1 LORONG GELAP

Dilorong gelap ini, aku yang sudah pasrah akan apa yang terjadi padaku saat ini tidak pernah menyangka bahwa akan ada kejadian yang mengubah jalan hidupku selamanya.

Entah darimana, datang para lelaki ini, entah datang dari mana dan mengikutiku sampai disini, memojokkanku ke lorong gang yang gelap ini.

Uang, perhiasan, Handphone yang aku bawa, semua telah dirampas. Aku tidak tahan lagi, berdoa berharap akan ada yang menyadari bahwa aku disini terjebak oleh para lelaki ini. Seolah semua sudah diatur, tidak ada seorangpun yang lewat, kalaupun ada, mereka bahkan seperti berpura-pura tidak melihat kejadian ini.

Aku benar-benar menyerah dengan keadaan ini, mereka memegang kedua tanganku. Dan aku pun mulai berontak "Ka..ka..kalian mau apa ? Lepaskan aku ! Kalian sudah mengambil semua barang yang aku bawa ! Siapa Kalian ?!" teriakku sembari berusaha melepaskan diri.

"Kau wanita, tidak perlu tau kami siapa ! Wajahmu cantik, jadi jangan coba-coba untuk melawan kami jika ingin kamu tetap selamat dalam keadaan hidup !" kata lelaki pertama

"Badanmu sungguh menggoda, aku yakin kamu benar-benar menjaganya. Diam dan nikmati saja, tidak akan berasa sakit kok " kata lelaki kedua.

"Berontak saja terus, tidak akan ada yang datang menolongmu, aku sudah sangat tidak sabar untuk merobek baju dan menikmati kulit putih bersih ini"

"Tolong...Tolong! Tolong Aku!"

Semakin aku berontak semakin mesum pula otak manusia manusia ini. Tuha, tolong aku. Aku tidak ingin kehilangan harta paling berhargaku. Seseorang tolong aku, mereka mulai menggerayangi seluruh badanku dan membuatku jijik. Benar-benar ingin muntah rasanya.

"Kreeekk" bunyi pakaianku yang dirobek paksa oleh mereka.

tidak, jangan ......."

"sudah jangan melawan lagi wanita! percuma untuk kau melawan, semakin melawan semakin ingin ku menikmatimu !"

Tendanganku yang tidak berarti, 5 lelaki ini seolah benar benar sudah siap untuk menghancurkanku. Pakaianku robek, berantakan, dan mereka sudah benar2 siap untuk menerjangku yang sudah tidak bisa melawan ini.

"Tolongggggg...!!!!" teriakku sekali lagi

entah darimana datangnya, pukulan melayang kearah laki-laki yang berdiri didepanku. Dan bergilir ke laki2 lainnya yang dari tadi tidak melepaskanku. satu persatu mereka tumbang ke tanah, dikalahkan oleh seorang laki laki tampan yang berdiri didepanku. Cara bertarung yang hebat, mengalahkan 5 lelaki ini dalam sekejap.Pria yang tampan, tinggi, dan memiliki aura membunuh yang kuat.Tanpa sedikitpun terluka, sebenernya sihh mereka yang dipukul tidak bisa melawan sedikitpun.

"ahh...siapa kamu berani memukulku " kata lelaki yang pertama dipukul.

"Ehh...Kak..kak Rey...reyvan... Maafkan kami kak!" setelah mereka melihat wajahnya langsung menunduk maaf dan lari terbirit birit. Meninggalkan semua barangku yang ingin mereka rampok.

Dia berbalik dan menolehku, perlahan aura membunuh itu hilang entah kemana. Aku yang kedinginan dan dalam keadaan yang tidak layak ini, sudah tidak sanggup berkata apa2 lagi.

"Kamu gak apa-apa?" tanya reyvan.

"Hhuhuuuhuhuuuwaaa..." dan tangisanku pecah seketika, aku takut, benar2 takut dan saat ini ada yang datang menolongku aku benar2 merasa lega. Aku berusaha untuk tidak menangis sedari tadi, ternyata memang tidak sanggup. Gini gini aku tetap seorang wanita yang punya perasaan takut dihadapkan dengan keadaan seperti tadi itu.

Dia melepaskan jaket yang dia pakai, dan menutup badanku yang sudah tidak karuan ini. apa karena terlalu keras menangis, aku tidak bisa berkata apapun saat ini. Trauma dan syok... aku sendiri tidak pernah membayangkan ada dikeadaan seperti ini.

"Siapa namamu ? kenapa kamu bisa sampai disini dan bertemu dengan orang2 itu?"

"Aku..aku Meylan Wang." sahutku sembari berusaha meredam kesedihanku.

"Aku Reyvan Gu. Ngomong ngomong rumahmu dimana ? kenapa bisa kau sampai disini ?" tanyanya.

" Aku sendiri tidak tau kenapa bisa mereka mengikutiku, saat turun dari halte bus mereka mulai mengikutiku. Aku tinggal dekat sini, Rumahku 3 blok dari sini."

Aku sendiri bingung, entah dari mana asal mereka. mereka mulai mengikutiku. Tidak ada perasaan yang aneh sepulangku kerja. Tapi ini benar2 pengalaman yang tidak akan bisa aku lupakan seumur hidupku.

"Kebetulan kita searah, mari aku antar kau pulang." kata reyvan.

entah karena terpesona atau apa, aku merasa kata2 ini benar2 bisa memberikan ketenangan untukku."terimakasih, tapi aku takut akan merepotkanmu" kataku sembari menolak, tentu aku harus berjaga jaga dengan orang yang baru aku temui ini. Aku tidak ingin keluar dari lubang harimau masuk lubang buaya.

"Tidak apa2, itu tidak merepotkan. Aku hanya tidak ingin melihat dijalan ada yang mengganggumu, apa kau sendiri tidak sadar bagaimana penampilanmu sekarang?"

aku hampir lupa, kalau penampilanku yang sekarang bisa menimbulkan presepsi buruk orang2 yang melihatku selama diperjalanan.

"Baiklah, mohon merepotkanmu"

.

Dia pun mengantarkanku dengan motornya yang tidak jauh dari lorong gelap ini. setelah bertemu cahaya, aku melihat dengan jelas penampilan lelaki ini. Benar2 tampan, tinggi, sama seperti artis yang aku idolakan. Dan aku melihat dengan sangat jelas ada tatoo berwarna biru dileher Reyvan.

mungkin karena lelah, aku juga tidak banyak bertanya dan hanya memintanya untuk menurunkanku dekat Jalan utama rumahku. Aku hanya tidak ingin dia tau tempat tinggalku.

"thank's sudah mengantarkanku dengan selamat. tolong biarkan aku mengundangmu untuk minum kopi sebagai balas budi"

"Baiklah, Aku hanya tidak suka ada orang yang menyakiti wanita. Aku yakin kita akan bertemu lagi secepatnya. Bisakah aku minta id wechatmu untuk janji minum kopinya?"

"handphone ku mati, simpan nomorku saja. bla.....bla...blaaa..." aku pun meyebutkan nomor dan mengucapkan terimakasih sekali lagi. sembari membungkuk, dan mengucapkan selamat tinggal

#Wang-Garden Villa#

"selamat datang Nona Muda, ehh... apa yang terjadi pada anda ? mengapa penampilan anda berantakan?" tanya paman Lu, assistant dirumah yang sudah merawatku dari kecil.

"aku tidak apa2 paman, aku hanya terjatuh tadi dijalan"

baru masuk pintu rumah, aku sudah disambut oleh ayah dan Ibuku yang sedang duduk diruang tamu bersama kakakku. Dan mereka pun kaget melihatku dengan penampilan seperti ini.

"Pa, Ma, Kakak, aku cuma jatuh, aku baik2 aja, aku kekamar dulu untuk mandi dan turun berbicara dengan kalian"

"Sayang, kau kenapa? kenapa kau kotor sekali? kenapa tidak telpon rumah saja untuk menjemputmu dikantor ?" tanya Mama, ibuku Mary Xia.

"Darimana saja kamu Mey? Sudah bergantilah dulu, baru sini cerita" kata ayahku

Ayahku Jerry Wang, adalah presdir dari perusahaan Wang Corp yang cukup terpandang di negeri ini. Beliau tidak pernah mengajarkan anak2nya untuk menjadi manja dan tidak mau berusaha. Dan Kakakku Joo Wang adalah Vice Ceo diperusahaan ayah.

Namun, aku tidak bekerja diperusahaan ayah, aku bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang kesenian.

aku pun berlalu meninggalkan mereka bertiga dan naik. aku tidak ingin mereka khawatir dan mengetahui apa yang terjadi padaku saat ini.

aku yakin dengan kekuasaan ayahku dia pasti bisa mengetahui semuanya, tapi aku hanya tidak ingin semua ini berlanjut dan membuatku merasa trauma berkepanjangan.

avataravatar