webnovel

Pembalasan Fu Tingyuan (5)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Perusahaan itu dulunya bernama 'Grup Luoyang', namun saat ini kepemilikannya sudah berubah dan diambil alih oleh Fu Tingyuan. Perusahaan itu kini sudah berubah nama menjadi A&M International. Bisnisnya berkembang sangat pesat dalam enam bulan terakhir dan bahkan melampaui kejayaan Luo Juntian.

Kemampuan bisnis Fu Tingyuan cukup bagus. Bahkan mungkin berada di atas kebanyakan orang. Entah apa ini berarti ia memang memiliki kemampuan bisnis yang baik.

Luo Nanchu mengerutkan bibirnya, dan wajahnya tampak sinis. Kemudian ia pun berjalan ke meja resepsionis dan berkata kepada resepsionis di sana, "Hai, aku ingin bertemu Fu Tingyuan."

Melihat siapa yang ada di depannya, resepsionis itu langsung terkejut dan segera berkata, "Baik. Mohon ditunggu sebentar."

Lalu ia segera menelpon ke bagian intern terkait.

Setelah percakapan singkat, resepsionis itu tersenyum dan berkata, "Presiden Fu ada di ruangannya, silakan naik ke lantai atas."

Luo Nanchu menggerakkan sedikit bibirnya dan ia pun tersenyum sembari berkata, "Terima kasih." Untungnya, Fu Tingyuan tidak membuatnya bosan dan menunggu terlalu lama.

Pria itu ingin mempermalukannya, bahkan secara pribadi Luo Nanchu menemuinya hingga datang ke kantornya. Entah bukankah dengan begitu berarti telah mengecewakannya.

Kemudian Luo Nanchu masuk ke dalam lift.

Setelah Fu Tingyuan mengambil alih perusahaan milik keluarga Luo, ia tidak merenovasi ulang kantor perusahaannya, seluruh tata letak ruangan masih tetap sama seperti saat terakhir kali ia meninggalkan perusahaan ini.

Luo Nanchu berjalan dengan sedikit perasaan tidak ikhlas. 

Dalam hidup ini, hal yang paling sulit untuk ditinggalkan adalah kenangan. Bangunan perkantoran yang dibangun di pusat kota ini menyimpan banyak sekali kenangan masa lalunya. Enam bulan yang lalu ia juga menandatangani surat perceraian di sini lalu pergi begitu saja. Pergi tanpa mendapatkan apapun. Keluarga Luo benar-benar sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan bangunan ini.

Ding!

Suara lift yang menandakan bahwa sudah tiba di lantai atas.

Luo Nanchu menarik napas ringan sambil berjalan menuju ruang kerja Fu Tingyuan, sesampainya di depan pintu ia mulai mengetuk pintu.

"Silakan masuk."

Suara rendah dari seorang pria terdengar dari dalam ruangan.

Bibir Luo Nanchu melengkung dan ia pun tersenyum, setelah itu ia berjalan masuk ke dalam ruangan.

Di dalam sebuah ruangan dengan interior hitam putih itu, seorang pria yang tampan dan terlihat glamor sedang duduk di atas sebuah sofa hitam dan menatapnya. Luo Nanchu, dengan senyumnya yang semakin terlihat menawan, berkata, "Tuan Fu, kita bertemu lagi."

Fu Tingyuan menatapnya dengan acuh tak acuh tanpa berbicara sepatah katapun. Seolah ia merasa asing dengan apa yang dilihatnya.

Luo Nanchu berjalan semakin mendekat, kemudian ia berjalan mengitari meja Fu Tingyuan, hingga akhirnya ia berdiri di depannya. Ia tersenyum manis sembari berkata, "Nanchu datang untuk membayarnya. Kejadian waktu itu bukan Nanchu yang sebenarnya. Tapi hari ini, Nanchu sengaja datang untuk menemani Tuan Fu bermain, bagaimana?"

Luo Nanchu adalah gadis yang cantik, apalagi ketika ia sedang tersenyum, senyumnya bisa membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Jika saja ia selalu berbuat baik, mungkin tidak akan ada orang yang benci padanya. Karena tidak ada orang yang tidak menyukai senyuman Luo Nanchu yang manis.

Fu Tingyuan sedikit menoleh untuk menatapnya.

Pria itu kembali teringat kejadian tiga tahun yang lalu, ia juga berdiri seperti itu di kantor ini dengan sedikit rendah hati. Dan waktu itu ia juga berkata dengan sikap yang sangat sopan bahwa jika memaksa menikah dengannya, itu sama saja dengan membunuh Bai Zhiyan secara perlahan. Ia benar-benar masih ingat sorot mata Luo Nanchu waktu itu.

Dengan alis terangkat, dan senyuman yang tulus, ia terlihat sangat baik. Saat itu ia mengerti bahwa wanita ini telah mewarisi sifat keluarga Luo yang kejam. Fu Tingyuan tampak tersenyum, kemudian ia bertanya dengan ringan, "Bagaimana mungkin kamu berencana mengajakku bermain?"

Luo Nanchu tersenyum lalu dengan satu kaki berlutut di depan Fu Tingyuan.

Fu Tingyuan memperhatikan gerakannya dengan seksama, matanya yang sipit perlahan menyipit, dengan posisi duduk yang seperti ini ia tidak bisa melihat ekspresi gadis itu dengan jelas.

Luo Nanchu menyibakkan rambutnya yang panjang ke belakang telinganya. Ia menunduk lalu mendekatkan bibirnya ke celana Fu Tingyuan. Saat ini Fu Tingyuan bisa melihat dagu manis Luo Nanchu serta bulu mata yang tebal seperti sayap kupu-kupu. Namun, ekspresi di kedua matanya tidak bisa terlihat dengan jelas.

Luo Nanchu membuka bibir merahnya lalu menggigit ritsleting yang melekat di celana itu, hembusan napasnya bisa dirasakan oleh bagian sensitif tubuh Fu Tingyuan. Tatapan matanya seketika berubah menjadi gelap dan ia langsung mengulurkan tangannya untuk menjambak rambut Luo Nanchu sambil berkata, "Lepaskan."