9 Chapter 09 - 2 Tahun

Tak terasa hampir 2 Tahun berlalu sejak Lepus dan Brisa berada di Groundhog Town. Mereka berdua juga tetap bekerja dan tinggal di Restoran N&H. Beberapa hal terjadi dan berubah selama mereka hidup bermasyarakat di kota kecil ini. Mereka berdua berhubungan baik dengan Nora dan Hector, pemilik restoran tempat mereka tinggal dan bekerja. Para pelanggan dan pemilik tempat-tempat lain di dekat Restoran juga cukup ramah dan akrab kepada mereka berdua. Brisa pun juga menjadi lebih ekspresif.

Hari ini juga, seperti biasa Restoran cukup ramai dengan pelanggan.

"Brisa-chan! Kami minta bir 3!" Seorang pelanggan memesan.

"Baik!"

Brisa yang mendengarkan pesanan segera mengambilkan pesanan pelanggan. Meskipun dia masih gadis kecil, dia tidak kesulitan membawa 3 gelas besar bir di nampan karena dia dan Lepus diam-diam masih tetap melatih fisik dan mental di waktu senggang mereka.

"Ini birnya!"

"Makasih, Brisa-chan. Kau memang yang terbaik!"

Pelanggan A yang seorang pemuda memuji.

"Oi, oi. Jangan merayu, Brisa-chan. Nanti dia marah, lho!"

Pelanggan B yang juga seorang pemuda menegur.

"Justru itu yang imut darinya. Hahahaha!"

Pelanggan C yang tampak paruh baya justru bergurau dan tertawa.

Brisa yang sudah terbiasa dengan tingkah laku pelanggan hanya sedikit sebal dan cemberut.

"Mouu! Om-om jangan berisik! Menganggu!"

"Hahahaha! Brisa-chan menikahlah denganku!"

"Diamlah, lolicon!''

"Brisa-chan menikahlah dengan anakku saja! Dengan begitu aku bisa melihat keimutanmu setiap hari di rumah! Hahahaha!"

"Hmph! Tidak mau! Aku punya Onii-sama!"

Brisa menjawab dengan tegas dan pergi melayani pelanggan lain. Sementara si Pelanggan A tampak kecewa.

"Ahh... Lagi-lagi gagal."

"Hah! Kalau Brisa-chan sudah nyebut 'Onii-sama'nya siapapun takkan punya harapan!"

"Benar sekali! Hahahaha!"

~~~

Saat ini sudah tengah hari dan karena sekarang jam makan siang, Restoran semakin ramai pelanggan.

Akan tetapi, tiba-tiba sekelompok orang datang memasuki restoran dengan membawa senjata dan kemudian salah satu orang yang paling besar berteriak.

"Semuanya tiarap atau kami bunuh!"

"Berikan semua uang dan barang-barang berharga kalian!"

"Berikan juga semua sake yang ada disini!"

Melihat orang-orang yang jelas berniat untuk merampok ini, para pelanggan restoran sangat terkejut hingga terdiam dan tak bergerak.

Melihat orang-orang yang hanya terdiam, salah satu rampok berkata,

"Bos! Mereka diam saja!"

Melihat situasi ini, perampok yang tampak badannya paling besar merespon.

"Oi! Kalian tuli, apa!? Aku bilang semuanya tiarap atau kami bunuh!"

Kemudian si Bos menembakkan pistolnya ke langit-langit!

*dorrr

"Kyaa!!!"

Setelah si Bos rampok menembak, beberapa pengunjung wanita menjerit.

"Kukatakan sekali lagi, semuanya tiarap atau kami bunuh kalian!"

Orang-orang di restoran pun satu demi satu segera tiarap di lantai dan meletakkan tangan di atas kepala.

~~~

Sementara itu, di dapur Brisa sedang duduk istirahat. Sementara Lepus yang sedang mencuci piring di dapur, menghentikan tangannya dan mengernyit setelah mendengar suara tembakan.

"Apalagi sekarang...? Hah~.... Brisa kau tetaplah disini."

"Un."

Setelah menghela nafas, Lepus kemudian berjalan menuju pintu ke restoran dan membukanya.

*kachak

Setelah membuka pintu dan melihat suasana tegang di restoran dimana sekitar 8 orang berdiri memegang senjata sementara orang-orang lainnya tiarap dengan tangan di atas kepala, Lepus menyadari apa yang terjadi. Kemudian ia menatap para rampok dan dengan tenang berkata,

"... Jangan menganggu disini. Pergilah atau kalian akan menyesal."

Mendengar perkataan Lepus, para perompak itu terkejut dan merespon dengan cemoohan.

"Hah!? Ada bocah jagoan ternyata!"

"Oi, bocah apa kau tak lihat kami siapa? Kami bandit bukan preman pasar!"

"Jangan pikir kami tak berani membunuh bocah!"

"Bocah kau sebaiknya pulang saja ke mama-mu sana! Hahahaha!!"

Mendengar cemoohan para bandit itu, Lepus merespon dengan menatap ke arah si Bos bandit dan berjalan menghampirinya.

Melihat Lepus mengarah ke bos mereka, salah satu anak buah tidak diam saja.

"Mau apa kau bocah!? Berhentilah atau kubunuh kau!"

Mendengar ancaman ini, Lepus tak menghiraukan dan tetap berjalan.

"Brengsek! Aku bilang berhenti!"

Saat sampai di hadapan bandit anak buah yang mengancamnya, Lepus berhenti sejenak dan mengayunkan lengannya, meninju perut si anak buah.

"Buhahk!"

Si anak buah memegangi perutnya dan muntah darah sebelum akhirnya ambruk ke lantai.

Kemudian Lepus menatap para anak buah lain dan memperingatkan.

"Hmph! Ikan teri diam saja!"

Melihat Lepus yang bisa menjatuhkan salah satu dari bandit hanya dengan satu pukulan, para bandit lain dan juga si Bos bandit terbelalak. Beberapa orang yang tiarap juga terkejut melihat hal ini.

Lepus kembali berjalan ke arah si Bos bandit. Setelah berada tak jauh di hadapan bos Bandit, Lepus kembali memperingatkan.

".... Jangan menganggu disini dan pergilah."

Mendengar ini, si Bos bandit tetap tenang. Dia meremehkan serta tak mempedulikan peringatan Lepus dan malah merespon dengan angkuh.

"Bocah, jangan pikir hanya dengan menjatuhkan satu orangku, kau bisa sok hebat! Apa tinjumu bisa memukul pedang? Apa kau bisa memukul peluru? Dan bocah sepertimu mungkin tak tahu ini, tapi aku, Bowdo-sama, adalah buronan senilai 6,000,000 B! Jangan main-main denganku kalau tak ingin mati, bocah!"

Mendengar si Bos bandit ternyata adalah buronan senilai beberapa juta Beri, Lepus sedikit terkejut.

".... 6,000,000 B? Bagus. Kebetulan aku butuh uang."

Dengan tenang Lepus berkata sambil mengangguk.

Mendengar pernyataan Lepus, si bos bandit murka!

"Haahh!? Kau bilang apa!? 'Bagus'!? Brengsek! Mati saja kau! Bunuh bocah ini!"

Mendengar perintah bos mereka, para anak buah bandit mengepung dan menusukkan pedang mereka ke arah Lepus.

"Aaahhhhh!!!"

Jeritan pun terdengar tapi bukan dari Lepus ataupun orang-orang yang tiarap, melainkan dari para bandit! Kemudian satu-persatu bandit itu ambruk dengan pedang menancap di tubuh mereka! Sementara itu, Lepus tetap berdiri dengan tenang dan tanpa ada luka sedikitpun! Melihat hal ini, si Bos bandit dan orang-orang yang tiarap sangat terkejut!

"A-Apa yang...!? Apa yang terjadi!? Kenapa malah kalian yang tertusuk!?" Si Bos bandit bertanya dengan wajah terkejut!

Anak buahnya kemudian menjawab dengan gagap dan merintih.

"B-Bos... Bo-bocah itu... Bocah itu tidak bisa ditusuk!"

"Apa!? Apa maksudmu!? Tidak bisa ditusuk!?"

Si Bos membentak.

"B-benar, Bos. Bocah itu... tidak bisa ditusuk!"

"Benar, bos!.. Aku... Kami menusukkan pedang ke bocah itu. T-tapi saat kami menusuknya, bocah itu tampak diam dan tenang saja. Aku juga tak merasa seperti menusuk daging, dan lebih seperti menusuk angin, bos! Dan sesaat kemudian, aku merasakan sakit yang ternyata aku tertusuk pedangnya Loris, dan pedangku malah menancap ke Loris!"

"Apa!? Jangan-jangan... Kau... Kau pemakan buah iblis!?"

Si bos menunjuk Lepus dengan sedikit gemetar.

".... Terkejut? Aku pemakan buah Kara-Kara no Mi. Aku bisa membuat tubuhku menjadi hampa dan seakan hanya ilusi. Aku sudah memperingatkan kalian agar pergi atau menyesal sebelumnya. Sekarang sudah terlambat bagi kalian."

Lepus sengaja menyembunyikan kekuatan sejati buah iblisnya dari orang lain untuk merendah diri dan tidak terlalu mencolok.

Lepus kemudian kembali berjalan menghampiri si Bos bandit.

Si Bos bandit, Bowdo, sekarang mulai benar-benar ketakutan. Meskipun mereka sudah berkali-kali merampok, membunuh, memperkosa, dan atupun melakukan kejahatan lainnya, korban-korbannya sebelumnya hanyalah orang awam yang lemah dan tak berdaya. Baru kali ini mereka menghadapi seorang pemakan buah iblis. Apalagi, saat ini lawan mereka adalah pemilik kekuatan buah iblis yang membuatnya tidak bisa ditusuk ataupun ditembak. Karena itulah mereka sangat kacau dan sial sekarang. Melihat Lepus menghampirinya, dia panik dan gemetaran.

"Tidak! Jangan mendekat! Menjauh dariku! Ahh!!!"

Bowdo menembakkan pistolnya dan lari berusaha kabur!

"Heahahaha.... 6 juta, aku datang~!"

Lepus kemudian mengejar Bowdo dan menggunakan kekuatan Batas untuk sedikit memanipulasi batas kecepatan dan kekuatan tubuhnya. Kemudian Lepus memukul.

"Hmph!"

"Guhahkk!"

Bowdo pun jatuh pingsan, terkapar di tengah jalan.

Kemudian Lepus mengangkat satu kaki Bowdo dan menyeretnya kembali ke Restoran.

avataravatar
Next chapter