webnovel

Pahlawan Teknologi di Era Sihir

Di dunia fantasi yang dipenuhi dengan sihir dan ilmu berpedang, lima kerajaan yang berkonflik saling bersaing untuk mendapatkan keunggulan. Di tengah perang dan persaingan ini, terlahirlah Ethan, seorang pria yang reinkarnasi dari dunia modern dengan pengetahuan tinggi tentang teknologi canggih. Ethan dilahirkan di Kerajaan Valoria, sebuah kerajaan yang terkenal dengan keahlian pedernakan dan pertanian, serta keterampilan pedang yang ulung. Namun, dia memiliki pengetahuan yang jauh lebih maju tentang teknologi, yang membawanya pada pertanyaan besar: bagaimana dia bisa menggabungkan pengetahuannya dengan dunia yang dikuasai oleh sihir dan pedang? Saat tumbuh, Ethan mulai merancang alat-alat teknologi yang luar biasa. Dia menciptakan alat bantu sihir yang lebih kuat, pedang yang tak tertandingi, dan bahkan mengubah cara tradisional sihir dilakukan. Namun, tak semua orang menyambut baik inovasinya. Beberapa menganggap teknologinya sebagai ancaman terhadap cara hidup mereka yang sudah mapan. Namun, Ethan tidak sendiri. Dia membentuk persekutuan dengan teman-teman yang percaya pada visinya, termasuk seorang penempa ahli dan alkimia yang ulung. Bersama-sama, mereka berjuang untuk menciptakan dunia baru di mana teknologi dan sihir bisa hidup berdampingan, meskipun banyak rintangan dan perlawanan yang harus mereka hadapi. Prestasinya menarik perhatian kerajaan lain, termasuk kerajaan-kerajaan yang sebelumnya bermusuhan. Namun, dalam perjalanannya untuk menjadi pahlawan, Ethan menemukan bahwa konflik antar kerajaan tersebut direkayasa oleh kekuatan jahat yang lebih besar yang ingin mengambil alih dunia ini. Pertempuran epik mendekati klimaks ketika Ethan dan sekutunya menghadapi ancaman jahat tersebut. Di tengah pertempuran tersebut, Ethan menyadari bahwa untuk melindungi dunianya, dia harus mengorbankan pengetahuan teknologi modernnya dan menemukan cara untuk menggabungkan sihir dan teknologi tanpa melanggar keseimbangan alam. Novel ini adalah perjalanan epik tentang perpaduan antara keajaiban sihir dan kecerdasan teknologi. Ini adalah kisah tentang pertempuran melawan kejahatan, persahabatan yang kuat, pertumbuhan pribadi, dan pencarian untuk menemukan keseimbangan dalam dunia yang terbelah oleh konflik. Ethan menjadi pionir perubahan, membuktikan bahwa bahkan di dunia fantasi yang penuh dengan misteri, teknologi dapat mengilhami kemajuan dan keharmonisan.

vaynetheofratus · Fantasy
Not enough ratings
1 Chs

Bab 1: Reinkarnasi dalam Kehidupan Baru

Di era masa depan Bumi, citra kota futuristik yang megah dan teknologi canggih merambat di layar. Bangunan pencakar langit menjulang tinggi, dan mobil terbang melintas di antara gedung-gedung. Namun, fokus perlahan berubah ke dalam sebuah ruangan, di mana seorang pria yang penuh konsentrasi sedang sibuk mengoperasikan komputer dan alat-alat canggih. Pria ini adalah Yoshiro, seorang ilmuwan brilian yang telah mengabdikan hidupnya untuk menciptakan teknologi AI yang revolusioner.

Dalam suasana lab yang tenang, peralatan canggih berdering dan beralih. Yoshiro, dengan matanya terpaku pada layar komputer, sedang merampungkan kode-kode terakhir dari ciptaannya. Namun, tiba-tiba, kebingungan menyergap wajahnya. Tampilan monitor mulai bergejolak, dan sebelum dia bisa bereaksi, ledakan terjadi. Ruangan itu bergemuruh dan hancur dalam kilatan cahaya.

Dalam sekali napas, Yoshiro tiba-tiba merasa seperti diseret melalui terowongan waktu. Pikirannya melayang-layang di antara masa lalu dan masa depan. Tiba-tiba, sensasi itu lenyap, dan dia terdampar di dalam tubuh yang jauh lebih kecil. Pemandangan di sekitarnya kabur dan tidak dikenalinya. Suara tangisan bayi menggema di telinganya. Dan pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah terlahir kembali dalam dunia yang sama sekali berbeda.

Tangisan bayi semakin keras saat matahari pagi menerangi desa dengan lembut. Di tengah hiruk-pikuk, sebuah rumah kayu yang hangat menjadi pusat perhatian. Di dalamnya, seorang ibu yang bahagia bernama Elara dan seorang ayah yang penuh sukacita bernama Leif menggendong seorang bayi yang baru saja lahir. Wajah mereka bersinar dengan kebahagiaan murni saat mereka melihat anak mereka yang sehat.

Di saat itu, di dalam pikiran bayi yang baru lahir ini, ada keajaiban lain yang tidak diketahui oleh siapa pun. Sementara mata bayi itu tertutup, di dalam alam bawah sadarnya, bayi ini adalah lebih dari sekadar bayi baru lahir. Dia adalah roh dari masa depan, mempertahankan ingatan dan pengetahuan yang jauh lebih tua darinya.

Dalam keramaian kebahagiaan, sambil tetap memeluk anak mereka yang baru lahir, Elara dan Leif berbicara.

Leif: (tersenyum lebar) "Lihatlah dia, Elara. Anak laki-laki kita yang kuat dan sehat."

Elara: (tersenyum lembut) "Iya, sayang. Dia adalah anugerah terindah dalam hidup kita. Kita telah mendapatkan hadiah besar dari alam."

Leif: (mengangguk) "Dan dari langit juga, mungkin. Siapa yang tahu bagaimana nasib membawanya kepada kita."

Elara: (mengusap pipi bayi dengan lembut) "Dia begitu damai saat tidur. Seperti dia memiliki impian yang indah."

Leif: (tersenyum misterius) "Mungkin dia memiliki mimpi-mimpi dari dunia lain, dunia yang kita bahkan tidak tahu."

Di tengah kebahagiaan, bayi yang baru lahir ini merasakan kebingungan. Ketika matanya bergerak pelan, ia melihat sekeliling dengan pandangan heran. Rumah kayu yang hangat dan tradisional ini begitu berbeda dari apa yang pernah dia kenal. Dengan suara hati yang penuh kebingungan, Ethan mengamati setiap detail dengan rasa takjub.

Suara hati Ethan: Apa ini? Di mana aku? Mengapa rumah ini tampak seperti dalam dongeng? Baju-baju yang mereka kenakan dan cara mereka berbicara... Ini bukan dunia yang pernah aku kenal. Ini seperti aku terjebak dalam masa lalu atau... masa depan? Namun, aku tak bisa menemukan teknologi yang dulu kuhidupi. Apakah aku masih di Bumi? Atau mungkin, aku sudah berada di dunia yang sama sekali berbeda?

---

Empat tahun berlalu sejak Ethan terlahir kembali. Percepatan waktu dalam dunia barunya telah membawanya ke usia lima tahun. Setiap hari, dia tumbuh dalam tubuh yang lebih muda namun dengan ingatan yang lebih tua. Desa tempatnya tinggal, diberi nama Daelwood, terletak di bawah naungan pohon-pohon tua dan berpadu dengan sungai yang mengalir tenang. Kepala desa, ayahnya yang dikenal sebagai Leif, menjalani tanggung jawabnya dengan penuh dedikasi.

Di dunia ini, keajaiban sihir dan kehebatan ilmu pedang memainkan peran besar. Lima kerajaan yang terlibat dalam pertikaian selama berabad-abad: Kerajaan Solaria yang kuat dalam sihir matahari, Kerajaan Sylvan yang menguasai hutan dan alam, Kerajaan Aquanis yang mengendalikan lautan, Kerajaan Ignis yang memiliki kekuatan api yang membara, dan Kerajaan Tempest yang menguasai angin dan badai.

Di setiap kerajaan, terdapat tingkatan-tingkatan dalam bidang sihir dan ilmu pedang: pemula, menengah, tinggi, dan master, masing-masing dibagi menjadi level-level yang lebih dalam. Para penempa dan alkimia juga memiliki peran penting dalam menciptakan senjata magis dan eliksir yang kuat.

Budaya di dunia ini kaya dengan tradisi dan ritual magis. Setiap kerajaan memiliki festival tahunan untuk menghormati elemen alam yang mereka kuasai. Daelwood sendiri memiliki festival musim semi yang meriah, di mana masyarakat berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kehidupan.

Namun, dalam dunia yang memadukan sihir dan teknologi ini, suara hati Ethan terus merasakan kekosongan. Meskipun ia merasa bersyukur telah memiliki keluarga yang penuh cinta, ia merindukan teknologi yang pernah ia kuasai di dunia masa depan. Dalam kerumunan pohon-pohon tua di luar rumahnya, dia sering duduk dan merenung, mengenang teknologi yang pernah ia ciptakan.

Suara hati Ethan: Ini adalah dunia yang penuh misteri dan keajaiban, tetapi di hatiku, ada kekosongan yang tak bisa aku pungkiri. Aku merindukan kemajuan teknologi, gemerlap kota-kota futuristik, dan pengetahuan yang dulu aku pelajari. Aku harus beradaptasi dengan kenyataan ini, tetapi hatiku tetap terpaut pada keinginanku yang sejati.

Ketika Ethan menginjak usia lima tahun, kemampuannya mengejutkan banyak orang. Meskipun tubuhnya muda, dia telah belajar membaca dan menulis dengan cepat. Setiap kata dan konsep baru diserapnya dengan lapar pengetahuan. Kepandaiannya membuatnya menjadi bualan di desa. Leif dan Elara terkagum-kagum dengan perkembangannya yang luar biasa.

Suatu hari, ketika matahari terbenam di balik pohon-pohon tua Daelwood, Leif melihat Ethan duduk di bawah pohon besar, tenggelam dalam buku yang ia pegang.

Leif: (tertawa lembut) "Lihatlah dia, Elara. Anak kita begitu bersemangat belajar."

Elara: (tersenyum bangga) "Dia memang luar biasa, sayang. Aku tidak bisa mengerti bagaimana dia bisa memahami semua itu dengan cepat."

Leif: (mengangguk) "Aku harap kita bisa memberikan yang terbaik untuknya, membantu dia meraih impian dan potensinya."

Elara: (mengusap tangan Leif) "Kita pasti bisa, Leif. Dia memiliki bakat istimewa, dan kita akan mendukungnya sepanjang perjalanannya."

Leif: (mengamat-amati Ethan dengan penuh harapan) "Siapa tahu, mungkin dia akan menjadi seseorang yang bisa merubah dunia ini dengan caranya sendiri."

Ethan duduk di bawah pohon besar, mata terbenam dalam buku yang membahas sejarah dunia ini. Sambil menggeliat dalam halaman-halaman bersejarah, pandangannya tak sengaja beralih ke pemukiman penduduk desa. Dia melihat wajah-wajah yang lusuh dan penuh kemiskinan, yang telah menjadi keluarganya dalam beberapa tahun terakhir. Pemandangan itu membawanya memandang jauh, ke dalam masalah yang tak pernah dia sadari sebelumnya.

Suara hati Ethan: Begitu banyak orang yang berjuang untuk mendapatkan cukup makanan setiap hari. Aku melihat wajah-wajah lelah dan kulit pucat akibat kelaparan. Ayahku sendiri tampak sangat tertekan setiap kali musim dingin datang, mencoba merencanakan persediaan makanan untuk seluruh desa.

Tak terhindarkan, kenangan hangat tentang penduduk desa dan bagaimana mereka menyayanginya muncul dalam pikirannya. Dia ingat saat-saat di mana mereka bersama-sama bekerja keras untuk bertahan hidup, bekerja di ladang dan berbagi cerita di bawah langit malam yang cerah. Meskipun tanpa sihir, mereka memiliki kekayaan nilai-nilai, pengalaman hidup, dan kebersamaan yang menguatkan hubungan mereka.

Suara hati Ethan: Mereka memberiku cinta dan dukungan sejak aku datang ke desa ini. Aku merasa punya kewajiban untuk memberikan balik kebaikan itu.

Malam harinya, saat mereka berkumpul untuk makan malam, Ethan menatap piringnya dengan ragu sebelum akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada ayahnya dengan suara anak kecil, "Ayah, kenapa persediaan makanan di desa terus kurang?"

Leif melirik anaknya dan memberikan senyuman lembut. "Itu adalah pertanyaan yang kompleks, Nak. Banyak faktor yang memengaruhinya, termasuk cuaca yang tidak selalu bersahabat."

Ethan menurunkan pandangannya, namun ketika Leif melihat ekspresi anaknya, dia melanjutkan, "Dan ada satu masalah lain yang kami hadapi. Banyak tanah di desa ini yang tidak subur, konon karena adanya kutukan yang ditinggalkan oleh pendahulu kita."

Ethan menatap ayahnya dengan tatapan tajam, "Kutukan? Benarkah?"

Leif mengangguk perlahan, "Itu adalah cerita yang turun-temurun, Nak. Banyak orang percaya bahwa tanah tertentu di desa ini tidak bisa tumbuh subur karena kutukan itu."

Ethan menegakkan dirinya dan bertanya lebih lanjut, "Di mana letak tanah itu, Ayah?"

Leif mengernyitkan keningnya, "Itu terletak di utara desa. Mengapa kamu bertanya tentang ini?"

Ethan tersenyum dan menjawab dengan nada polos, "Hanya ingin tahu."

Pagi harinya, Ethan mendatangi tanah tandus di utara desa. Dia merenung sejenak, mengamati keadaan tanah yang berwarna gelap dan keras. Dia merasakan tekstur tanahnya, dan pemahamannya tentang ilmu tanah mulai bekerja.

Suara hati Ethan: Aku bisa melakukan sesuatu untuk tanah ini. Aku memiliki pengetahuan tentang tanah dan bagaimana cara meningkatkan kesuburannya

Dia merasa tanahnya dengan hati-hati dan merasakan adanya perubahan pada tekstur tanah. Dia melihat daun-daun ubi yang berwarna aneh, yang menandakan ada masalah tanahnya.

Ethan berpikir cepat dan mengambil sampel tanah.

Ethan tersenyum kepada ayahnya, "Aku punya ide bagaimana mengatasi ini."

Leif mengerutkan keningnya, "Bagaimana?"

Ethan tidak menjelaskan dan pergi begitu saja. Ayahnya hanya bengong melihat kepergian putranya. Ke Eseokan harinya dia menghampiri ayahnya dan dia mengeluarkan sebungkus bubuk putih dari dalam kantongnya dan memberikannya kepada ayahnya. "Ayah, taburkan bubuk ini ke seluruh tanah tandus. Dan instruksikan kepada penduduk untuk membuang sampah seperti kulit buah, dan kotoran hewan ke tanah tandus itu"

Leif melihat bubuk itu dengan rasa ingin tahu. "Apa?"

Ethan hanya tersenyum misterius, "Coba saja, Ayah. Aku yakin ini akan membantu."