webnovel

[02]. School Attack

Aria melangkahkan kakinya dengan riang seraya bersenandung. Entah kenapa mood-nya sedang bagus. Mungkin karena nanti siang kakaknya sudah bisa pulang

"Aish masih sepi toh." Aria diam menatap lapangan yang masih sepi

Ya memang ia yang terlalu kepagian. Sesaat ia berputar-putar tak jelas di lapangan lalu duduk di tangga depan lapangan, menikmati angin pagi

"Huahh, gak nyangka bulan depan gw udah ulangan kenaikan kelas. Berasa jadi pemimpin sekolah awokwokwok. Nanti kuliah kemana ya, hmm. Aish, kelas 12 ini gw pengen nyari ayang. Tapi gimana ya, semua cowok tu mandang fisik." Tutur Aria

Gadis itu mengingat alasan kakaknya diputusin oleh pacarnya. Karena ada seorang anak baru bule dari California

"Buat apa juga punya ayang?."

Aria terkejut dan menengok

"Mending uang gak sih."

Aria tertawa. Nathan tersenyum lalu duduk di sebelah Aria setelah menaruh tumpukan buku. Sepertinya ia sehabis mengambil buku tugas

Dua sahabat itu saling berbincang. Sampai sekolah itu semakin ramai. Nathan mengajak Aria ke kelas, baru saja berdiri. Mereka dikagetkan dengan sebuah suara teriakan

"KYAA DIA PUNYA TARING!!."

Aria tersentak dan dengan cepat turun ke lapangan. Ia melihat beberapa murid … yang berubah menjadi sesosok monster bernama vampir. Tidak-tidak. Lebih tepatnya vampir-vampir itu menyamar

"Semua lari!!."

Para guru mencoba membawa para murid ke tempat aman

"Aria!."

Saat berbalik, seorang vampir itu hendak menyerangnya namun sebuah kubus melindunginya

"Terry." Aria menengok dan tersenyum ke arah laki-laki bermata bintang itu

"Beraninya kalian kemari!. Hya!!." Daniel mengayunkan pedangnya dan berhasil mengalahkan vampir-vampir itu

"Semuanya ayo keluar!. Keadaan sudah membaik!." Teriak Ben. Seluruh penghuni sekolah pun keluar

"Terimakasih nak. Tapi, makhluk apa itu?." Tanya bu Delta, kepsek

"Darkmon, mereka ialah vampir, musuh kita. Sementara kami adalah Staker, pemburu Darkmon dan akan kami pastikan kalian baik'saja." Jawab Daniel

"Baiklah kami harus pergi."

"Terimakasih sekali lagi."

Steve dkk mengangguk dan menatap Aria sebelum akhirnya menghilang

Keadaan memulih. Semuanya kembali ke kegiatan masing-masing, walau masih kebingungan apa yang telah terjadi. Bahkan Aria juga bingung

Bukankah vampir tak tahan dengan cahaya matahari?

Bagaimana mereka bisa menyamar sebagai murid?

Kenapa mereka tiba-tiba menyerang secara langsung?

Dan apa tujuan mereka?

Pertanyaan itu terus-menerus berputar di kepalanya, hingga membuat otaknya lelah dan akhirnya melupakan yang terjadi. Tidak, ia hanya beristirahat, menunggu jawaban datang dengan sendirinya

* * * *

"Na masih lama ya."

"Bentar elah. Rambut tu penting." Tutur Luna seraya mengeluarkan sisir kebanggaannya

Aria mendengus lalu keluar, ia berniat menunggu diluar. Saat sedang menunggu, mata Aria tak sengaja melihat seorang laki-laki yang menatapnya datar dari atas atap dan kemudian … menghilang, meninggalkan abu

"Apa itu?."

"Hey, melamun aja. Nungguin Luna?." Ujar Nathan yang tiba-tiba mengagetkan

"Ah iya. Lo mau kemana?." Tanya Aria

"Ngantar buku tugas. Duluan ya." Nathan melambaikan tangannya lalu pergi

"LUNA LAMA GW TINGGAL NI."

"IYA JAMET SABAR."

Akhirnya setelah bercecok, mereka berdua dengan cepat ke kantin. Dan benar saja dugaan Aria, kantin sudah hampir penuh

"Lo sih ah!. Sana belikan makanan, gw yang nyari tempat duduk." Sungut Aria dengan nada kesal

"Iye nyai." Mereka pun berpencar

Aria menatap sekeliling dan hampir semua tempat duduk penuh

"Ah itu masih cukup!." Aria duduk di kursi itu tanpa memedulikan ada orang lain

"Hey."

Aria mendongak dan terkejut. Mereka adalah si tiga kembar sultan tapi tak seiras, Zayn Zaken dan Zero. Most wanted sekolah

'pantas auranya gak enak' Aria menatap sekeliling dan banyak perempuan yang menatapnya tajam

"Ahaha, keknya gw salah tempat." Aria hendak berdiri namun Zayn menahan tangannya

"Gapapa gabung aja sama kami."

"Eh?."

"Makanan dat-." Luna diam di tempat

"Gak usah, kita makan di kelas aja. Ayo!." Aria menarik Luna dan berusaha menutup wajahnya

"Tumben lo ngajak cewek gabung." Tutur Zero

"Dia kayaknya bukan fans maniak kita." Tambah Zaken dan diangguki Zayn

"Iya, makanya gw ajak. Soalnya kita jarang ketemu cewek kek gini. Siapa tadi namanya?. Gw lupa nanya lagi." Ujar Zayn

"Ah gw sempat liat name-tagnya, kalau gak salah … Ariana Rose?. Dari kelas 11 IPS 2." Jawab Zaken

Mereka bertiga pun kembali makan walau sempat terganggu dengan banyaknya maniak fans

     Pulang Sekolah…

"Ar pulang bareng kuy!." Ajak Luna

"Gak bisa. Gw mau ke rumah sakit, kakak gw udah boleh keluar. Lain kali aja." Ujar Aria

Luna mengangguk lalu berpamitan duluan. Sementara Aria berjalan sendirian menuju parkiran sambil memainkan handphonenya. Gadis itu terkejut ketika ada seorang laki-laki yang menyender di motornya dengan kacamata hitam

"Zayn?."

"Hey yang sopan dong. Gw kakel lo tau." Zayn menaruh kacamatanya di kepala

Dan Aria sadar jika dia cukup tampan. Tapi entah kenapa ia berbeda dengan para perempuan yang tergila-gila dengan orang tampan, termasuk Luna

"Ah ya maaf. Lo ngapain?." Tanya Aria

"Nungguin lo." Aria berbalik dan menemukan si kembar yang lain

"Gw?. Kenapa?."

"Daripada lo naik motor, mending ikut kami naik mobil. Kita ke kafe atau taman." Ujar Zaken membuat dahi Aria berkerut

Jika bersama perempuan lain, mereka pasti akan langsung menerima. Tapi Aria malah menatap julid

"Sorry, gw ada keperluan. Pinggir." Ucapan datar Aria membuat kembar Z itu terkejut

"Ayolah, gak sering-sering kami mengajak perempuan." Ujar Zayn. Aria melirik malas

"Terus?. Kenapa harus gw?."

"Karena lo spesial."

"He, sorry ya. Gw itu … anti-romantic. Jadi coba aja runtuhin benteng gw. Oh ya satu lagi, gw bukan cewek murahan yang mau diajak ngedate dari sebuah gombalan, cewek itu punya harga diri dan kami itu gak sama." Aria memakai helmnya lalu melajukan motornya pergi, meninggalkan kembar Z yang terdiam

Selang beberapa menit, Aria mampir ke minimarket. Tadi mamanya mengirim pesan untuk membelikan buah-buahan dan juga cemilan, yang langsung dibawa ke rumah karena kakaknya sudah pulang

"Hmm, beli ketoprak dulu deh. Mang!."

Setelah membayar, Aria kembali melajukan motornya. Betapa terkejutnya ia saat mendengar sebuah suara, membuatnya menepi

"Eh suara siapa itu?." Aria membuka helmnya dan menatap sekeliling

'Aria ini aku Terry'

"Terry?!. B-bagaimana?."

'Ini namanya telepati. Kau tak pernah dengar?. Baiklah langsung saja. Nanti malam datanglah kemari, ada yang mau kami bahas'

Seketika raut wajah Aria menjadi serius. Tapi ia tak tahu caranya kesana

'Di rumahmu ada kolam renang kan?. Elemen-elemen bumi bisa menjadi portal. Seperti Air Angin Tanah dan juga Api'

'Baiklah aku akan datang'

Telepati terputus. Aria menyalakan motornya dan kali ini benar-benar pulang ke rumah. Ia penasaran apa yang akan dibahas nanti, mungkin mengenai kejadian tadi pagi?

Ah ya, dia juga punya pertanyaan. Kenapa seluruh penghuni sekolah … seolah-olah tak ingat dengan kejadian tadi pagi?