webnovel

Pahlawan Hitam

Zen Ignatius adalah seorang kutu buku yang berusia 15 tahun. Dia dan seluruh teman sekelasnya dipindahkan ke dunia lain dan mereka dilatih untuk mencari penerus raja. Seluruh temannya mendapatkan kekuatan hebat sedangkan Zen tidak mendapatkan kekuatan apapun, seluruh temannya mentertaannya. Saat melakukan tugas pertama dengan kelompoknya, ia dikhianati oleh kelompok untuk menjadi umpan dan teman-temannya kembali dan menyebarkan berita bahwa Zen telah dimakan monster. Akankah Zen selamat atau tidak? Jika selamat apakah ia akan membalas teman-temannya?

Daniel_ar_01 · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Penghianatan

Aku masih penasaran apa api putihku benar-benar tidak bisa digunakan untuk bertarung, lalu apa kegunaannya?

"Kami telah menyiapkan jamuan untuk menyambut kalian." Kata putri sambil membawa kami ke ruang makan yang ada dilantai atas.

Saat diruang makan aku hanya duduk berdua bersama Rina, kami menikmati makan kami dan tiba-tiba aku terkejut melihat tangan Rina yang memegang sendok berisi nasi dan mengarahkannya padaku.

"Apa kau mau menyuapiku?" (Zen)

"Ya, jadi buka mulutmu" Ia mengatakan itu dengan wajah yang sangat merah dan ia benar-benar imut

"Kau tidak perlu menyuapiku, aku bisa makan sendiri" (Zen)

"Sudahlah buka saja mulutmu, aku pegal memegangnya" Jawabnya dengan nada yang agak marah.

Aku menghela nafas dan membuka mulutku dan Rina langsung meyuapiku.

"Ba-bagaimana?enak?" Tanyanya dengan wajah yang malu-malu

"Rasanya biasa saja." (Zen)

"Kalau begitu, buka mulutmu." Kataku sambil menyuapi Rina

Saat sedang menyuapi Rina tiba-tiba...

Bruuuk!!!

Leon dan teman temannya menendang makanan kami hingga tumpah ke lantai

"APA MAKSUDMU MELAKUKAN ITU PADA KAMI!" Bentak Rina kepada Leon.

Leon tertawa dan mengatakan.

"Aku hanya tidak suka kau saling suap suapan dengan si tidak berguna ini." (Leon)

Lalu putri Lisa datang menghampiri kami

"Ada apa ini?" Tanya Putri Lisa dengan nada yang lembut kepada kami

Leon sikapnya dan cara bicaranya langsung berubah

"Oh,tuan putri maaf atas keributan kami." Jawab Leon dengan ramah.

"Tidak apa apa, kau yang bernama Zen bukan? Raja menyuruhku membawamu ke ruang tahta." (Putri Lisa)

Aku langsung berdiri dan ikut putri pergi ke ruang tahta, aku masih penasaran kenapa wajah mereka begitu aneh melihat aku bisa menggunakan api putih dan mungkin dia ingin memberitahuku tentang api putihku.

Saat sampai di ruang tahta banyak prajurit berjejer, lalu 5 orang yang memakai zirah sepertinya kapten ksatria, dan di kursi tahta sang raja sedang duduk seperti menungguku.

"Ayah, Zen sudah disini." (Putri Lisa)

"Baiklah, kalian semua keluar, ada yang ingin kubicarakan dengannya." Kata raja mengusir semua yang ada di ruang tahta.

Semua pergi keluar sambil menatapku dengan wajah yang sangat marah. Saat semua sudah keluar wajah raja langsung terlihat seram seperti sedang marah kepadaku.

"Baiklah, Zen kau harus menjawabku dengan jujur." Kata raja dengan nada yang menyeramkan.

"Baik" Jawabku dengan cepat.

"Sebenarnya siapa kau sebenarnya?" (Raja)

"Huh, aku hanya seorang murid biasa yang sangat suka dengan membaca buku." (Zen)

"Begitu ya, jadi kau tidak tahu siapa dirimu yang sebenarnya, baiklah kau boleh pergi." (Raja)

"Baik" (Zen)

Tapi aku benar benar tidak mengerti kenapa wajah mereka begitu seram dan menanyakan siapa aku sebenarnya, memangnya aku orang jahat apa.

Aku menuju ke arah pintu keluar dan ada putri Lisa berdiri diluar pintu dan seperti sedang menungguku.

"Apa kau ada waktu, Zen?" (Putri Lisa)

"Kurasa tidak ada, kenapa kau bertanya begitu." (Zen)

"Kalau begitu apa kau mau makan malam bersamaku nanti?" (Putri Lisa)

"Baiklah" (Zen)

"kalau begitu aku nanti datang ke kamarmu untuk menjemputmu" (Putri Lisa)

Aku hanya mengangguk dan berjalan ke kamar Rina untuk melihat apa yang sedang dilakukannya.

Aku berjalan ke arah kamarnya Rina dan saat didepan kamarnya Rina aku mengetuk pintunya.

"*Mengetuk* Rina, kau di dalam" (Zen)

Rina membuka pintunya dan langsung menarikku kedalam

"Apa yang tadi kau bicarakan dengan raja" (Rina)

"Eh...bukan apa apa kok, ada apa memangnya?" Kataku dengan tidak memberi tahu apa yang dikatakan raja tadi karena aku tidak mengerti apa maksud perkataannya.

"Kau berbohong ya" Kata Rina dengan wajah yang marah

"Tidak...aku tidak berbohong, ada apa memangnya" (Zen)

"soalnya tadi aku melihat beberapa penjaga mengatakan kalau kau itu....bukan manusia" (Rina)

"Huh...haha, mungkin itu salah orang jadi kau salah dengar" (Zen)

"Mungkin, tapi kau harus berhati hati" (Rina)

"Ok, aku akan kembali ke kamarku" (Zen)

"Baiklah, bye" (Rina)

Aku keluar dari kamar Rina dan aku masuk ke kamarku dan langsung berbaring di kasur untuk tidur sebentar.

2 jam kemudian

* Knock *

Aku mendengar suara mengetuk pintuku dan aku mecoba membuka mataku dan berjalan ke arah pintu, saat membuka pintu aku baru ingat kalau aku ada janji makan malam dengan putri Lisa dan aku langsung bergegas berganti baju dan keluar dari kamarku dengan cepat, saat membuka pintu sudah ada putri Lisa yang sedang menungguku.

"Kau lama sekali" Tanya Lisa dengan wajah yang marah tapi sangat imut.

"Maaf...maaf, tadi aku ketiduran" (Zen)

"Sudah, ayo kita berangkat" (Putri Lisa)

"Ba...baik" Jawabku sambil ditarik oleh Lisa

Akhirnya kami sampai di sebuah tempat makan yang sangat besar dan saat kami masuk, semua orang langsung menatap kami, kami pun duduk dan makan bersama.

"Apa makanannya enak?" (Putri Lisa)

"Ya" (Zen)

"Zen, ada yang ingin kutanyakan padamu" (Putri Lisa)

"Ada apa?" (Zen)

"Apa kau tahu siapa dirimu yang sebenarnya" (Putri Lisa)

(Pertanyaannya sama dengan pertanyaan Raja padaku tadi tapi kenapa mereka menanyakan itu padaku)

"Aku yang sebenarnya? apa maksudmu aku hanya seorang kutu buku." (Zen)

"Begitu ya, ya sudah ayo kita bersulang" (Putri Lisa)

"Y...ya" Jawabku sambil mengangkat gelasku dan bersulang

kami mengobrol dan tertawa bersama hingga jam menunjukan pukul 19:00

"Ini sudah larut, aku akan kembali ke kamarku" (Zen)

"Sayang sekali ya sudah sampai malam begini, Ya sudah sampai jumpa" (Putri Lisa)

Aku berdiri dan langsung pergi saat dijalan aku merasa seperti ada yang mengikutiku dari belakang tapi saat aku menoleh kebelakang tidak ada siapapun disana dan aku langsung berlari dengan cepat. Aku pun akhirnya sampai di depan kamarku dan memasukan tanganku ke saku untuk mengambil kunci kamarku tapi aku tidak menemukannya di manapun, aku melihat pintu seperti tidak dikunci, aku membuka pintu dan masuk ke kamarku dan langsung berbaring di kasur dan tertidur.

Saat pagi hari aku mendengar suara kuda berjalan, aku langsung bersiap tapi baju yang semalam aku pakai menghilang dan ada sebuah buku di atas meja lalu tiba tiba banyak penjaga masuk ke kamarku.

"Kau Zen Ignatius kan?" (Penjaga)

"Ya" (Zen)

"Raja telah memberikan perintah kepada kami untuk menangkapmu." (Penjaga)

"Huh?" (Zen)

Tanganku di rantai dan dibawa oleh para penjaga. Saat di ruang tahta banyak penjaga dan seluruh teman sekelasku bahkan Rina ada disana menatapku dengan tatapan dingin.

"Zen Ignatius apa kata terakhirmu?" Tanya Raja dengan nada yang marah.

"Huh, apa maksudmu aku tidak mengerti, memangnya apa salahku hingga kau menangkapku." (Zen)

"Aku menangkapmu karena kau telah mengambil kesucian Lisa dan mencuri buku sihir kami." Kata salah satu penjaga

"APA? KAPAN AKU MENODAI LISA DAN MENCURI BUKU?" (Zen)

"Jangan berpura pura tidak tahu, kau tidak hanya melecehkan tuan putri tapi kau juga berani mencuri buku sihir kerajaan. Sebagai hukuman kau akan dilempar ke jurang kematian" (Penjaga)

Aku langsung dibawa ke tempat jurang kematian semuanya melihatku dari para penjaga, seluruh teman sekelasku bahkan seluruh warga kota melihatku, saat aku menoleh ke belakang seluruh teman sekelasku tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku kecuali Rina, ia menangis di bahu temannya.

"Baiklah selamat tinggal, kuharap kau menyesali perbuatanmu." Kata raja

Penjaga pun menendangku dari belakang hingga aku jatuh ke ke jurang.