webnovel

perut donat

Saat hari sudah menjelang malam ...

Hana dan Jung Kook berada di ranjang saat ini dalam posisi berebah. Menunggu waktu tidur. Kiki masih bermain dengan Iron Man nya di samping ranjang.

Hana tidak memperbolehkan Kiki membawa mainan yang keras ke atas ranjang. Hanya boneka lembut dan mainan yang tidak keras yang diperbolehkan.

Sebentar lagi mereka akan menidurkan Kiki.

Jari-jari Jung Kook berada di perut Hana sekarang. Tangan Hana menghentikan aktivitas jari-jari Jung Kook saat mulai mengarah ke bagian bawah.

"Kookie ... Kiki masih bangun"

"Tunggu Kiki tidur" bisik Hana mengingatkan.

"Noona ... Pikirannya ..." Jung Kook ikut berbisik.

"Aku hanya ... " Jung Kook mengangkat atasan yang dikenakan Hana. Jari-jarinya memutari sekeliling pusar Hana.

Kenapa perut Noona masih perut donat?

Aku ingin segera membuat perut Noona menjadi perut bakpau. Jadi sangat buncit.

Bukan karena banyak makan tapi karena adik Kiki.

Tapi kapan?

Kami sudah berulang kali melakukannya tapi masih belum ada hasil.

Sedangkan saat kejadian Kiki, satu kali saja langsung jadi.

Apa ini hukuman untukku?

Saat Noona hamil Kiki, aku malah menolak kehadiran Kiki.

Tapi saat aku sangat menginginkan adik Kiki, aku tidak kunjung mendapatkannya.

"Kookie ... Sudah ..." Hana merasa geli.

"Apa kau mau donat?"

"Di kulkas masih ada sisa donat yang kita beli tadi pagi"

Kiki langsung mendekat mendengar kata donat.

"Eomma ... Donat ..." ucap Kiki.

"Kiki mau donat?" tanya Jung Kook.

"Ini ..." Jung Kook membuat lingkaran dengan kedua jempol dan kedua jari telunjuknya di sekitar pusar Hana, membuat perut Hana jadi seperti donat.

"Appa makan duluan" Jung Kook berpura-pura memakan "donat".

Kiki langsung naik ke ranjang. Ia juga ikut "makan"

"Ouch ..." Hana kesakitan. Tidak seperti Jung Kook yang berpura-pura memakan "donat", Kiki benar-benar menggigit perut Hana.

Refleks jari-jari Hana mencubit Jung Kook.

"Noona ... "

"Yang menggigit Noona itu Kiki"

"Kenapa aku yang dicubit?"

"Harusnya Kiki" protes Jung Kook. Ia sudah terlalu sering menjadi "korban" Kiki.

"Karena kau mencontohkan yang tidak baik ke Kiki" alasan Hana. Ia tidak tega mencubit Kiki. Jadilah Jung Kook yang selalu jadi sasarannya.

Hana mulai bangun. Ia mengambil donat di kulkas.

Sisa dua. Aku akan berbagi dengan Kiki.

Hana membawa donat ke kamar. Mereka akan makan di lantai. Bila makan di ranjang, Hana takut remahannya akan mengundang semut. Dan bila semut tidak sengaja masuk telinga. Jangan sampai, deh.

Jung Kook melihat sisa donat yang hanya ada dua.

"Buat Noona dan Kiki aja" ucap Jung Kook walau ia juga menginginkannya.

"Betulan?" Hana tidak mempercayai yang baru saja di dengarnya.

Jung Kook menolak camilan?

Demi aku dan Kiki?

Atau supaya aku puji?

Supaya nanti malam ia diperbolehkan melakukan apapun yang ia mau?

"Aku sudah kenyang dengan liat kalian makan" ujar Jung Kook.

Tapi ...

"Kruuukkk ... Kruuukkk ..." terdengar suara perut Jung Kook yang tidak bisa ikut bohong.

"Appa ... Akh ... " Kiki yang mendengarnya, menyuapi Jung Kook.

Appa pasti lapar.

Appa dan aku itu sama-sama suka makan.

Kiki sekarang sudah besar.

Bisa ngerti kalau appa lapar.

Appa jadi keinget saat Kiki masih bayi. Appa sampe hafal tangisan Kiki itu karena apa. Kalau suara tangisan Kiki itu kencang artinya lapar. Kalau sedang itu artinya popoknya harus diganti karena Kiki ngerasa nggak nyaman.

Jung Kook menggigit donat yang disodorkan Kiki.