1 Bab 1 : keluarga dan teman Alex

Secercah cahaya dari jendela memenuhi seluruh ruang kamar, menerpa wajah remaja lelaki yang tidur di kasur. Alex terjaga dari mimpi, remaja lelaki itu membersihkan diri kemudian mengenakan seragam sekolah SMA nya. Setelah beres merapikan diri. Keluar dari kamar melewati anak tangga langsung menuju dapur.

"Selamat pagi mak" Alex menyapa.

"Selamat pagi nak, makanlah! mak dah masakkan makanan kesukaanmu" balas ibu berusia 40-an menjamu anaknya sambil membawa beberapa hidangan di tangan.

"Tunggu ayah aja mak" jawab Alex.

Seorang pria berumur lima puluhan mengenakan baju kemeja lengkap jas dan celana hitam, pria dengan baju kantor itu menuruni anak tangga, terlihat kewibawaannya. Segera ke dapur karena sudah dinanti dari tadi, untuk makan bersama.

Selama sarapan pagi berlangsung, diselingi beberapa obrolan entah mengenai sekolah, pelajaran, kantor, karyawan dan sebagainya dibahas bersama. Lima menit berlalu hidangan di meja habis. Ibu, Ayah dan anak bersiap-siap hendak keluar rumah, pergi ke tempat aktivitas diluar, mereka saling bersalaman, berpamitan.

Andrew dan Alex masuk ke dalam mobil BMW, buatan jerman. Mobil yang biasa digunakan Andrew saat ke kantornya. Sekolah Alex dan kantor ayahnya sejalur, biasanya mereka berangkat pagi bareng. Kecuali kalau ayah Alex pergi ke luar kota. Sopir Andrew membawa mobil keluar dari halaman rumah, melaju membelah angin, menuju tempat tujuan.

"Hati-hati nak belajar yang bagus"

"Iya ayah, ayah juga hati-hati bekerja"

Remaja lelaki itu turun dari mobil, melewati gerbang sekolah menuju kelasnya. Mobil BMW itu melesat laju membelah kota, menuju destinasi selanjutnya.

"Hai fahmi"sapa alex, duduk disebelahnya. Fahmi hanya melenguh.

"Fahmi ada tugas sekolahkah?"

"Adaaa..tugas metik"

"Fahmi bisa pinjamkan bukumu?"

"Gak kerjain lagi"

"Iya nih"

"Kamu tu kalo dirumah ngapain aja sih?"

"Yaaaa kamu taulah kalo metik sejak kapan aku bisa selesai dalam satu malam"

"Alasan mu itu itu aja malas aku dengar paling tugas yang lain juga gitu"

"Hihihi.... Fahmi cepat nah nanti keburu masuk"

"Iya... iya.... ntar"

Fahmi menyodorkan buku tugas matematikanya. Alex dengan cepat merebut buku itu dari tangan Fahmi, dengan kecepatan penuh Alex menyalin tugas. Persis bel masuk berbunyi selesai sudah Alex nyalin. Alex berterima kasih pada sahabatnya, Fahmi hanya melenguh.

Pelajaran pertama dimulai matematika. Selama dua jam berlangsung ibu guru hanya membahas rumus matematika. Papan tulis penuh angka, padahal soal cuma satu, tapi langkah-langkahnya memenuhi. Entah semua siswa faham atau tidak yang dijelaskan ibu guru. Lanjut pelajaran berikut selama satu jam. Kemudian istirahat.

Jam istirahat adalah jam yang selalu dinanti-nanti bagi siswa. Termasuk sebagian guru. Sebagian besar siswa keluar kelas membanjiri setiap teras, baik teras atas sampai teras bawah. Sebagian lagi di kelas mengerjakan tugas, beberapa siswi terlihat tertawa, mungkin membicarakan sesuatu yang lucu.

Kantin sekolah tempat paling banyak dikerumun siswa. Tempat dimana siswa bisa berbicara sesuka mereka, membahas tugas yang tidak dipahami, berbagi cerita. Tempat paling sibuk di sekolah setiap jam istirahat, jual beli antar petugas kantin dengan siswa. Di sebelah kantin ada koperasi yang tak kalah sibuknya.

Alex dan fahmi saat bel istirahat berbunyi langsung keluar terlebih dahulu, menuju kantin, satu jam pelajaran sebelum istirahat ibu guru hanya memberi tugas kemudian kembali ke ruang guru, mungkin ada sesuatu yang harus dikerjakan.

"Bude macam biasa dua" sahut fahmi

"Okey" sambil angguk mengerti

"Eh eh eh bude satunya yang luar biasa" canda Alex pada petugas kantin itu.

"Iya bude kasih dua ayam krispinya" balas bude kantin tersebut.

"Apaan sih orang sama aja loh" rasa kesal fahmi dengan muka marah.

"Udaaaahhh... ni bude kasih dua-duanya ayam krispi double" bude coba meleraikan seteru dua pelajar di depannya.

Dua siswa itu duduk meletakan nasgor berlauk ayam, mie, timun beserta sambal di meja, kemudian melahap makanan dimeja. Tak lama minuman teh es datang, dibawa bude. Bude kantin hanya letak begitu saja di sebelah dua pelanggan pertamanya, kemudian kembali lagi. Melayani siswa yang membanjiri jajanan milik petugas kantin tersebut.

Masih ada beberapa menit lagi sebelum istirahat usai. Kedua sahabat itu telah menghabiskan makanannya masing-masing,

"Hmmm fahmi bisa bayarin gak?"

"Kenapa lo"

"Dompetku ketinggalan di kelas"

"Bilang aja kamu gak bawa uang"

"Mana ada aku bawa uang cuma dompetku di kelas"

"Coba jujur aja"

"Dibilangin nanti pulang kita makan bakso didepan"

"Ok"

"Tinggal ngomong ganti uangku susah betul" dengan nada rendah.

"Apa kamu bilang"

"Eh gak ngomong apa-apa ko"

"Heh untung aja ada teman baik kayak gue, kalo gak cuci piring aja kamu disana"

"Kalo memang baik langsung aja bayar gak usah tanya-tanya lagi"gerutu alex.

Fahmi agak kesulitan membayar karena kantin padat dengan siswa yang membeli. Usai membayar, kedua sahabat pun pergi dari kantin.

"Akhirnya bebas juga, tumben jam begini masih rame"

"Iyalah, kan lagi bulan muda"

"Kalo bulan muda kenapa kamu bulan tua"

"sapa bilang aku bulan tua "

"Habis lo gak ada uangnya"

"Nanti pulang aku beliin bakso"

"Masih ada waktu sebelum masuk ke mana ni"

"Perpus aja, kan adem, sepi"

"Iya juga kan dekat dengan kelas kita"

Kedua sahabat baik itu menjalani teras dasar sekolah menaiki anak tangga sampai lantai dua. Perpustakaan salah satu tempat paling tenang disekolah rata-rata anak pintar ada disini, membaca buku, mencari informasi baik mengenai sekolah, teknologi, pelajaran dan narasi lainnya. Bahkan, data-data siswa dari angkatan pertama sampai saat ini masih diarsipkan disana.

Pada saat Alex dan Fahmi menjalani teras lantai dua, tanpa sengaja Alex menabrak seorang pelajar lelaki, membuat buku dipegangnya jatuh berhamburan di lantai, Alex cepat-cepat mengimpun buku yang berserakan, Fahmi hanya berdiri di tembok teras seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

avataravatar