webnovel

21. Kenangan

Malam itu, Liona benar benar tidak bisa tidur setelah semua yang terjadi. Diapun bangun kembali dari tidurnya, lalu mengambil semua kenangannya bersama Andi. Dari mulai foto, lukisan, dan yang lainnya.

Liona melihat foto nya bersama Andi saat pulang dari bioskop, dia pun mengingat moment itu.

*******************************************

Andi : "Heyy, jangan senyum seperti itu!"

Liona : "Kenapa?"

Andi : "Aku tidak ingin kau tersenyum seperti itu lagi"

Liona : "Kamu kenapa sih?"

Andi : "Banyak orang disini, bagaimana jika ada yang melihat senyuman manismu itu? Nanti mereka ngantri kesini minta nomor" canda nya

Liona : "Iiiih kau ini, kirain apaan! dasar!"

Andi : "Pokoknya jangan perlihatkan senyumanmu itu pada pria lain selain aku, titik"

Liona : "Aku pikir pikir dulu deh"

Andi : "Apa?"

Liona : "Hahahaha, aku bercanda!" ujarnya sambil mencubit pipi Andi

Andi : "Dasar! Aku beli minuman dulu ya, kau diam disini, tunggu aku"

Liona : "Tidak, aku ingin ikut"

Andi : "Lengket sekali kau padaku"

Liona : "Nanti di jalan kau genit sama cewek lain"

Andi : "Memangnya kau yang selalu menggoda pria lain"

Liona : "Apaan sih kamu!"

Andi : "Hahahaha"

*********************************************

Itulah sekilas kenangan yang Liona ingat saat melihat foto itu. Lalu Liona melihat lukisan yang di buat oleh Andi saat ulang tahunnya yang ke 17. Dia pun mengingat kembali moment itu.

*********************************************

Liona : "Kau sedang melukis apa?"

Andi : "Lihat saja"

Liona : "Aku tidak mengerti, ini apa sih?"

Andi : "Hmmm lihat, ini gambaran hidup kita untuk ke depannya nanti"

Liona : "Hah?"

Andi : "Ini rumah kita, dan nanti disini akan ada anjing yang besar untuk memberi tahu kita jika ada maling, haha"

Liona : "Ya ampun! ini anak siapa?"

Andi : "Ini adalah anak kita, ini anak pertama, ini yang kedua dan ini yang ketiga"

Liona : "Banyak sekali, siapa yang akan melahirkan nya?"

Andi : "Ya kamu lah, masa aku"

Liona : "Iiiih tidak, aku tidak mau punya anak sebanyak itu, lagian kan cita cita ku menjadi seorang polisi wanita, dan aku tidak ingin punya banyak anak, dua anak lebih baik kan?" tanya nya sambil nyender nyender pada Andi

Andi : "Hmmm, aku pikir cita citamu menjadi istriku"

Liona : "Hah? apa? hahahaha... kau ini lucu sekali" ujarnya sambil mencubit cubit pipi Andi

Andi : "Jika impian kita ini tidak tercapai bagaimana?"

Liona : "Maksudmu?"

Andi : "Jika aku tidak ada lebih dulu kan impian kita ini tidak akan bisa tercapai" canda nya yang membuat Liona kesal

Liona : "Apaan sih, kenapa kau bicara seperti itu?! menyebalkan! kau harus berjanji jika kau tidak akan pernah pergi meninggalkan aku, titik!" tanya nya kesal

Andi : "(Tersenyum) Dalam cinta tidak ada perjanjian Liona:) kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan nanti, jika kau dan aku benar benar saling mencintai, siapapun yang pergi lebih dulu suatu saat nanti, kita harus bisa menerima dan mengikhlaskan nya"

Liona terdiam dan sedih mendengar perkataan Andi.

Andi : "Kenapa kau diam?"

Liona : "Mungkin kau benar Ndi, tapi...."

Andi : "Sudah, jangan di pikirkan dan jangan sedih begitu. Sekarang kita hanya cukup nikmati waktu yang masih Tuhan berikan pada kita, oke?"

Liona tersenyum dan mengangguk, lalu berpelukan dengan Andi.

********************************************

Sekilas mengingat kenangan itu, Liona langsung menangis karena ternyata kata kata Andi saat itu menandakan firasat jika Andi memang akan pergi lebih dulu dari nya. Liona lanjut melihat foto foto nya bersama Andi.

Jam sudah menunjukkan pukul 04.00, Liona belum juga tidur, dan akhirnya setelah melihat semua kenangannya bersama Andi, Liona bisa memejamkan matanya dan tertidur sambil memeluk semua kenangan itu.

Esoknya adalah hari Minggu. Jam 7 pagi Liona masih saja tidur. Tiba tiba terdengar suara ibu mengetuk ngetuk pintu sambil berteriak.

Ibu : "Liona... Lionaaa...! Bangun, sudah pagi"

Liona pun terbangun.

Liona : "Haduuuh, iya iyaa" jawabnya teriak

Liona pun bergegas mandi dan bersiap, lalu langsung turun ke bawah untuk menghampiri ibu.

Ibu : "Kau bangun terlambat sekali, gadang ya? kemana saja semalam?"

Liona : "Aku..."

Ibu : "Liona, apa kau sudah tahu semua tentang Andi?"

Liona : "Kenapa ibu menanyakan itu?"

Ibu : "Ibu hanya ingin tahu"

Liona : "Ibu tahu apa soal kematian Andi?"

Ibu : "Rumahnya di rampok dan Andi di bunuh kan?"

Liona : "Apa ibu tahu perampoknya siapa?"

Ibu : "Ibu tidak tahu, orang tua Andi juga tidak tahu perampoknya siapa, kalau mereka tahu pasti dari dulu perampok nya sudah di masukkan ke kantor polisi"

Liona : "Mereka sudah di penjara"

Ibu : "Apa? kamu tahu perampoknya siapa?"

Liona pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi semalam.

Ibu : "J..jadi... dua asisten rumah tangga mereka yang merampok? ya ampun!"

Liona : "Iya, makanya semalam aku pulang larut malam"

Ibu : "Tega sekali mereka"

Liona : "Aku pergi keluar dulu"

Ibu : "Kau belum sarapan"

Liona : "Aku sarapan diluar aja, ibu kan belum masak"

Ibu : "Maaf ya, ibu terlalu sibuk membuat kue"

Liona : "Iya tidak apa apa, aku pergi dulu" ujarnya lalu langsung pergi

Entah kenapa saat itu ibu dan Liona merasa sangat senang, karena akhirnya mereka bisa bicara secara baik baik setelah sekian lama.

Ketika di jalan, Liona bertemu dengan Ria.

Ria : "Hey"

Liona : "Ria? kebetulan sekali"

Ria : "Kau mau kemana?"

Liona : "Aku bosan di rumah"

Ria : "Ya sudah, kita jalan berdua saja yuk"

Liona : "Oke"