webnovel

Rasa

Taera akhirnya sampai di kostannya cukup malam. Jalanan cukup macet di daerah kost Taera. Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran kost, Taera hendak membuka pintu kostnya. Namun, dia terhenti karena mendengar seseorang menyebut namanya.

"Lo tahu Taera anak yang kamarnya di lantai 2, dia pacarnya ketua BEM lho," kata cewek yang pertama.

"Serius lo? Anak cupu gitu bisa punya pacar juga. Haha," kata cewek yang kedua.

Taera menghela nafas. Lagi-lagi obrolan buruk tentangnya muncul lagi. Dia masih diam di depan pintu sambil mendengarkan.

"Walaupun cupu dia kan tajir, mungkin pacarnya matre. Makanya dia mau sama Taera," kata cewek yang pertama kemudian tertawa kecil.

"Katanya sih pacarnya ganteng. Zaman sekarang gak cewek doang yang matre ya, cowok juga," sahut cewek yang kedua dengan sinis.

"Iya, mungkin cowoknya matre. Terus Taeranya numpang pansos," kritik cewek yang pertama.

Terdengar tawa bahagia dari cewek yang kedua, "Iya, dia kan anak cupu. Siapa yang mau temenan sama dia?"

"Cuma anak-anak lantai 2 aja yang mau temenan sama dia. Gue mah ogah," kata cewek pertama seperti terdengar jijik.

"Gue juga," kata cewek yang kedua.

Mendengar obrolan dua teman kostanya itu membuat Taera merasa miris. Baru saja gosip obrolan para hatersnya dan Ardilo reda, ternyata di kostnya masih belum. Tapi Taera tahu bahwa semua ada konsekuensinya. Akhirnya dia memilih memaafkan mereka dan memasang senyum manis sebelum membuka pintu. Setelah beberapa saat kemudian, Taera membuka pintu dan melihat mereka berdua.

"Eh Taera..." sapa cewek yang pertama.

"Halo kak," sapa Taera balik. Dia pura-pura tidak mendengarkan obrolan mereka tadi.

"Kok baru pulang?" tanya cewek yang kedua.

"Habis ada kegiatan kak. Duluan ya, kak," jawab Taera kemudian segera berjalan ke arah tangga dan naik ke atas. Dia tidak tahan dengan kedua orang tadi. Taera ingin bercerita kepada Sella, Hyona, dan Sonia tapi ternyata mereka udah di kamar masing-masing. Sepertinya mereka udah tidur semua.

Akhirnya, dia masuk ke kamarnya. Setelah cuci muka, cuci tangan dan kaki, dan ganti baju, Taera merebahkan dirinya di tempat tidur. Dia kepikiran obrolan dua orang tadi. Mendadak rasa insecure itu muncul kembali. Dia nggak bisa ngomong hal ini ke Ardilo, ini akan membebaninya. Taera akhirnya memilih untuk bercerita kepada Serry.

[Chat]

Taera

Kak Serry udah tidur belum? Aku pengen curhat bentar kak.

Serry

Belum, Tae. Kenapa? Ada masalah?

Taera

Biasa kak, ada obrolan-obrolan nggak enak tentang aku sama kak Ardilo. Aku kadang merasa insecure sendiri kak. Apakah aku pantas buat kak Ardilo atau enggak.

Serry

Taera, tenang aja lo tuh orang yang pantas buat Ardi. Mungkin lo bosen kalau gue ngomong lo tuh yang terbaik buat Ardi, tapi memang itu kenyataannya. Jangan pikirin omongan orang. Fokus aja sama hubungan lo sama Ardi. Oke

Taera

Baiklah kak. Makasih ya

Serry

Sama-sama. Jangan tidur malam-malam

Taera

Iya kak.

Taera kemudian meletakkan hpnya. Dia sudah merasa cukup baikan. Namun, dia sudah lupa akan pikirannya soal Kaino yang sedih melihat dia dan Ardilo makan berdua tadi.

***

Keesokan harinya, Taera berangkat lebih awal karena harus ke sekret BEM Fakultas Ekonomi untuk menaruh proposal untuk lomba yang dia kerjakan bersama Koko. Saat dia kembali dari sekret BEM, dia melihat Kaino yang duduk di dekat ruang kelas jurusan Ekonomi. Taera pun menghampirinya.

"Kai!" sapa Taera dengan Taera.

Kaino kaget banget saat melihat Taera yang hendak menghampirinya. Dia ingin kabur karena mengingat kejadian kemarin, tapi Taera terlanjur menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Kenapa? Tumben hari ini lo berangkat pagi?" tanya Kaino.

"Gue ke sekret BEM dulu tadi," jawab Taera.

"Weeehhh beda ya sekarang mainnya ke sekret BEM," canda Kaino.

Taera tertawa kecil, "Gue sekarang beda ya? Jadi lebih aktif dan rajin," kata Taera.

"Iya. Beda sama yang dulu. Gue bangga sama lo," kata Kaino kemudian tertawa kecil.

"Oh ya, kemarin lo jadinya makan dimana? Lo makan sendirian ya nggak bareng gue," Kata Taera tiba-tiba teringat kejadian kemarin.

"Gue makan di mie ayam biasanya," kata Kaino menunggu reaksi Taera.

Satu...Dua...Tiga...

"Kaino... kok gue nggak diajak sih? Kok lo makan sendirian? Gue kan juga pengen makan disana. Udah lama kangen banget sama mie ayam premium," cerocos Taera merengek karena Kaino makan sendirian. Kaino tahu ini akan terjadi, dia hanya tertawa melihat tingkah Taera.

"Kan lo udah ada bang Ardilo, masa makan bareng gue sih," kata Kaino heran.

"Ya gapapa. Kan kita sahabat. Masa nggak boleh sih makan berdua. Gue yakin kak Ardilo paham kalau kita sahabatan," jelas Taera.

Kaino merasa miris. Hingga detik ini Taera hanya menganggapnya sebagai sahabat. Entah kapan dia akan merubah pikirannya. Entah kapan status sahabat ini akan berubah jadi cinta.

"Tae, gue mau ngomong sesuatu sama lo," kata Kaino mendadak serius.

"Ngomong apa?" tanya Taera menatap mata Kaino lekat-lekat.

Kaino yang ditatap Taera rasanya nggak karuan. Apa ini saatnya dia jujur?

"Gue... "

"Taera!" panggil Stefa dari kejauhan.

Taera langsung menoleh ke arah Stefa dan menyambutnya. Taera tidak lagi memperdulikan Kaino.

"Eh ada Kaino juga," sapa Stefa.

"Hai. Udah lama nggak ketemu, Stef," kata Kaino.

"Iya nih. Eh kita duluan ya. Udah mau jam masuk kelas nih," pamit Stefa pada Kaino.

"Oke, bye. Jangan tidur di kelas Tae," kata Kaino pada Taera.

"Iya iya. Sekarang gue rajin kok. Bye," pamit Taera.

Kaino hanya tersenyum melihat Taera dan Stefa berjalan menuju kelas mereka. Mungkin sekarang bukan saatnya, batin Kaino kemudian masuk ke kelasnya.

***

"Tae, lo ngerasa nggak sih kalau Kaino tuh perhatian banget sama lo? Jangan-jangan dia suka sama lo lagi," kata Stefa begitu sampai di kelas dan duduk di kursi mereka. Dosen mereka belum datang.

"Ya kali. Nggak lah. Kaino nggak mungkin suka sama gue," kata Taera sambil mengeluarkan buku catatannya.

"Gue yakin, Tae. Mungkin dia nggak berani ngomong sama lo karena lo sahabatnya dia. Dia takut ngerusak persahabatan kalian," kata Stefa ngotot.

"Stef, nggak mungkin Kaino suka sama gue. Udahlah jangan ngaco," kata Taera nggak peduli.

"Nih ya, gue berani taruhan kalau Kaino sebenarnya suka sama lo," kata Stefa yakin.

Taera hanya tertawa kecil, "Udahlah. Nih drama terbaru disini. Lo nonton ini aja. Nggak usah bahas itu," kata Taera sambil memberikan flashdisknya kepada Stefa.

"Oke oke. Lihat aja suatu hari nanti," kata Stefa, "Btw, thanks ya. Gue bakal nonton ini ntar malem."

***

Ardilo sedang presentasi di depan kelas. Beberapa teman sekelasnya yang duduk di depan Yola bisik-bisik. Yola dapat mendengarkannya dari tempat duduknya.

"Gue sebenarnya lebih setuju Ardilo sama Yola. Mereka cocok..."

"Iya. Tapi ya gimana, Yola udah punya pacar duluan..."

"Ardilo sekarang juga punya pacar..."

"Coba keduanya jomblo, cocok deh kalau jadian..."

Yola dalam hati berpikir, seandainya dulu dia belum jadian dengan Hendo, mungkin dia akan memperjuangkan perasaannya pada Ardilo.

Halo. Maaf lama updatenya. Semoga kalian masih setia menunggu kelanjutannya ya. Selamat membaca :)

mirnanatacreators' thoughts
Next chapter