2 2 Ujian naik tingkat

Guru menyuruhku ke ruang meditasi.

ruang itu tidak terdapat di dalam padepokan ini.tapi di tengah sebuah danau yang indah.

Untuk mencapainya aku harus menggunakan ajian Mindah Raga.

ruang itu tak bisa kudatangi dengan berjalan kaki atau naik pesawat sekalipun.

letaknya tersamarkan oleh tameng gaib.

aku menjauh dari lapangan.di bawah pohon yang rindang aku berdiri tegap dan memasang kuda kuda.

Kudekap kedua telapak tangan diatas dada,lalu konsentrasi penuh.

kurapalkan mantera.

perlahan tubuhku terasa ringan,kemudian berubah jadi cahaya dan menghilang dari pandangan mata.

aku sampai di ruang meditasi dalam posisi berdiri tegap.

meski sudah berulang kali kemari aku selalu takjub dengan ruangan ini.

Sebenarnya  ini bukan ruang biasa.ini adalah sebuah kotak kaca yang berbentuk kubus.kotak itu terbuat dari kaca kristal yang kuat dan tipis.

di keempat sisi kotak ini aku bisa melihat air danau yang jernih. disisi atas aku melihat langit biru dengan sinar mentari yang terang.

anehnya ruangan ini tetap sejuk.

ukuran ruang ini cukup luas,empat kali empat meter.

kulihat guru sudah hadir diruang ini,ia sedang meditasi dengan posisi bersila.

aku pun duduk mengikuti sikap guru.dari lantai kaca yang bening aku bisa melihat dasar danau yang jernih,beraneka macam ikan berenang kesana kemari,sepertinya aku duduk diatas akuarium.

aku menarik napas dalam dalam,kubus kaca ini dibuat kedap udara.anehnya aku bisa bernapas dengan mudah,seperti berada dialam terbuka

"kau siap Ramsa" kata guru

Suara guru tidak berasal dari mulutnya,tapi seperti berada didalam kepalaku.

kubus ini juga kedap suara,meski aku berteriak sekeras kerasnya,suara ku takkan terdengar apa apa.

selain sunyi dan hening yang teramat sangat.itulah sebabanya kami menyebutnya kotak hening

"Siap guru" kata kataku tak keluar dari mulut tapi lewat gelombang pikiran,telepati orang menyebutnya.

" Ramsa,kau sudah tau bentuk ujian kenaikan tingkat nanti.

" belum guru.".

"untuk mencapai tingkat kedua kau harus bersenggama dengan anak kelas enam SD".

aku terperangah mendengar ucapan guru." anak SD ,pikirku .aku ngeri membayang kan bagaiamana penrisku yang sebesar timun jumbo masuk keanus anak itu,pasti akan sangat menyakitkan

" Selama tujuh malam berturut turut kau bersenggama dengan tujuh anak yang berbeda".

aku menatap guru dengan pandangan memohon.Tapi guru menatapku dengan pandangan melotot marah.

" pilihlah anak yang paling ganteng, paling besar badannya,dari tujuh sekolah yang berbeda.

guru tidak mengubris keberatanku.

"Dalam ujian ini kau tak boleh gagal satu malampun.gunakan seluruh ilmu yang telah ku ajarkan.

gunakan kecerdikanmu!!

aku merasa bimbang,kalaupun guru menyuruhku mengeringkan air danau  ini aku akan terima,tanpa membantah

Tapi menyodomi tujuh anak SD ,ini sungguh keterlaluan.aku takkan tega menyakiti anak anak yang masih lugu itu

" kau bisa tanyakan pada kawan kawanmu apa akibatnya bila kau gagal.

guru menatapku,sinar matanya tajam menusuk,selama berbulan bulan mengenalnya,sekarang aku baru tahu siapa dia sesungguhnya.

" selama sebulan ini kau harus berlatih serius".bila ada yang masih belum jelas kau bisa tanyakan padaku"

aku hanya diam dan tertunduk.pikiranku masih bingung bagaimana caranya aku bisa lulus ujian dengan mudah tanpa menyakiti anak anak itu<br /></div>

" selama ujian nanti kau harus tetap berada dikotak ini.<br /></div>

Aku hanya diam,aku yakin guru tahu apa yang berkecamuk dalam pikiranku.

Tapi ia mengabaikannya.

"kau lanjutkan meditasimu, Ramsa.

konsentrasi,fokus,dan perbesar intensitasnya.jangan biarkan pikiranmu ngelantur. ingat Tak ada tempat untuk orang yang gagal di padepokanku. jam satu siang nanti kutunggu di kamar.

guru memandangku,kuberanikan menatapnya dengan tatapan memelas,berharap ia mau merubah keputusannya.

Guru hanya tersenyum sinis,lalu perlahan wujudnya tampak mengabur dan ia pun menghilang dari pandanganku.

              ******

Kurang sebulan jelang ujian kenaikan tingkat,aku mulai serius berlatih,semua ajian yang di ajarkan guru harus ku kuasai dengan sempurna.

Namun pikiranku masih belum tenang mengingat apa yang akan kuhadapi nanti.

Bagi temanku yang lain,ujian ini sungguh mudah,yang di hadapi cuma anak SD,gampanglah.

Disini yang bicara nuraniku,kalau aku tak punya perasaan sama sekali.aku bisa dengan mudah menyodomi mereka,tak peduli mereka akan menderita atau malah mati nantinya.yang penting aku bisa lulus ujian.

Tapi aku benar tak tega melakukannya.aku sering melamun dan menjadi resah dengan sendirinya.

Rupanya jano menangkap keresahanku.

" ada apa ram ,abang perhatikan kamu sering melamun" kata Jano.

malam ini giliranku berpasangan dengan jano.

" aku mikir ujian nanti.abang tau kan aku harus menyodomi tujuh bocah SD.

Jano tersenyum."itukan mudah Ram."

aku memasang muka cemberut."aku tak tega melakukannya.kontrolkukan sangat besar.bocah bocah itu pasti akan menderita.padepokan

Jano merangkulku."dulu waktu ujian kenaikan tingkat dua,abang juga merasa sangat bersalah.dari tujuh bocah yang abang sodomi dua diantaranya mati mengenaskan"

aku menatap Jano dengan pandangan ngeri

" habis gimana lagi Ram,kalau abang gagal , akan di jadikan tumbal buat Raja jin

" Di jadikan tumbal bang

" iya.itulah hukuman untuk murid yang gagal.Dia akan dijadikan budak di alam jin.

aku tercenung.guru tidaklah sebaik yang kukira,selama ini aku sangat berterima kasih padanya,dia telah membuatku jadi pemuda tampan.

selama bertahun tahun yang lalu aku harus hidup sebagai monster berbulu lebat,berkat gurulah penyakitku bisa di sembuhkan.kata orang kampungku aku terkena kutukan.namun sama saja akhirnya bila aku sampai gagal

"Ramsa, abang akan bantu kamu." kata Jano memberiku harapan.

"bocah bocah itu tidak akan menderita karena sodokanmu."

" benar bang."

Jano menganguk." abang sudah mengembangkan ajian baru."

aku menyimak ucapan Jano dengan gembira.

" dimalam kelima abang memakai ajian itu,hasilnya sungguh menakjubkan.si bocah yang abang sodomi malah merasa senang. dan di hari berikutnya berubah jadi anak yang pintar dan baik.

           ****

persiapanku untuk ujian sudah mantap.Ajian Burit Ayam, yang diajarkan bang Jano sudah aku kuasai.

sekarang aku beradà di Kotak Hening,aku di karantina selama seminggu/

Guru duduk bersila di depanku.

" Ramsa ,sekarang waktunya untuk menguji semua ilmu dan Ajian yang telah kuberikan padamu."

Suara guru menggema di kepalaku.

Guru berbicara dengan Telepati.<br /></div>

"Selama seminggu kau harus tetap berada dikotak ini.Siang hari kau Harus berpuasa.makanan untuk berbuka akan diantar

oleh Jin suruhanku<br /></div>

Tepat Jam dua belas malam kau bisa melakukan Aksimu.

Sebelum Jam tiga pagi kau sudah harus berada disini lagi.

Akibat kalau kau Telat,semua ilmu dan Ajian itu tak akan berpungsi lagi,si bocah akan menjerit kesakitan,orang tuanya terbangun,dan kau akan dikeroyok oleh warga,Tak bisa lagi kemana kemana,ajian mindah Raga tak bisa kau pakai<br /></div>

guru menatap tajam."Kau paham Ramsa<br /></div>

"Saya paham Guru.<br /></div>

" Bagus.Tepat Jam Sepuluh Pagi Ujian dimulai.<br /></div>

Suara Lonceng berdentang Tujuh kali. Pertanda ujian Dimulai ,Suara itu bergema secara gaib di kepalaku.Tak ada wujud lonceng di kotak ini<br /></div>

wujud Guru mulai mengabur dan lenyap dari pandanganku<br /></div>

Aku Berbaring.Mengendorkan Tubuh,Kuatur napas dengan pernapasan segi empat,ambil napas lima menit,tahan lima menit,hembuskan lima menit dan tahan lagi lima menit.

begitu seterusnya,berkat latihan aku bisa melakukannya<br /></div>

Setelah itu kurapalkan mantera,perlahan sukmaku bangkit dan berpisah dari tubuhku.

inilah Ajian minda Sukma<br /></div>

Saat berdiri,aku memandangi jasadku yang terbaring,bentuk Tubuhku sempurna.aku bangga punya tubuh seperti itu<br /></div>

sekarang wujudku seperti hantu,tak kasat mata,bisa menembus dinding dan bisa pergi kemana saja dalam hitungan detik<br /></div>

aku pergi kesekolah terdekat ,bocah yang kuincar hanya anak laki laki kelas enam SD<br /></div>

Dia harus berwajah ganteng,postur badannya besar dan energik.juga

pemberani,semakin Nakal semakin bagus<br /></div>

Aku berhenti di SD kampung Waru,sekolah itu hanya punya satu kelas untuk murid kelas Enam<br /></div>

untuk masuk kelas aku cukup menembus dinding, kuperhatikan semua murid laki laki,,namun tak ada yang menarik hatiku<br /></div>

Ada anak yang lumayan ganteng tapi badannya kurus dan kecil.yang badannya besar juga ada,tapi tampangnya biasa saja.<br /></div>

Di Kecamatan Sukajaya ada sembilan sekolah Dasar,negeri dan swasta<br /></div>

Sudah lima SD kutelusur di kecamatan itu,namun belum juga membuahkan hasil.

Energiku sudah mulai berkurang, aku harus kembali ke tubuh fisikku,sebelum energiku habis.

Jika ini terjadi tubuh fisikku bisa mati<br /></div>

Akhirnya di suatu SD Swasta,aku menemukan Bocah itu.Sekolah itu punya tiga ruang kelas untuk murid kelas enam. bocah itu ada dikelas 6b<br /></div>

Namanya Anggo Wiratmo.

Ia duduk di bangku paling belakang.

seorang ibu guru sedang menerangkan pelajaran bahasa indonesia,perhatian para mutid tertuju pada Bu Guru<br /></div>

Aku berdiri di depan kelas, wujudku tak kasat mata,tak seorangpun mengetahui kehadiranku.

Anggo dan teman sebangkunya malah asyik bercanda.Tak menyimak sedikitpun.

Bu Ani ,begitu Anak anak menyebutnya,jadi naik darah melihat kelakuan Anggo<br /></div>

" Anggo " kata Bu Ani dengan nada Tinggi.<br /></div>

Bocah itu menjawab tenang " Iya Bu"

"Kamu kedepan<br /></div>

Bu Ani mengacungkan penggaris kayu,penggaris itu biasa Ia pakai untuk memukul telapak tangan murid yang bandel dan tidak menyimak pelajarannya<br /></div>

Anggo melangkah dengan tenang,tak nampak kecemasan di raut wajahnya<br /></div>

Bu Ani mengajukan pertanyaan pada Anggo,bocah itu hanya menggeleng tak tahu jawabannya.<br /></div>

Muka Bu Ani merah padam,perempuan bertubuh gemuk itu menyuruh Anggo membuka kedua telapak tangannya menghadap keatas<br /></div>

Anggo menjulurkan kedua tangannya,tidak dalam keadaan terbuka,kedua telapak tangannya ia tautkan seperti menggenggam sesuatu<br /></div>

" kenapa tak dibuka."kata Bu Ani heran, ia melangkah lebih dekat lagi.<br /></div>

Anggo menunggu Bu Ani mendekat,<br /></div>

"Ayo tadahkan tanganmu,"

<br /></div>

Anggo membuka kedua telapak tangannya, ada seekor katak kecil di tangan Anggo. katak itu berwarna hijau .Anggo melambungkan katak itu sehingga melompat kedada Bu Ani yang berpayudara besar.<br /></div>

Perempuan itu panik lalu menjerit histeris ,ia berusaha menepis katak itu, katak itu malah menyelinap kedalam kutangnya<br /></div>

Bu Ani semakin panik, ia berlari keluar sambil terus menjerit jerit.<br /></div>

Seisi kelas tertawa,suasana jadi Ramai,aku juga tak kuasa menahan tawa,selama berbulan bulan di padepokan baru kali ini aku melihat kekonyolan seorang Anak.<br /></div>

Anggo hanya tersenyum kecil,sepertinya ia bakal tahu hukuman apa yang akan menimpanya.<br /></div>

Aku mengikuti Anggo pulang dari sekolah hingga sampai dirumah.

seorang pegawai mamanya menjemputnya dengan motor.

Agak telat,karena Anggo harus membersihkan Wc,sebagai hukumannya.<br /></div>

Aku ikut membonceng dibelakangnya.

Bocah itu sama sekali tak menyadari keberadaanku.<br /></div>

Kuterawang masalalu bocah itu,sejak kelas empat,Anggo ditinggal pergi oleh papanya, seorang gadis cantik telah membawa papanya dan membuat si papa menceraikan ibunya.<br /></div>

Anggo berubah jadi pemurung,papa yang ia sayangi telah meninggalkannya.

Tanpa ia sadari kebenciannya pada si Gadis,merubahnya jadi Anak yang nakal,ia sangat senang menjahili anak anak perempuan ,sebelum Anak itu menangis takkan berhenti ia mengganggunya<br /></div>

Begitu juga dengan guru perempuan ,seri<br /></div>

ng dibuat kesal olehnya.

Kuperhatikan Anggo dengan teliti. wajah Anggo ganteng,sorot matanya tajam,posturnya tinggi dan badannya padat berisi.

sepertinya ia senang berolahraga,terutama main bola.<br /></div>

Anggo pernah tak naik kelas Enam,ia harus mengulang setahun lagi dikelas lima,semua itu karena kenakalan yang sering ia lakukan.

Sekarangpun ia terancam tak lulus SD,mamanya sudah sering dipanggil kepala sekolah,namun kenakalan Anggo semakin menjadi jadi<br /></div>

Aku bisa pakai Ajian Mani Rasa yang dikembangkan Bang Jano.

kuharap Ajian itu bisa merubah perilaku bocah nakal itu.<br /></div>

Anggo sudah sampai dirumah,rumahnya cukup besar dengan halaman yang luas.

Halaman itu di penuhi beraneka bunga yang di tanam di dalam pot.selain bunga juga bibit tanaman buah yang ditaruh dalam plastik hitam.

itulah Bisnis Mamanya Anggo,Ia di bantu lima orang pegawai pria.<br /></div>

Anggo melempar tas nya di sofa, membuka sepatu dan menaruhnya sembarangan, ia masuk kekamar dan menyalakan PS2, game yang di sukainya,GTA San Andreas,<br /></div>

Di game itu ia bebas merusak apa saja,bebas memukuli dan menembak orang semaunya.<br /></div>

Energiku tinggal tigapuluh persen,aku mempelajari situasi Rumah Anggo dan menandai kamar Anggo secara gaib,biar aku tak nyasar kemana mana.

Cukup makan waktu untuk melakukannya, dan untunglah aku bisa selesai saat energiku tinggal sepuluh persen saja.

Lewat Jam dua belas malam nanti, aku akan datang lagi dengan tubuh fisikku.

               

aku berdiri tegap kedua telapak tangan kudekap di dada, kurapal mantera dengan kecepatan gaib aku pun kembali ketubuh fisikku.

<br /></div>

aku mencium bibir Anggo,anak cuma nurut aja,tak ada perlawananan sama sekali.

kupreteli pyamanya,bocah itupun bugil seperti aku.<br /></div>

ku jilati badan Anggo mulai dari bibir sampai ke kontolnya,belum ada sehelai bulu pun yang tumbuh,selain rambut dikepalanya.<br /></div>

Kontol Anggo cukup besar untuk Anak seumur dia,masih ada kulupnya.

bocah itu mendesah dan merintih menikmati kulumanku.

" gimana dik enakkan."<br /></div>

"enak bang.."kata Anggo agak terengah.<br /></div>

aku mengajak Anggo ketempat tidur, aku berbaring lebih dulu,kusuruh Anggo naik kebadanku tapi dengan posisi terbalik,mulut Anggo berada di selangkanganku.<br /></div>

" jilat kontol abang dik" perintahku,aku harus sering memberi pengarahan padanya,maklumlah dia masih lugu.<br /></div>

Anggo menjilat kontolku.

" jilat dan kulum kayak es krim."

Anggo mengerti dengan arahanku,ia menjilat dan mengemut kontolku lebih ganas,ia harus membuka mulutnya lebih lebar agar kontolku bisa masuk lebih dalam<br /></div>

Ku lanjutkan mengemut kontol Anggo, sensasinya terasa beda dengan mengemut kontol orang dewasa.<br /></div>

aku melenguh,dibawah pengaruh pelet perangsang Anggo bernafsu banget untuk memuaskan aku.<br /></div>

Tak ingin berlama lagi,aku harus segera mengentot bocah.

Anus Anggo kubuat elastis lebih dahulu biar dia tak kesakitan menerima sodokanku.<br /></div>

Kurapal mantera,sambil menikmati kuluman Anggo mulutku terus komat kamit.<br /></div>

setelah merapal mantera,kucabut kontolku dari mulut Anggo dan kurubah posisi.<br /></div>

Kusuruh Anggo berbaring, dan mulutku berada di selangkangannya.<br /></div>

"angkat kedua lututmu sayang" perintahku.<br /></div>

Anus Anggo terlihat menantang setelah ia menuruti perintahku.

Aku menyemburkan ludah dan menjilatinya sampai terasa lunak.<br /></div>

Bocah itu menggelinjang kegelian.

ku coba memasukan jari telunjuk,terasa lunak. Ajian Burit Ayam sudah bekerja

<br /></div>

Ku sorongkan kontol ke Anus Anggo,masuknya sangat mudah seperti Anus guru.<br /></div>

Tak ada jerit kesakitan dari mulut Anggo,Anusnya begitu lunak dan elatis.

kontolku maju mundur dan pantatku bergoyang menyodomi bocah itu<br /></div>

"auuugghh...baaang...' mulut Anggo menceracau mengekspresikan sensasi kenikmatan yang ia rasakan.

sesekali aku melumat bibir Bocah itu.<br /></div>

Semakin keras Anggo mengerang, semakin kuat Aku menggenjot.

Aku berganti posisi, ku pangku Anggo dan terus mengentotnya.

Aku juga mengerang.eranganku bercampur dengan erangan Anggo terdengar keras sampai kesetiap sudut rumah,namun hanya kami berdua yang mendengarnya.

mama Anggo,kakaknya dan pegawai serta pembantu sudah terkapar pingsan<br /></div>

Kuangkat Anggo dari tempat tidur,dengan posisi berdiri kembali ku entot dia,Anggo melingkarkan kedua tangannya memeluk lehernya,kedua kakinya ia lingkarkan di pinggangku.

Tinggi badan Anggo beda dua puluh senti denganku tinggiku,berat badannya cukup ringan, aku bisa dengan mudah mengayun ayun badannya dengan mudah<br /></div>

Bocah ganteng itu masih terus mengerang, terbata bata seirama dengan enjotanku<br /></div>

kulihat Jam dinding pukul dua lima belas, aku harus segera menyudahi permainan ini<br /></div>

kembali ku baringkan Anggo di tempat tidur,badan Anggo kuletakan sebagian,pinggang dan kakinya tergantung di udara..<br /></div>

Lagi kusorongkan kontolku,mengenjotnya lebih keras dan semakin cepat,aku ingin segera menumpah air maniku.<br /></div>

Sensasinya makin menggila,jeritan Anggo semakin keras dan eranganku makin kuat dan seiring dengan itu muncratlah Air maniku<br /></div>

Kurapal mantera dengan cepat,selama merapal mantera maniku terus menyembur masuk kedalam usus bocah itu,masuk kedalam aliran darahnya dan menyatu dengan setiap bagian tubuhnya.

Ajian Mani Rasa akan merubah perilaku Bocah ini menjadi Anak yang baik, pintar dan lebih menghargai orang lain

Hawa panas menyebar ke tubuh Anggo,kulihat tubuhnya yang putih mulus berubah jadi kemerahan sepeti udang rebus,Ajian itu sedang bekerja.Keringatnya mengucur deras dari tubuh bocah itu<br /></div>

Aku mencabut kontolku. Tubuhku lemas,energiku terkuras habis.

kulirik jam dinding hampir pukul Tiga pagi<br /></div>

Kusuruh Bocah itu berpakaian dan berbaring lagi. dan kutidurkan ia. kutempelkan tangan di jidatnya,lagi kurapal mantera, Ajian Moksa Cipta <br /></div>

Ajian ini berguna menghapus memori Anggo. ketika bangun nanti Ia takkan ingat lagi Apa yang ia Alami malam ini,semua ingatan tentang Apa yang kulakukan terhapus sudah<br /></div>

Kuamati sekeliling kamar,semuanya beres.Aku harus kembali segera<br /></div>

Ku pasang kuda kuda untuk Mindah Raga dan Terus merapal mantera.

Akupun lenyap dari Kamar Anggo,meninggalkan rumah dalam keadaan seperti semula<br /></div>

avataravatar
Next chapter