1 Episode 1. Perkenalan

KHADIJAH P.O.V

Waffa Hanin Khadijah adalah  Namaku. Aku anak ke Empat dari Empat bersodara.

Anak ke 1. Kak Anisa.

Anak ke 2. Kak Syafa.

Anak ke 3. Kak Faisal.

dan yang ke 4. Aku, Khadijah.

Umurku baru 21 tahun lulusan P.A di Universitas A kota Bandung. Panggilanku di rumah Khadijah. Abi, Umi, dan Ketiga sodaraku, biasa memanggil dengan sebutan itu. sedangkan, teman-teman memanggilku Waffa Hanin atau Waffa.

" Pepatah bilang carilah ilmu meski ke negeri China dan kejar cita-cita setinggi langit "

"Bener gak sih pepatah nya? duh Waffa lupa intinya begitu aja lah. Tapi gimana mau ngejar cita-cita setinggi langit, Abi dan Umi selalu saja ceramah dan suruh nikah. Kata Abi sama Umi nikah itu ibadah jangan di tunda- tunda."

"Yah jelas di tunda, gimana mau nikah calon nya aja belum ada. Bener gak?

masa iya nikah sama guling.  Gak banget kan!"

Setiap ada kesempatan, Abi dan Umi selalu saja membahas pernikahan, seperti halnya dua Hari lalu.

****

Flash Back.

Malam itu, di saat bersantai di ruang keluarga, tiba-tiba saja Abi membuka suara. Padahal saat itu Aku sedang asik membuka novel islami.

"Khadijah, Abi mau tanya boleh, nak."Ujar Abi yang menghentikan aktifitas membacaku.

"Tanya apa bi!"jawabku menoleh ke arah abi, setelah menadai halaman bacaanku.

"Khadijah kapan nih mau nikah?"

Lagi- lagi abi bertanya seperti itu, tapi anehnya kenapa menatapku dengan begitu serius. Tidak seperti biasanya. Akupun menarik napas panjang, dan menghenbuskannya secara perlaha.

"Abi, gimana Khadijah mau nikah, Calonnya aja belum ada, abi."

"Insya Allah secepatnya ada yang bakalan ngajakin nikah khadijah,"ucap Abi.

"lah Abi, emang jodoh bisa di tebak datang nya?"

"Bisa dong, Khadijah tinggal berdoa sama Allah, dan minta untuk di dekatkan jodohnya,"ucap Abi dengan tegas.

"lah kalo jodoh Khadijah udah di dekatkan, lalu cita-cita khadijah menggapai setinggi langit gagal dong abi!"Ucapku dengan nada bercanda. Karna melihat raut wajah Abi yang begitu serius.

"Khadijah gausah tinggi tinggi tar jatoh lagi,"Sela Umi yang tiba-tiba datang, dan duduk di samping abi, membawa secangkir kopi.

"Ahhh Umi, lain jaman lain pemikiran Umi. lagian Umi aja pemikiranya begitu,"timpalku memungkiri.

"Begitu gimana anak umi cantik, kan umi bener Khadijah pengen kejar cita-cita setinggi langit. Kalo umi abi gak ridho Allah juga gak ridho dong nak."

"Tapi Khadijah pengen lanjut kuliah S2 di surabaya umi, abii," Ucapku  memohon.

"Umi dan Abi gak akan ijinin Khadijah pergi ke jauh sendirian,"Tegas umi.

"lah Terus diijinin nya apa dong?" Tanyaku.

"Umi dan abi ijinin kalo Khadijah nikah  aja, setelah nikah baru deh khadijah kejar tuh cita-cita sampe ke negeri cina umi abi ridho,"Ucap umi

"lah ko ridho sih, gimana ceritanya ke surabaya gak ridho giliran China ridho kan jauhan china umi?" Tegasku.

"Kan udah ada yang jagain, jadi Umi,dan  Abi ridho dong sayang, anak gadis umi pergi jauh-jauh untuk ngejar tuh cita-cita," jawab umi.

"Ko Abi, Umi ridho sih, kalo khadijah pergi jauh. Gak sayang yah?"

"Ih putri umi bawel amat sih!,"Ucap umi.sembari mencubit hidungku. Umi selalu saja seperti itu. Mungkin itu karna sikapku yang selalu membuatnya gemas.

"Umi kenapa sih selalu cubit hidung khadijah, sakit tau."

"Yah habisnya putri umi bawel banget sih."

Bukan bawel umi tapi khadijah manja dan bawel,"saut abi menimpali ucapan umi.

"Tuhkan umi sama abi sama aja, sama sama tukang ledekin khadijah, sebaiknya Khadijah pergi dari sini. Dari pada di ceramahin terus, terusan,"Ucapku lalu beranjak, dan pergi.

"Khadijah mau kemana?"Tanya Abi menghentikan langkahku sejenak. Lalu akupun menoleh ke arah abi, dan umi kembali yang masih duduk.

"Khadijah mau pergi ke pondok aja. liat santri abi yang lagi ngaji,"ucapku lalu memutar kembali tubuhku.

"Nah gitu dong, anak abi mendingan bantuin kak Faisal ngajar sana,"

"Siap komandan! "Sahutku lalu meninggalkan Abi, dan umu, setelahnya melangkah keluar.

KHADIJAH P.O.V.OFF.

*****

"Khadijah emang beda dari kakak-kakak nya yah abi, umi suka capek kalo berdebat sama khadijah. apalagi sifat manjanya gak berkurang, udah gede tetap aja manja ditambah bawel. Gimana nanti kalo udh nikah."Ucap umi

"Sabar umi insya Allah, klo dijah sudah menikah sifat manja nya berkurang. Hanya saja suaminya kelak harus ektra sabar menghadapi sikap dan sifat anak kita,"Ujar abi.

"Bener apa kata abi, semoga saja yah Abu ,"Ucap umi.

.

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN, DAN JUGA VOTE. DI SETIAP EPISODENYA.

Hallo temen-temen yang belum tau cara bikin notifikasi novel ini biar kalian gak bulak balik cek aplikasi caranya kalian Klik gambar ❤ yang ada di beranda novel PSM . itu tandanya kalian jafikan novel ini favorit. nah setiap novel ini update jafi notifikasinya ada di hape kalian secara otomatis

TRIMAKASIH.

Sedikit kata mutiara untuk kalian.

" Cintailah seseorang itu secara diam-diam, seperti kisah cinta suci Fatimah dan Ali yang akhirnya Allah pertemukan jua. Sesungguhnya mereka mencintai secara diam itu sedang berjihad, berjihad menentang kehendak diri. Menundukan nafsu hati. "

Semoga pembukaan Novel ini  bikin kalian semangat buat lanjutin episode selanjutnya.

avataravatar
Next chapter