1 Chapter 1 Permulaan

Namaku Xue Xuan Yuan, umurku sekarang 16 tahun. Hobi ku adalah membaca buku-buku mengenai obat-obat, memetik tanaman obat, meracik obat baru, dan melatih ilmu bela diri. Tentu saja seorang dokter juga memerlukan keterampilan bela diri, supaya bisa melindungi diri dari orang jahat. Sejak kecil aku tidak mempunyai orang tua. Aku hanya mempunyai Guru seorang. Saat aku bayi, guru mengatakan kepada ku bahwa dia menemukan aku di bukit Xuan Yuan di bawah pohon ketika salju lebat sedang turun. Karena merasa kasihan, dia pun membawa ku pulang bersamanya. Mengenai nama ku tentu saja guru yang memberikannya. Xue yang berarti salju dan Xuan Yuan adalah tempat dimana aku ditemukan. Guru menyanyangi ku seperti menyanyangi putrinya sendiri. Dia mengajari ku berbagai macam hal, mulai dari membaca, menulis, meracik obat, memetik tanaman obat, dan mengajari ku sedikit ilmu bela diri menggunakan jarum sebagai benda menyerang. Mungkin bagi segelintir orang merasa jarum itu tidak ada artinya ketika berperang. Namun bagi ku jarum itu adalah segalanya. Jarum bisa untuk menyembuhkan, jarum bisa untuk melindungi diri, serta jarum bisa untuk menyerang dan membunuh.

Sejak kecil guru menasehati ku bahwa seorang dokter dilarang untuk jatuh cinta kepada pasiennya. Dia mengatakan kepada ku bahwa laki-laki bukanlah orang yang baik. Tapi aku tidak berpikir demikian. Aku merasa bahwa guru adalah lelaki yang baik. Mungkin saat itu aku belum memahami perkataannya karena aku masih sangat kecil.

Ketika aku sudah berusia 16 tahun, aku baru sadar, bahwa perkataan guru itu benar. Lelaki adalah orang yang paling jahat di dunia. Mereka sangat mematikan. Sekali sudah di buat jatuh cinta, maka kau akan di campakkan ketika mereka sudah mengambil apa yang mereka inginkan dari mu.

Aku pernah mencintai pasien ku sendiri. Namanya Er Kang. Saat aku memetik tanaman obat, aku menemukannya sedang terluka parah. Aku pun membawanya pulang dan mengobatinya. Merawatnya sampai sembuh.

"Kau sudah sadar?" tanya Xue Xuan Yuan. "Bagaimana keadaan mu? Apakah sudah merasa enakan?"

"Terima kasih, Nona. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada ku jika tidak ada bantuan nona. Aku sangat berterima sekali kepada nona." ucap pemuda itu.

"Hmm… tidak masalah. Aku senang mendengarnya jika kamu sudah sembuh." kata Xue Xuan Yuan.

"Anu.... nama ku Er Kang. Apakah nona boleh memberitahukan aku nama nona siapa?" kata pemuda itu dengan sopan.

"Nama ku Xue Xuan Yuan." jawab Xue Xuan Yuan ramah.

"Ah, nona Xue… Terima kasih atas pertolongan nona Xue." kata Er Kang.

"Tidak perlu terlalu sungkan seperti itu. Sesama umat manusia, kita harus saling tolong menolong." kata Xue Xuan Yuan.

"Oh ya, nona Xue. Apakah nona Xue itu seorang dokter?" tanya Er Kang dengan santun. "Soalnya aku melihat banyak sekali buku-buku kedokteran serta berbagai macam tanaman obat yang ada di rumah nona Xue ini."

"Ya, kau benar. Aku adalah seorang dokter. Aku juga membuka toko obat di kota Ming." jawab Xue Xuan Yuan.

"Nona Xue, apakah aku boleh bekerja menjadi pelayan mu?" tanya Er Kang.

"Hm? Aku tidak mengerti maksud mu." kata Xue Xuan Yuan.

"Anu…. Aku tidak punya tempat tinggal. Aku juga tidak punya uang. Untuk mengisi perut saja, aku tidak sanggup. Aku sangat lapar sekali." kata Er Kang sambil menunduk.

Xue Xuan Yuan pun menjadi simpati. Dia pun mengundang Er Kang untuk makan bersama.

"Mari kita makan bersama." undang Xue Xuan Yuan.

"Eh?" Er Kang agak bingung.

"Aku baru saja siap memasak bubur. Selagi buburnya masih hangat, mari kita makan bersama." perjelas Xue Xuan Yuan.

Er Kang pun menerima ajakan itu. Dia pun duduk di bangku makan yang telah di sediakan. Aroma dari bubur ayam itu menggugah selera. Sampai-sampai Er Kang hampir saja meneteskan air liurnya.

"Makanlah." kata Xue Xuan Yuan. "Tunggu apa lagi? Jangan sungkan-sungkan begitu. Anggap saja rumah sendiri."

"Hmm… terima kasih banyak nona Xue. Kalau begitu aku tidak akan sungkan-sungkan lagi." kata Er Kang. Di pegangnya sendok makan itu, dan disantapnya bubur ayam yang masih hangat itu dengan lahap.

"Kelihatannya kau benar-benar lapar sekali ya?" ucap Xue Xuan Yuan.

"Aku sudah 2 hari tidak makan, tentu saja aku lapar sekali." sahut Er Kang.

"Biasanya kamu makan apa?" tanya Xue Xuan Yuan.

"Aku biasa makan ubi bakar dan mantou." jawab Er Kang.

"Dari mana uang untuk beli mantou yang kamu peroleh itu?" tanya Xue Xuan Yuan.

"Aku biasa mencari kayu-kayu bakar untuk dijualkan ke toko obat. Kadang aku juga memetik tanaman obat dan menjualkannya kepada mereka." jawab Er Kang.

"Wah, kamu banyak mengerti juga ya tentang tanaman obat?" pancing Xue Xuan Yuan.

"Nona Xue terlalu memuji ku." kata Er Kang merendah. "Aku tidak begitu paham tentang tanaman obat. Aku hanya pemula yang paham dasar-dasarnya saja."

"Oh? Bukankah itu juga hal yang bagus? Aku juga dulu begitu." kata Xue Xuan Yuan mulai tertarik. "Namanya juga manusia, tentu harus banyak belajar. Bukankah begitu?"

"Nona Xue benar." jawab Er Kang. "Tapi kebanyakan manusia serakah akan pengetahuan. Mereka terkadang lebih memilih untuk mendapatkan pengetahuan itu dengan hal-hal licik dan kotor."

"Untuk itulah manusia harus dapat membedakan mana yang baik dan benar. Tidak semua manusia di dunia ini jahat. Tapi ada juga yang baik." kata Xue Xuan Yuan. Lalu kemudian dia pun berkata dalam hati, "Seperti kamu. Kamu adalah lelaki yang baik."

"Nona Xue adalah orang yang berpengetahuan luas dan bijak, pasti banyak sekali pemuda yang akan jatuh hati kepada nona." kata Er Kang.

"Kamu terlalu memuji ku." ucap Xue Xuan Yuan.

"Benar kok nona Xue. Aku saja sampai jatuh hati loh dengan nona." kata Er Kang.

"Hah?" Xue Xuan Yuan terkejut. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat.

Er Kang pun jadi malu sendiri dan secepatnya meminta maaf, "Anu…. Maaf atas kelancangan ku, Nona Xue."

"Ah, tidak apa-apa kok." kata Xue Xuan Yuan dengan wajah mulai memerah.

"Apakah nona Xue sakit?" tanya Er Kang khawatir. "Wajah nona tiba-tiba jadi merah."

Xue Xuan Yuan jadi malu sendiri, dan secepatnya berkata, "Ah! Tidak kok! Aku tidak apa-apa!"

"Sial! Kenapa aku jadi begini ya?" umpat Xue Xuan Yuan dalam hati. "Aku secepatnya harus menyingkirkan perasaan aneh ini."

Xue Xuan Yuan pun menarik napas dalam-dalam, lalu menghempaskannya. Kini dirinya sudah mulai agak tenang. Lalu dia pun berkata, "Oh ya, kamu… kamu boleh tinggal disini dan bekerja di toko ku besok."

"Benarkah? Wah terima kasih banyak, Nona Xue." Er Kang jadi girang.

"Hm…"

"Besok aku akan membawa mu ke toko obat ku, dan mengajari mu tentang tanaman obat." kata Xue Xuan Yuan lagi.

"Wah, aku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat ganti hari esok." Er Kang girang sekali. sampai-sampai rasanya ingin melompat dan memeluk Nona Xue. Tapi niat itu ia urungkan.

"Haha… kamu semangat sekali ya…" kata Nona Xue sambil tersenyum.

Itulah awal aku mengenal Er Kang. Lelaki yang polos, pemalu, ramah, penuh semangat dan daya ingin tahu yang tinggi.

***

To Be Continue….

avataravatar
Next chapter