara apapun. Aku tak menyukainya.

Bentakan, hinaa, caci dan makian itu adalah hal yang sering ku dengar-- aku tak menyukainya tapi aku tak bisa apa apa. Sebenarnya hatiku tercabik cabik mendengar semua ucapan itu dari mulut ibu kandung ku sendiri, rasanya aku seperti mati tapi tetap bergerak, aku bagaikan robot pesuruhnya dimana jika ia menemukan kerusakan dalam tubuhku ia akan langsung membuangku.

Aku selalu berusaha menjadi anak yang di inginkan nya, aku selalu berusaha menuruti semua keinginan nya dan ku singkirkan semua keinginanku demi dirinya. Tapi rasanya aku tetap melakukan hal yang salah, aku benar benar seperti robot menyedihkan, di perlakukan tak baik bahkan tak segan segan di rusak atau di buang saat sang majikan menemuka kesalahan ku, walaupun hanya kesalahan kecil.

Genangan air mata di pelupuk mataku meleleh dalam hitungan detik dengan derasnya, terduduk sembari memeluk lutut di lantai nan dingin dan usang ini. Lagi dan lagi aku kalah oleh ego ku sendiri, aku selalu berfikir bahwa aku harus kuat menerima semua ini walaupun hanya seorang diri dan tak ada yang membantuku-- tapi nyatanya aku kalah dan lebih memilih ego ku untuk kembali terjatuh kedalam lubang gelap dan menghilang.

Aku ketakutan, aku kesepian, aku butuh bantuan. Tak adakah seorangpun yang ingin membantuku? hal yang membuatku sakit selain itu karena aku tahu orang di sekitarku tahu bahwa aku tak baik baik saja tapi mereka hanya diam acuh saat melihatku. Aku benci semuanya aku benci diriku juga, aku tak ingin menjadi gadis malang yang selalu takut akan hari esok dan selalu ada dalam situasi buruk yang menyedihkan.

Begitu banyak permasalahan yang ku rasakan sejak aku kecil, bahkan hingga sekarang aku berumur 17 tahun pun rasanya semua itu masih sama saja, tetap menyakitkan. Hatiku selalu tersayat berkali kali, kaki ku lemah untuk menopang tubuhku bahkan air mataku sudah memanas karena aku sering mengeluarkan nya.

Aku fikir aku akan baik baik saja, tapi ternyata aku hanya berpura pura. Semuanya begitu kacau, bahkan ketika hari kemarin berlalu dan hari ini akan berakhir aku tetap merasa ketakutan entah harus senang atau sedih untuk menunggu hari esok datang, walaupun hari ini sangat kacau tapi akan segera berakhir, bukan berarti aku menunggu hari esok.

Dunia nampak gelap dan menyakitkan bagiku, rasanya aku ingin menghilang dan lenyap dari dunia ini bagaikan aku tak pernah hidup di dalam nya. Setiap malam aku selalu terjaga untuk menangis dan memulai hari dengan keadaan kacau layaknya orang sakit jiwa. Aku takut akan tatapan orang kepadaku, dan nampaknya orang lain percaya jika aku berkata aku baik baik saja.

Ketika aku merasa bahagia, aku takut merasa sakit lagi. Aku takut seseorang akan mengambil kebahagiaan ku, dan selama kenangan indah itu aku terus merasa sakit. rasanya rasa sakit ini tak akan bisa hilang. dan malah menjadi luka yang parah di setiap saat nya.

Aku tak bisa tidur nyenyak seharipun, air mataku memenuhi mataku. Dadaku selalu sesak mengingat di kala masa kecilku yang menyedihkan,

aku selalu menghela nafas dengan berat. Hariku terlalu sulit untuk sekedar menghela nafas.

Aku selalu berusaha untuk hidup sendiri dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, setiap hari bagaikan kisah seorang gadis malang dalam sebuah drama menyedihkan.

Hari hariku selalu berat terasa, hembusan nafas keluar beserta tetesan air mata. Aku benci saat kusadari bahwa aku telah menjadi gadis malang yang sangat menyedihkan.

Siapkah kalian untuk masuk lebih dalam kedalam cerita menyedihkan ku?

avataravatar