webnovel

Dikirim ke Era Modern

Pangeran Narendrajanu masih berputar-putar di portal dimensi tanpa dia mengetahui akan berakhir di mana. Dia semakin pusing dan pusing, hingga akhirnya dia pun melihat secercah cahaya di depan sana, seakan itu merupakan ujung portal.

Dengan langkah teseok-seok karena dia sudah berhenti berputar-putar, dia berjalan ke arah cahaya itu.

.

.

Kota besar Adidhyarta, perumahan rakyat Ramahila, bulan Agustus tahun 2022, jam 20:45 WIB, di negara Indonesia.

Seorang gadis duduk di depan meja belajar kecil di kamarnya, menatap sebuah pisau cutter pada tangan kanannya. Dia baru saja selesai menangis lirih.

Jam sudah menunjukkan waktu yang cukup larut bagi pelajar seperti dirinya untuk segera tidur, tapi dia justru merenung sembari terisak di kursi kayunya.

Ada rasa gundah dan gelisah serta takut saat menatap cutter itu. Apakah ini memang yang terbaik untuk dia lakukan? Tapi, dunia seperti sudah enggan berkawan dengannya, selalu saja duka yang menjalari seluruh sendi kehidupannya.

Dari keluarga pamannya yang kerap memperlakukan dia bagaikan pembantu di rumah, sepupu yang selalu menindas dia pula, dan juga banyak teman sekolahnya yang merundung dia kapanpun ada kesempatan.

"Ibu, Bapak, kenapa kalian tidak ajak saja aku saat itu? Untuk apa aku tetap hidup jika cuma ini saja yang aku terima? Apakah kalian tidak iba padaku di sini? Ibu, Bapak, aku rindu kalian. Sangat rindu …." Dan setelah meneguhkan hatinya, pisau tipis nan tajam itu pun digoreskan ke pergelangan tangan, memunculkan lelehan merah kental keluar dari jejak goresan itu.

Saat cutter hendak digores ulang lebih mendalam meski tangannya gemetar karena takut dan ragu, muncul dengung aneh di tembok dekat dia duduk.

Hal tersebut menyebabkan gadis itu mengurungkan tindakannya karena terkejut. Apa yang ada di tembok itu? Seperti pusaran aneh muncul di sana, menyebabkan si gadis melupakan pisau cutter di tangan dan bangkit dari kursi, mendekat ke tembok dimana pusaran aneh berada.

Yang membuat gadis itu terperanjat bukan kepalang adalah dari pusaran itu muncul pemuda berjalan terseok-seok keluar dan mengakibatkan si gadis terjengkang ke belakang, mendelik ketakutan. Apa pula ini!

Pemuda itu melihat keberadaan si gadis di depannya, dan dengan suara lirih, dia berkata, "Kau … kau siapa?" Ia mendekat ke gadis yang menatap ketakutan padanya.

"Ja-Jangan mendekat …." Gadis itu tak berhasil mengeluarkan teriakan dan malah mencicit saking takutnya. Dia bahkan tak sanggup bangun dan hanya menggunakan pantat dan kaki untuk bergerak menjauh dari pemuda yang keluar dari pusaran aneh tadi.

Pemuda itu memegangi sisi keningnya dan berusaha memfokuskan pandangan. "Kau … apa kau … baik-baik saja?" tanyanya ketika melihat pergelangan tangan kiri si gadis.

"Hah?" Gadis itu masih termangu. Ketika dia menoleh ke arah pemuda itu menatapnya, dia pun terkejut ketika melihat ceceran darah di lantai berasal dari tangannya. "Ahh!"

Segera, pemuda itu meraih tangan si gadis dan merapalkan mantra penyembuhan sembari tangannya mengusap ke pergelangan tangan yang berlumuran darah.

Gadis itu hanya bisa melongo, tak berani berbuat apapun, dia terlalu takut bahkan untuk bergerak menolak apalagi berteriak. Dia mengira pemuda itu mungkin semacam jin atau lelembut. Dia bahkan sudah pasrah andaikan nyawanya lenyap setelah disentuh pemuda itu.

Namun, setelah beberapa belas menit berlalu dalam hening dan ada rapalan lirih dari mulut pemuda itu, mata si gadis makin membelalak saat melihat sayatan di pergelangan tangannya mulai menutup dengan ajaib dan rasa sakit di sana pun menghilang.

"I-Ini … kenapa ini bisa …." Astaga, dia bertemu jin! Dia pasti sedang ditemui jin! Dia harus lari! Dia harus—

"Aku menggunakan ajian penyembuh padamu, jadi sekarang kau sudah sembuh." Pemuda itu berkata untuk menggenapi rasa penasaran sang gadis, meski itu tetap saja membingungkan bagi gadis itu.

Hanya, beberapa saat setelah pemuda itu menjawab, dia sendiri malah termangu heran dan menelan saliva tanpa sadar. Kenapa dia menggunakan bahasa yang aneh? Kalimat yang keluar dari mulutnya sungguh tidak seperti yang biasa dia pakai. Kenapa dia tiba-tiba bisa berkomunikasi dengan gadis di depannya ini?

"Rgghh—sshhh!" Pemuda itu masih merasa pusing dan memijat keras-keras keningnya sebelum menatap gadis yang membeku bingung di hadapannya. "Aku Narendrajanu Bharatamahesa. Siapa kau?"

"A-Aku Fei … Feirina … Feirina Anantarumi." Gadis itu patuh dan menyebutkan nama lengkapnya karena pihak lain pun juga menyebutkan nama panjang yang dia duga itu pasti nama lengkap si pemuda.

"Ini … ini tahun berapa? Apakah masih tahun 1219 Saka?" tanya si pemuda.

"Hah?" Fei heran dengan pertanyaan dari Narendrajanu. Apa tadi yang pemuda itu sebut? Tahun Saka?

"Kau ini kenapa suka berkata hah untuk menjawab? Sungguh tidak sopan," cetus Narendrajanu dengan nada tak suka.

"O-Ohh, maaf, ini … ini tahun … 2022." Fei menjawab.

"Hah?! Sudah tahun 2022 Saka?" Mata Narendrajanu melotot kaget.

Dalam hatinya, Fei merutuk, 'Kau sendiri sekarang memakai hah!'. Tapi, dia justru menjawab, "Ini … tahun Masehi. Bukan tahun Saka."

"Tahun Masehi itu apa?" Narendrajanu kebingungan, sebenarnya dia dikirim Mpu Semadya ke mana, sih? Dari 1219 ke 2022, bukankah itu sangat jauh? Apakah Mpu Semadya terlalu kuat menggunakan ajiannya sehingga dia terlontar begitu jauh sekarang ini?

"Tahun Masehi itu … tahun yang sekarang digunakan di seluruh dunia." Fei tak tahu bagaimana menjelaskan ke pemuda aneh itu. Apalagi jika menilik dari pakaian yang digunakan, itu sama sekali bukan jenis pakaian yang dipakai di era ini. Itu lebih mirip pakaian yang dipakai di era … kerajaan Jawa kuno? Jadi … apakah pemuda itu jin atau ….

Belum genap Fei memikirkannya, mendadak saja dia dikejutkan dengan tapak tangan Narendrajanu yang telah diletakkan pemuda itu di puncak kepalanya.

Fei ingin berontak karena tak tahu apa yang akan dilakukan pemuda itu, tapi dia seperti beku di tempat tak bisa bertindak apapun meski menggerakkan mulut. Hanya bisa menggerakkan bola mata sambil napasnya terus memburu saking takutnya. Hendak diapakan dia?

Tindakan aneh dari Narendrajanu usai hanya sekitar 5 menit saja dan tangannya ditarik kembali dari puncak kepala Fei. Dia mengangguk-angguk kecil seolah sudah paham sesuatu.

"Aku baru saja mencari semua informasi dari dirimu dan memindahkannya ke memoriku sehingga aku bisa paham apa saja yang ada di jaman ini." Rupanya Narendrajanu mengambil seluruh pengetahuan Fei mengenai era modern ini dan meng-copy paste ke otaknya sendiri agar dia bisa lekas beradaptasi.

Narendrajanu sendiri tak paham kenapa dia bisa melakukan itu secara tiba-tiba. Dia hanya mengandalkan intuisi yang muncul di benaknya agar lekas melakukan seperti tadi terhadap Fei, entah dari mana pikiran itu terbersit. Apakah ini hasil dari penyaluran ilmu kanuragan dan ilmu sakti milik Mpu Semadya sebelumnya?

jadi ... otor ini enggak mau masukin hal ttg cov1d di cerita ini krn ... i hate cov1d, so gak akan ada plot mengenai itu atau pandemi spt skrg ini, oke, paham yak?

cerita berlatar tahun 2022 di sini adl cerita tanpa cov1d di dlmnya.

Gauche_Diablocreators' thoughts