webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Anime & Comics
Not enough ratings
141 Chs

Bab 115

"B-baik, pak!"

Mendengar perintah CP0, Spandam dengan cepat memerintahkan bawahannya, "Blueno, cepat keluar dari vila. Gunakan kemampuanmu untuk membawa kembali kedua CP0."

Mendengar panggilan atasannya, Blueno dengan cepat keluar..

"Saya akan membawa Anda kembali, Pak. Proses pemindahan akan dilakukan beberapa kali karena jarak yang mampu saya tempuh terbatas." Blueno segera membuka pintu teleportasi, setelah itu dia berjalan mendekat ke arah kedua Agen, ingin membantu mereka masuk.

"Tidak perlu, cukup berkonsentrasilah pada kemampuanmu, aku akan melakukannya sendiri." Agen CP0 itu melambaikan tangannya sambil berusaha keras untuk berdiri sendiri.

"Kita harus segera pergi, saya yakin dokter kapal akan tahu bagaimana cara mengatasi masalah kita."

"Dipahami." Blueno mengangguk.

Dalam hatinya, dia sebenarnya tidak berani menyentuh cahaya ungu kehitaman yang melilit tubuh mereka. Jika cahaya itu mampu membuat mereka melolong kesakitan, terus bagaimana jadinya jika dia, pria yang puluhan kali lebih lemah dari mereka menyentuhnya?

Meskipun tidak ingin, tapi karena mereka berdua termasuk atasannya, jadi dia perlu membantu.

Ketika dia mendengar keduanya tidak ingin dibantu, Blueno pun akhirnya menghela nafas lega.

"Untuk mencapai pusat bala bantuan, saya akan membuka portal di udara kosong beberapa kali. Saya harap Anda mampu menggunakan Moonwalk di waktu yang tepat." Blueno menoleh ke belakang.

"Berhentilah bicara omong kosong dan pimpin jalan!" Kata Agen itu sambil berjalan menuju Portal dengan langkah gemetar.

"Selain itu, kita masih belum mencapai titik di mana kita tidak lagi dapat menggunakan Moonwalk."

Mendengar nada kepercayaan diri kedua Agen, Blueno mengangguk lalu memimpin mereka berdua masuk.

"Sial, misi ini benar-benar mengerikan... Aku pikir kita akan dapat menangkap Marshal Blue ketika dia berpisah dari teman-temannya..."

"Tapi nyatanya pria itu benar-benar kuat! Bahkan tanpa bantuan wanita bernama Semiramis, aku ragu dua Agen itu mampu mengalahkannya..." Spandam dengan ngeri berkata sambil mengacak-acak rambutnya.

"Sejak awal, memancingnya keluar sendirian adalah kesalahan besar. Dengan ini, teman-temannya pasti akan menyadari kedatangan kita!"

"Ini semua salahmu, Kalifa!" Spandam tiba-tiba menyalahkan Kalifa.

"Jika informasi yang kamu berikan akurat, kita tidak akan mengalami masalah ini."

"Sekarang pasukan terpenting kita telah terluka... Pemerintah Dunia tidak akan membiarkanmu pergi dengan mudah!"

Menghadapi situasi mendesak ini, tentu saja Spandam akan langsung membebankan semua kesalahannya kepada Kalifa. Dia bahkan lupa bahwa sejak awal dialah yang menugaskan Kalifa dalam misi ini.

Satu-satunya yang ada di dalam kepala Spandam sekarang adalah, membebaskan diri serta menghindari hukuman Pemerintah Dunia.

"Tidak, aku harus segera menghubungi Pemerintah Dunia, informasi ini harus segera dikabarkan!" Agar terhindar dari bencana secepat mungkin, Spandam buru-buru lari masuk ke dalam vila, ingin membebankan semua masalah ini ke anak buahnya.

Menyaksikan Spandam yang tak tahu rasa terima kasih dan tak tahu malu, Kalifa mengepalkan tinjunya dengan erat.

Jika bukan karena kontrol diri yang kuat berkat pelatihannya sebagai CP9, wajah Spandam pasti akan dia tinju dengan sekuat tenaga!

Di dalam vila, setelah Spandam tiba di kamar, dia segera menelpon perwakilan Pemerintah Dunia.

"Halo, saya Spandam, komandan CP9. Saya punya berita yang sangat penting." Setelah telepon terhubung, Spandam buru-buru berbicara.

"Misi pengepungan Marshal Blue gagal, akan tetapi dua Agen CP0 yang bertugas melawannya selamat. Kini mereka sedang bergegas menuju bala bantuan untuk perawatan."

"Mengapa misi gagal, Spandam? Bukankah sebelumnya kamu berkata bahwa Kalifa berhasil membujuk Marshal Blue keluar sendirian?" Suara serak terdengar dari balik telepon.

"Mungkinkah informasi yang kamu berikan salah? Pada kenyataannya Marshal Blue sangat kuat dan berhasil mengalahkan dua Agen yang telah kita tugaskan?"

Mendengar suara berat perwakilan Pemerintah Dunia, kaki Spandam merasa gemetar.

"Itu... sebenarnya, Marshal Blue datang dengan seorang pendamping."

"Pendamping itu seorang wanita, anggota tak dikenal yang baru pertama kali saya lihat."

"Wanita itu mengaku sebagai seorang ratu, namanya Semiramis. Dialah yang membuat dua Agen kita melolong kesakitan." Spandam dengan gugup menjelaskan.

"Jadi informasi tentang kekuatan Marshal Blue benar... Alasan kegagalan CP0 tak lain karena wanita bernama Semiramis itu terlalu kuat, apakah benar begitu?" Tanya perwakilan Pemerintah Dunia.

"Sebenarnya... kekuatan Marshal Blue juga sangat kuat. Dia menggunakan kemampuan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya. Dia mampu menembakkan banyak senjata dari dalam riak emas. Serangan itu sendiri membuat Agen kewalahan." Spandam menjelaskan.

Sebenarnya Spandam tidak ingin memberi tahu Pemerintah Dunia tentang kemampuan mematikan yang dimiliki Marshal Blue. Mengapa? Jelas karena hal ini akan membuktikan bahwa informasi yang dia berikan sebelumnya salah.

Namun, di saat yang bersamaan Spandam juga takut jika dia tidak memberitahukan informasi penting ini. Jika informasi ini tidak diberi tahukan, maka penyerangan selanjutnya akan merugikan Pemerintah Dunia dan Angkatan Laut.

Jika hal tersebut terjadi, maka jabatannya akan dicabut, dan mungkin nyawanya juga akan dilenyapkan!

"Jadi, informasi yang telah kamu berikan sebelumnya salah?"

"Seperti yang terakhir kali aku katakan, jika misi ini gagal, maka kamu akan menerima konsekuensi berat."

Suara geram perwakilan Pemerintah Dunia langsung membuat Spandam menelan ludah.