Pagi itu Luna agak kesiangan berangkat kerja , dia berlari menuju lift yang hendak tertutup . Ketika berhasil masuk di dalam lift dia tidak menyadari Rayi sudah ada di depan nya tadi sambil tersenyum . Luna mencium aroma parfum yang familiar di hidungnya yang meningkatkan moodboosternya , dia mencoba mencari sumber aroma tersebut . Saat menoleh kebelakang dia mendapati Rayi tersenyum manis kearah nya , spontan Luna membuang muka antara senang da marah campur aduk jadi satu .
Rayi yang binggung dengan sikap Luna , tidak menyadari medan telah berubah setelah dia pergi tanpa kabar . Karena di dalam lift ada pegawai yang lain Rayi mencoba untuk menahan diri .
Dilantai tiga Luna segera berjalan cepat tanpa menghiraukan Rayi yang megikutinya ,
" pagi Luna " sapa Rayi saat langkah mereka sejajar , Luna hanya menoleh dan memberi senyum masam .
" kuat Luna , jangan tergoda sama si brengsek ini lagi " kata Luna dalam hati menguatkan dirinya sendiri .
" udah sarapan ?" kata Rayi sambil menunjukan sandwich yang ia bawa , tapi masih tidak ada respon dari Luna yang makin mempercepat langkahnya menuju meja kerjanya .
Karena tidak ada respon dari Luna sampai di meja kerja , Rayi hanya menaruh sandwich yang ia bawa di meja Luna
" di makan ya Lovely ku " kata Rayi setengah berbisik karena takut didengar yang lain , setelah itu dia segera pergi ke ruangannya .
" cih Lovely ku " kata Luna dengan expresi jijik dengan sebutan itu . Dia melihat sandwich itu perutnya meronta - ronta untuk memakannya tapi hatinya serasa ingin membuangnya
" dasar perut ga ada akhlak ya " Luna memukul - mukul perutnya sendiri
" kenapa loe Lun "tanya Deryl heran melihat Luna memukul - mukul perutnya sendiri .
" ga kok pak , cuma agak sakit aja " kata Luna ngeles
" wah enak nih " tanya Deryl sambil menunjuk sandwich yang ada di depan Luna
" mau ? ,,bawa aja pak bagi sama yang lain " Luna mengulurkan sandwich tersebut . Deryl langsung menerimanya dengan senang hati kemudian membagi dengan teman - teman nya yang lain .
**
Jam istirahat Luna makan di atap gedung kantornya sendirian , saat Roy tiba - tiba juga datang dan membawa makanan . Roy duduk tepat disamping Luna ,
" sendirian aja " kata Roy saat melihat Luna
" iya ini gara - gara kak Elma sakit , aku jadi sendiri " keluh Luna yang hanya memakan roti yang ia bawa dari rumah .
" nih mau ?" tanya Roy membuka bekalnya , Luna melonggok melihat bekal Roy dan saat mencium semerbak buah pepaya perut Luna tidak bisa ditahan lagi pengen muntah . Ya buah pepaya adalah buh yang paling tidak disukai karena aroma nya .
Luna langsung pucat menahan muntah , dia segera berlari menjauhi Roy .
Luna kembali ke mejanya dengan mata sembab karena menahan muntah , wajahnya juga pucat . Dia berulang kali menahan muntah ketika membayangkan buah pepaya itu .
" kamu lagi sakit Lun " tanya Deryl yang tanpa sengaja berjalan didepan Luna , tetapi Luna hanya mengelengkan kepala .
" buruan minum obat kalo sakit " kata Deryl sembari pergi meninggalkan Luna .
Luna mengusap - usap hidungnya yang berair , tak lama pandangan Luna jatuh pada paper bag yang ada di mejanya , dia melihat dalamnya adalah sebuah ponsel keluaran terbaru yang memang ingin dia beli . Luna berdiri melihat sekeliling tapi tidak ada siapa - siapa disana . Luna hanya menaruh paperbag itu disamping meja kerjanya . Dia berharap ada seseorang yang mengambilnya .
Rayi hanya menghela nafas saat Luna sama sekali tidak membuka pemberian darinya .