webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Anime & Comics
Not enough ratings
141 Chs

Bab 76

Ketika waktu berjalan kembali, tubuh Saint Rosward dan orang-orangnya langsung terjatuh ke tanah.

Satu-satunya yang masih bertahan dan sadar hanyalah David, pelayan yang telah dilatih oleh keluarga Rosward.

"Ugh! Ba-bagaimana mungkin?" David berlutut dengan susah payah sambil melihat ke arah Vermillion dengan tatapan ngeri. Tidak ada jejak darah sama sekali, hanya lubang kecil yang muncul di dadanya.

David dengan jelas tahu bahwa jantungnya telah tertembus oleh sesautu, tapi dia tidak tahu kapan Vermillion mulai menyerang mereka. Bahkan tidak ada satu detik berlalu!

Dalam kebingungannya, kesadaran David perlahan mulai menghilang.

"Kemampuan ini sangat memuaskan." Vermillion mengangguk puas setelah selesai mencoba kemampuan Dio.

Melihat ke arah semak-semak, Vermillion berkata. "Apakah kamu tetap ingin menyembunyikan dirimu? Keluarlah."

Beberapa saat kemudian, seorang pria dengan bekas luka mengerikan di wajahnya keluar. Pria itu berjalan sambil memegang pedangnya.

'Fujitora sang pengguna kemampuan Gravitasi? Nampaknya dia masih belum bergabung dengan Marines.' Melihat lawan bicarannya, Vermillion berpikir dalam hati.

"Apakah kamu berencana untuk membalaskan dendam mereka?" Melihat Fujitora yang telah bersiap dengan pedangnya, Vermillion bertanya sambil menyilangkan tangannya.

"Tidak, aku tidak bermaksud untuk membalaskan dendam para World Noble." Fujitora tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Di saat yang sama, dia menggunakan Kenbunshoku Haki untuk melihat ke arah sekelilingnya.

"Kemampuan Anda sangat aneh, bahkan dengan Kenbunshoku Haki, saya tetap tidak tahu bagaimana Anda melakukannya. Dapatkah Anda memberi tahu saya kemampuan apa itu?"

"Apakah kamu berpikir bahwa aku akan menjelaskan bagaimana kemampuanku bekerja kepada orang asing? Terutama kepada orang asing yang siap menghunuskan pedang mereka?" Vermillion menatap pria itu dengan senyum lucu.

"Juga, jika kamu benar-benar tidak berkeinginan untuk membalaskan dendam mereka, terus mengapa kamu memancarkan niat membunuh kepadaku?"

Dari saat kemunculan Fujitora, aura ganas pria itu telah terarah padanya.

"Meskipun saya tidak bermaksud untuk membalaskan dendam para World Noble, tapi Anda tetap musuh Marines yang mengganggu ketertiban laut. Oleh sebab itu saya harus menyingkirkan Anda."

Sambil tersenyum, Fujitora mengarahkan pedangnya ke arah lawan.

"Apakah tindakan Anda di dorong oleh rasa keadilan? Karaktermu memang tidak pernah berubah." Mendengar alasan Fujitora, Vermillion tersenyum.

"Hmm? Apakah Anda mengenal saya?"

"Hanya beberapa gosip, kita tidak pernah bertemu sebelumnya." Vermillion menggelengkan kepalanya.

"Jika kamu benar-benar ingin melakukannya, maka cepatlah, aku perlu menemui rekan-rekanku di kapal."

"Jangan khawatir, aku akan segera menyerahkanmu hari ini juga." Fujitora menghunus pedangnya dengan cepat. Beberapa saat kemudian, cahaya berwarna ungu melesat kearah langit.

"Ingin menangkapku?"

"Jujur saja, aku cukup mengagumi niat-mu. Tapi apakah kamu benar-benar yakin dapat menangkapku dengan kekuatanmu yang sekarang?" Vermillion memiringkan kepalanya.

"Meskipun saya adalah orang buta, tapi saya cukup percaya diri dengan kekuatan saya." Fujitora menjawab.

"Dengan mengandalkan meteorit yang kamu tarik?"

Selama percakapan mereka, sebuah meteorit besar muncul dari atas langit.

"Jika satu meteorit tidak dapat merobohkan Anda, maka saya tidak akan keberatan untuk mengirim beberapa meteorit lagi." Fujitora berdiri tegap sambil menatap Vermillion dengan waspada.

Meskipun dia cukup percaya diri dengan kekuatannya, tapi kemampuan Vermillion juga tidak dapat diremehkan.

"Kamu sangat suka meteorit, bukankah begitu?"

"Aku harap kesukaanmu tidak akan luntur setelah yang satu ini." Vermillion memandang Fujitora dengan geli.

"Huh?" Fujitora merasa terheran-heran, sebenarnya apa maksud perkataan pria itu?

Tapi tak lama kemudian, dia tahu apa maksud lawan. Menggunakan Kenbunshoku Haki-nya, Fujitora langsung sadar bahwa ada sebuah meteorit yang hampir sepuluh kali lebih besar jatuh ke arah pulau yang mereka tinggali.

Meteorit itu langsung menghantam meteorit milik Fujitora sampai hancur.

"Kamu menariknya kebawah?!"

Tidak menerima tanggapan lawannya, Fujitora segera menghunuskan pedangnya ke atas langit. Cahaya ungu melesat kencang, mencoba menghentikan pergerakan meteorit itu dengan kekuatannya.

*Boom!*

Tabrakan antara kemampuan Fujitora dan meteorit itu membuat ledakan besar. Fujitora yang mencoba menahan hal itu terlihat sangat kewalahan, darah mulai mengalir dari sudut bibirnya.

"Apakah Anda akan tetap berdiri diam? Bahkan jika meteorit itu adalah meteorit yang Anda tarik, tapi hantamannya akan mempengaruhi Anda juga." Fujitora dengan suara serak.

"Tidak juga, aku memiliki banyak cara untuk keluar dari pulau ini."

"Khawatirlah pada dirimu sendiri, pasti sulit menangani meteorit itu, kan?"

"Fokuslah pada meteorit itu, aku tidak akan menyerangmu ketika kamu sibuk. Lagi pula, aku tidak memiliki perasaan buruk kepadamu."

Fujitora terdiam, kemudian dia memfokuskan seluruh kekuatannya pada meteorit itu. Tak lama lagi meteorit itu akan segera menghantam pulau, jika tidak segera dihentikan, maka pulau akan meledak!

Bahkan jika dia ingin melarikan diri, dia akan tetap terkena dampak ledakannya!

"Mouko!"

Menggeram, Fujitora mengayunkan pedangnya ke arah langit. Kali ini dia menebas dengan kekuatan Gravitasi yang lebih hebat.

Meteorit yang awalnya terjun bebas secara perlahan mulai melambat. Ketika jaraknya hanya beberapa ratus meter di atas pulau, meteorit itu akhirnya berhenti!

-----

read chapter 107 on;

patréon.com/mizuki77