webnovel

Pahlawan yang Terkutuk

Jika pahlawan adalah orang suci ataupun utusan para dewa untuk membasmi kejahatan, lalu bagaimana jika pahlawan itu terlahir dari suatu kejahatan, terlahir dari kegelapan, dan terikat oleh kegelapan.... Jika begitu siapakah yang akan ia lindungi? KEJAHATAN-KEBAIKAN-KEGELAPAN-CAHAYA. Kepada siapa kah pahlawan itu berpihak Untuk siapakah pahlawan itu

jubah_kusut · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

chapter 1

Siang hari yang suram di sebuah pegunungan, awan nendung terus mengeluarkan petirnya, menggelegar bak monster kelaparan yang siap menerkam mangsa.

Seakan-akan bencana akan datang semua mahluk hidup baik manusia ataupun hewan tidak berani menatap langit meringkuk di tempat persembunyiannya.

Diantara itu semua seorang wanita yang memakai jubah lusuh berdiri di gunung tertinggi menatap suram langit dengan menggendong seorang bayi.

"Dewa!, aku yakin engkau mendengarku untuk kali ini saja kabulkan permintaanku" teriak wanita itu.

Wanita itu menyodorkan bayi itu kearah langit "Aku mohon jangan biarkan bayi ini jatuh kedalam kejahatan, lindungi dia dan berkahi dia"

Selesai berkata petir terus menggila kaliini malah berganti seperti amukan monster, menyambar gunung dan pohon yang ada di sekitar wanita itu.

Tapi wanita itu tak bergeming sedikitpun, bukan pasrah akan keadaan bahkan ia tidak takut apapun yang akan terjadi, seolah-olah iya yakin kalau perkataanya adalah kenyataan.

Sesaat kemudian tepat di depan wanita itu perlahan muncul siuet bayangan hitam, sinar petir pun tidak dapat menghilagkan kegelapan yang meyelubungi sosok itu.

"Akan aku kabulkan permintannu" perkataan sosok itu terdengar bertumpuk, seperti banyak orang di segala umur yang mengatakan hal yang sama tetapi dengan nada yang berbeda-beda.

Wanita itu berlutut dan menyodorkan bayi itu kepada siluet itu "terima kasih karna mengabulkan permintaanku dewa"

"Anak yang malang, aku berikan kau sesuatu tetapi suatu saat kau harus melakukan sesuatu untukku, dan kau tidak akan bisa menolak" sosok itu menulurkan satu tangannya dan kegelapan keluar dan memasuki tubuh bayi itu.

"Bangunlah, aku sudah memberikan berkatku, tapi ia tidak akan terikat pada permohonanmu terserah dia untuk memilih jalan yang dia pijaki"

"Terima kasih dewa, terima kasih sekarang aku bisa tentang"

Wanita itu mendekap bayi itu dan berjalan kearah jurang dan menjatuhkan dirinya bersama bayi itu.

Setelah kejadian itu sosok itu pun juga menghilang diikuti petir yang perlahan tenang dan cahaya matahari yang mulai menyusup di antara celah awan hitam.

---Sebelumnya pada waktu yang sama, dilain tempat---

Pada sebuah tempat persembunyian terlihat beberapa orang dengan baju seragam putih tertutup serupa memasuki ruangan pemujaan dengan terburu-buru.

Di dalamnya terdapat 7 orang tertutupi dengan bayangan pekat duduk melingkari sebuah altar yang  berlumuran darah di tengahnya di sinari cahaya api, di belakang ke 7 orang itu ratusan pengikut yang memakai seragam yang sana sedang bersujut seperti mengucapkan sebuah do'a.

"Berikan bayi selanjutnya" kata salah satu dari 7 orang itu.

Mereka yang baru memasuki ruangan dengan tubuh yang ketakutan mendejati 7 orang itu.

"Mo...mohon ampun utusan dewa, bayi yang akan di persembahkan telah di curi"

Sontak mereka berdiri dari duduknya dan salah satu dari mereka berteriak "APA!!....BAGAIMANA BISA!?, BAGAIMANA BAYI YANG BARU LAHIR ITU BISA HILANG!!"

Teriakannya yang keras nenggema ke seluruh ruangan membuat mereka yang tadinya bersujut kini terduduk dan mata mereka menatap tajam pada mereka yang barusaja tiba.

"Mohon ampuni kami utusan, kami lalai" tubuh mereka bergetar hebat dan mersujut meminta pengampunan.

"Tiada maaf untuk kalian" kata salah satu 7 orang itu dan menjentikkan jarinya.

Setelah terdengar jentikan jari mereka yang baru memasuki ruangan pun langsung terbakar dan hangus tanpa sisa.

"CARI ANAK 'TERKUTUK' ITU, FENOMENA INI MASIH BERJALAN CEPAT CARI DAN BAWA KEMARI" kata mereka bertujuh serempak.

Para pengikut mereka pun bangun dan mencari ke seluruh tempat dan tidak menemukan apa-apa, beberapa saat kemudian seseorang datang melapor.

"Utusan hamba menemukan simbol teleportasi di gudang, kemungkinan baru digunakan tetapi simbol itu telah di rusak"

Hampir di saat yang bersanaan seseorang memasuki ruangan "lapor!! tanda-tansa 'FENOMENA' itu telah berlalu sudah muncul!"

"Sial!!!.... siapa sebenarnya yang berani melakukannya!!!" kesal salah satu dari 7 orang tersebut.

---7 tahun kemudian---

Hutan lebat dengan pohon besar menjulang disana burung berkicau dengan indahnya serta tempat tinggal ribuan hewan lainnya, di sebuah pinggiran danau terdapat seorang anak laki-laki memakai baju dengan tambalan sanasini tanpa alas kaki, tertidur di dahan pohon yang condong mengarah pada danau.

Ditengah tidur nyamannya datang seorang pria gagah berambut coklat dengan mata selaras dengan rambutnya ia mengenakan baju dari kulit rusa, di puggungnya terdapat quiver (tempat untuk naruh anak panah) yang sudah terisi dan busur.

Mata Pria itu menyusuri setiap tempat seperti mancari sesuatu, hingga ia menemukan seorang anak yang tidur di atas pohon yang dahannya condong kearah danau 'huh.... akhirnya aku menemukanmu" barinnya.

"Damar!! bangun ini waktunya kita berburu!!!" teriak pria itu dengan berlari kearah pohon dan menendangnya.

Tentu saja pohon itu terguncang dan mengakibatkan si anak yang bernama Damar itu terjatuh ke pinggiran danau yang berlumpur, "ayah, apakah kau tidak bisa membangunkan seseorang dengan lembut?"

Pria itu di kenal sebagai  Bama berumur sekitar 45 tahun, ia adalah ayah angkat Damar berprofesi sebagai pemburu di karnakan ingin menjalani hidup yang tenang "jika aku membangunkanmu dengan lembut maka perlu waktu 1 bulan, belumlagi waktu untuk mengumpulkan nyawamu hahaha...."

"separah itukah?" kata Damar berusaha bangun dari kubangan lumpur.

"sangat parah, sudah lebih baik kau tetap seperti itu untuk menyamarkan baumu kita akan berangkat berburu sekarang, kecuali kau ingin makan malam dengan air saja" Suruh Bama degan menyiapkan busurnya.

"iya iya" jawab Damar jutek dan mengambil pisau batu nya yang berada di bawah pohon.

"perburuan kali ini berbeda karna kau sekarang sudah berumur 7 tahun, kau yang akan menembak buruannya" Kata Bama dengan menyodorkan busur dan quiver yang sudah terisi cukup banyak anak panah seperti yang ia kenakan dan ukurannya telah di sesuaikan untuk anak-anak.

"Hah serius, asik...." kata Damar kegirangan dan mengambil busur dan anak panah dari Bama.

tapi belum sempat Damar mengambil busur dan quiver tersebut, Bama menariknya kembali "eits tidak semudah itu, ini juga akan menjadi ujian untukmu dariku dan jika kau gagal maka akan ada hukuman dariku".

Damar menelan ludah dan menjadi sedikit ragu dengan apa yang di katakan Bama ayah angkat nya, melihat hal itu Bama melanjutkan perkataannya "tenyu saja jika kau berhasil akan ada hadiah khususnya melebihi expetasiku" 

Damar termotifasi dan kembali bersemangat lalu ia pun menerima busur dan quiver dari Bama tanpa ragu, dan ternyata pada pangkal tali atas quiver tersebut terdapat sebuah tempat kecil untuk menaruh sebuah pisau, sehingga jika di pakai pisau itu akan berada tepat di pundak pengguna tersebut.

Beberapa saat kemudian kini Damar sudah siap untuk pergi berburu, meskipun tubuh tertutup lumpur dan baru berumur 7 tahun tapi ia terlihat sangat gagah dengan busur dan quivernya begitupun juga Bama meskipun sudah berumur 45 tahun ia masih seperti pria berumur 30 tahunan.

Sesaat akan berangat terlintas tiba-tiba sebuah pertanyaan di fikiran Damar "ayah, kita akan berburu hewan apa?"

"entah" jawab Bama dengan senyuman tipis.

"huh? lalu kita berburu di mana?".

"entah" jawab Bama dengan senyuman tipis.

"lalu bagaimana dengan perburuan ini?" tanya Damar kebingungan.

"kan kau yang berburu, aku kan tidak, tugasku kan tinggal makan hasilnya" Jawab Bama santai

"w*** t** f**!" kata Damar dengan mata melotot.