webnovel

Oh hantu ku

Na Bong-sun memiliki kepribadian yang sangat pemalu dan rendah diri, tidak punya teman dekat, dan terus-menerus ditegur di pekerjaannya sebagai asisten koki di Sun Restaurant. Dia juga sesekali melihat hantu, terima kasih kepada nenek dukun . Suatu hari, Bong-sun dikuasai oleh hantu perawan penuh nafsu bernama Shin Soon-ae. Untuk mengimbangi kurangnya romansa dalam kehidupannya yang pendek dan percaya bahwa hanya dengan kehilangan keperawanannya dia akan dapat "menyelesaikan dendamnya" dan beralih ke kehidupan setelah mati, Soon-ae bertekad untuk merayu sebanyak pria yang dia bisa dengan memiliki berbagai wanita, dan dia menemukan Vessel yang sempurna di Bong-sun. Bos Bong-sun adalah bintang koki arogan Kang Sun-woo, yang diam-diam dia naksir. Sun-woo belum berkencan dengan siapa pun sejak hatinya hancur oleh teman kuliahnya Lee So-hyung, yang merupakan produser TV. Tapi ketika Bong-sun tampaknya menyingkirkan rasa malunya dan tiba-tiba berubah menjadi wanita yang percaya diri dan dinamis, dia akhirnya menangkap matanya. Sementara itu, misteri seputar kematian Soon-ae melibatkan saudara ipar Sun-woo, seorang perwira polisi yang baik hati, Choi Sung-jae, yang mungkin tidak seperti kelihatannya.

Shinta123 · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Chapter 14

Sun Woo dan Bong Sun duduk di ayunan taman setelah berbaikan, membicarakan banyak hal. Sun Woo menyuruh Bong Sun setidaknya makan karena wajahnya sangat pucat. Dan saat Sun Woo menyinggung blog 'You are my sunshine', Bong Sun langsung kaget, darimana Chef bisa tau blognya? Sun Woo punya caranya sendiri, tak peduli seberapa jauh Bong Sun pergi, ia selalu ada dalam genggaman tangannya. Dan lagi apa hubungan Bong Sun dengan putra pemilik restoran itu karena dia tadi datang dan memukulnya?

Mendengar itu Bong Sun langsung khawatir, kau baik-baik saja Chef? Sun Woo mengiyakan, setidaknya dengan dipukul ia tau di mana Bong Sun berada. Bong Sun buru-buru menjelaskan mereka tak ada hubungan apa-apa, sepertinya saat ia dirasuki Kyung Mo tertarik padanya tanpa tau sebabnya.. padahal karena kakak perempuannya. "Kau benar-benar sudah membodohi banyak pria," komentar Sun Woo lalu bingung, "Jadi sebenarnya aku tertarik pada siapa?"

Sun Woo baru mengerti sekarang, tak mungkin seseorang berubah drastis dalam semalam. Dan karena mereka sudah membahasnya, Sun Woo tanya apa orang yang bersamanya di ayunan ini terakhir kali adalah Bong Sun? Bong Sun menggeleng, sepertinya bukan.

"Siapa yang kugendong dalam keadaan mabuk dari motel?"

"Kalau saat MT dan kau terjebak di ruangan pendingin?"

Bong Sun makin menunduk karena semua bukan dirinya. "Lalu siapa yang menangkap pencuri jok  sepeda?" tanya Sun Woo lagi. Bong Sun menjawab cepat kalau itu dirinya, "Itu aku! Itu aku, Chef!" Sun Woo mengangguk-angguk, Bong Sun pasti bangga karena itu.

Pertanyaan terakhir, kalau yang terus memintanya melakukan itu, bukan kau tapi hantu itu kan? Bong Sun mengangguk. Ah, Sun Woo merasa benar-benar gila. Ia tak melakukan sesuatu yang salah, tapi ia merasa seperti pria jahat. Ia bukannya selingkuh, tapi punya cinta segitiga dengan hantu. Setelah dipikir-pikir, Bong Sun sebelumnya tak percaya diri sama sekali dan sangat tertutup, lalu berubah menjadi seseorang yang ceria.. Bong Sun berubah menjadi orang yang Sun Woo inginkan. Dulu Sun Woo tak menyukainya karena Bong Sun terlalu mengingatkannya pada masa lalunya, jadi ia selalu bersikap keras.

Sun Woo mengakui ia sempat jatuh cinta pada si hantu, ia punya banyak pesona dan sangat cute. Kalau bukan karena Sun Woo bisa menahan diri, ia tak tau apa yang akan terjadi...

Bong Sun berkata jujur kalau hantu itu benar-benar menyukai Sun Woo. Sun Woo terdiam sebentar, lalu berkata hantu itu punya selera yang bagus soal pria.

Wuuush, seorang hantu wanita lewat mengagetkan Bong Sun. Ia memberitahu apa yang dilihatnya pada Sun Woo. "Apa? Hantu?" ujar Sun Woo takut dan langsung mendekat ke Bong Sun. Ia kesal, "Tak bisakah kau menyimpannya sendiri? Kenapa kau harus memberitahuku? Kau mau menakutiku kan? Aku tak mudah merasa takut."

Tapi apa, tangan Bong Sun meraih pundaknya saja Sun Woo kaget, haha. Sun Woo meraih tangan itu, berjanji tak akan melepaskan tangannya mulai sekarang, bukan karena ia takut atau semacamnya. Bong Sun mengiyakan, tapi Sun Woo yang menghentikan ayunan yang terus bergerak membuatnya tertawa, "Tak ada siapa-siapa di sana."

"Apa kau takut?" goda Bong Sun. Sun Woo menyangkal, tapi tangannya tak lepas dari genggaman Bong Sun. Ahaha, Chef penakut!

Sun Woo mengantar Bong Sun pulang ke restoran ayah Soon Ae. Ia ingin Bong Sun kembali ke Sun Restoran, tapi Bong Sun tak bisa kembali setelah pergi seperti itu. Sun Woo mengerti, Bong Sun boleh tinggal di sini sementara ia mencarikan tempat untuknya. Sebelum berpisah, Sun Woo berpesan agar ponsel Bong Sun harus dalam keadaan hidup. Bong Sun mengiyakan, lalu masuk duluan karena Sun Woo belum mau pergi sebelum melihat Bong Sun masuk.

Soon Ae melihat mereka berdua, dan pergi sebelum menganggu. Ia lalu mengagetkan Bong Sun yang masuk dengan riang, "Kenapa kau kaget? Darimana kau?" Bong Sun hanya berkata ia ada sedikit urusan. Soon Ae mengeluh, ia sudah bilang agar jangan keluar, tapi Bong Sun benar-benar tak mau mendengarnya. Bong Sun mengaku salah dan duduk saat disuruh Soon Ae.

Soon Ae memberitahu kalau Sung Jae mungkin terlibat di kasus tabrak lari Eun Hee. Offcer Han yang memberitahunya memegang bukti kalau Sung Jae menutupi identitas pelaku. Bong Sun terkejut, tapi darimana Soon Ae tau? Soon Ae melihat polisi wanita yang tampak lemah jadi ia merasukinya, tapi Bong Sun tak perlu cemburu, tubuhnya masih jadi favorit untuk ia rasuki.

Bong Sun tak tertawa dengan candaan Soon Ae, ia khawatir pada Chef, juga pada Eun Hee. Mereka tak bisa mengatakan apapun sampai punya bukti. Bong Sun juga mengkhawatirkan perasaan Soon Ae pada Chef. Soon Ae tertawa, ia tak bisa khawatir tentang cinta saat mungkin ada rahasia besar terkait kematiannya.

Ya, ia perlu khawatir karena Sung Jae bertanya-tanya dimana keberadaannya. Ia yakin Soon Ae sudah tak di tubuh Bong Sun lagi, tapi di mana kau Shin Soon Ae?

Tiba-tiba Sung Jae sadar kalau kunci lacinya dirusak. Ia membukanya, tapi tak ada yang hilang. Diary Soon Ae masih tetap di tempatnya.

Begitu sampai rumah, Sun Woo melihat laptopnya lagi yang masih membuka blog Bong Sun. "You are my sunshine? Jadi aku mataharinya?" gumam Sun Woo senang. Ia lalu menelpon Bong Sun, beralasan ingin memastikan ponselnya aktif. Aww, urri Bong Sun is on his speed dial number one!

Sun Woo menegaskan kalau ia belum memaafkan 100%, jadi lebih baik Bong Sun terus merasa bersalah dan baik-baik padanya. Bong Sun mengiyakan. Ia lalu bertanya, Sun Woo sangat percaya pada Sung Jae kan.. juga Eun Hee? Tentu saja, jawab Sun Woo, dia adalah keluarga. "Kenapa? Tunggu, apa kau tertarik pada pria yang sudah menikah? Apa kau dirasuki lagi? Apa kau bukan Na Bong Sun?" tanya Sun Woo curiga.

Bong Sun menyangkal, lalu bertanya apa Stalker baik-baik saja? Ia bahkan belum mengucapkan selamat tinggal. Sun Woo tertawa, ganti topik yang benar-benar aneh ini membuatnya yakin ia memang bicara dengan Bong Sun.

Bong Sun tak berkata apapun dan mulai berbaring. "Kalau kau tak mau bicara, setidaknya biarkan aku mendengar napasmu," ujar Sun Woo yang berpikir Bong Sun menutup telponnya. Bong Sun menurut. Mendengar suara napas Bong Sun anehnya membuat Sun Woo merasa damai. Ia minta Bong Sun bicara sesuatu, tapi tak ada jawaban dari seberang telpon. Sun Woo ditinggal tidur, haha. Awalnya ia kesal, tapi lalu mendengarkan lagi napas teratur Bong Sun yang tertidur. Itu saja sudah membuatnya senang.

Menu spesial Sun Restoran hari ini adalah black bean pasta. Seperti biasa Sun Woo memberikan instruksinya, dan mempersilahkan kalau ada yang mau ditambahkan. Min Soo mengangkat tangan, dan mulai meracau soal popularitas restoran dan semacamnya, yang intinya mereka perlu merekrut orang baru. Sun Woo setuju, dan menyuruh mereka mulai menginterview.

"Sekarang?" tanya Joon yang berpikir itu terlalu cepat, Bong masih bisa kembali. Dong Chul berkata kalau Bong Bo Roo Bong kembali, mereka tetap bisa kerja bersama. Ji Woong setuju, lagipula Chef juga selalu bilang kalau mereka butuh satu asisten chef lagi. Sun Woo tak masalah, dan menyuruh mereka memilih berdasarkan karakter dan tingkah laku, tanpa pedulikan tingkat pendidikannya.

Semua semangat, sekaligus senang karena Chef mereka tampak berbeda dari kemarin dan sudah tampak baik-baik saja. Tentu saja, Ji Woong yakin karena mereka menyemangatinya kemarin.

Soon Ae dalam tubuh Officer Kang kembali mengecek laci Sung Jae, yang anehnya tak terkunci. Tapi diary itu sudah tak ada di sana. Ia mau mencari di tempat lain, tapi Sung Jae keburu kembali. Sung Jae tanya dimana Officer Han, tapi Soon Ae tak tau, ia pura-pura sakit perut dan kabur ke toilet.

Officer Han rupanya ada di luar, ia menelpon menanyakan hasil sidik jari yang ia minta selidiki, dan hasilnya baru keluar siang ini. "Kenapa lama sekali? Mereka membuatku sangat tegang," gumam Officer Han setelah menutup telponnya. Dan refleks ia kaget melihat Sung Jae yang tau-tau jalan mendekat. Officer Han tertawa canggung, "Officer Choi, setidaknya beritahu kalau kau datang."

Sung Jae yang tampak dingin dari belakang memasang wajah penuh senyum, "Lalu apa aku harus bersuara seperti kucing? Meow!" Officer Han tak bisa menutupi rasa takutnya, dan bertanya gugup apa yang ingin dikatakan Sung Jae? Tapi Sung Jae tak ingin berkata apapun, ia hanya ingin istirahat di sana. Officer Han pun buru-buru pergi dari sana.

Sung Jae memandang ke arah Officer Han dengan tatapan yang entah kenapa terasa sangat mengerikan. (Im Joo Hwan really daebak! Even his back speaks, i mean aku cuma liat punggungnya dan langkahnya yang mendekat ke Officer Han, tapi hawanya udah horror banget, hii!)

Mereka mulai menginterview calon orang baru, tapi sepertinya mereka lupa syarat yang Sun Woo inginkan. Calon pertama, umurnya masih 24, tak punya pacar, tapi ia menikah muda dan sudah punya satu anak.. so, ditolak! Calon kedua, juga ditolak karena yang ada di pikirannya hanya jam makan siang dan makan malam, juga apa mereka bisa makan sisa pelanggan.

Calon selanjutnya, seorang gadis cantik dan seksi. Tanpa ditanya apapun, ia langsung diterima dengan senang hati.

Gadis itu langsung kerja dan memperkenalkan diri, namanya Cho Hae Jin. Tapi dengan beraninya ia menggoda Sun Woo dan memanggilnya Oppa. Min Soo sampai harus mengingatkannya agar memanggil dengan sebutan 'Chef'. Dan gadis itu benar-benar menguji kesabaran, ia tak mau memegang siput karena menurutnya jorok, dan berani mengangkat telpon saat bekerja, plus membuat keributan saat ponselnya jatuh ke bak cuci piring.

Tanpa menunggu sehari, Sun Woo menyuruh gadis itu pergi. Mereka tak butuh seseorang yang tak tau apa-apa soal dapur dan tak mau belajar. Gadis itu akhirnya pergi dengan kesal.

Sun Woo mengomeli Min Soo yang melakukan kerja bagus dalam merekrut orang, jadi ia tak membolehkan mereka menginterview lagi, ia yang akan memilih.

Karena itu ia minta Bong Sun kembali, tapi Bong Sun cuma bisa minta maaf. Sun Woo ingin Bong Sun mempertimbangkan lagi, toh Bong Sun hanya akan malu sekali saja, lalu apa masalahnya? Panggilan lain masuk, jadi Sun Woo menutup telponnya dulu sambil tak lupa berpesan agar ponsel Bong Sun terus aktif.

Officer Han yang menelponnya, nada suaranya mendesak, ia ingin bertemu dan bicara soal kasus kecelakaan Eun Hee. Tapi, jangan sampai Sung Jae tau kalau mereka bertemu. Sun Woo bingung, tapi lalu mengiyakan.

Officer Han sudah mendapatkan hasil sidik jari orang yang menyerangnya, dan hasilnya 99,9% cocok dengan Choi Sung Jae. Officer Han frustasi sekaligus ketakutan, dan seolah tau itu, Sung Jae bertanya di mana posisinya dari melalui radio mobil polisi. Officer Han hanya berkata ia sedang di luar, dan Sung Jae langung ber-ooooh (yang beneran kedengeran creepy!). Ia beralasan hanya tak melihat keberadaan Officer Han, itu saja, lalu memutuskan sambungan.

Di lampu merah, Sung Jae tau-tau masuk ke mobil Officer Han yang berhenti. "Kau terkejut, iya kan?" sapa Sung Jae, lalu menambahkan lewat radio yang dipegangnya, "Aku di sampingmu.."

Jelas Officer Han merasa takut, "Apa yang kau lakukan di sini?" Sung Jae berkata ia ada urusan di sekitar sana, dan menemukan sebuah amplop di jok yang didudukinya. "Apa isinya menyenangkan?" tanyanya sambil tersenyum mengerikan. Officer Han berusaha tenang, tapi wajahnya menunjukkan sebaliknya.

Sementara itu, Sun Woo menunggu Officer Han di tempat yang mereka sepakati. Tapi Officer Han bahkan tak mengangkat telponnya.

Dan Sung Jae benar-benar tak pandang bulu. Ia membuat mobil Officer Han meluncur kencang ke jurang, seolah kecelakaan. Hasil sidik jari yang tadi diambil Officer Han juga langsung dibakarnya. Oh God, no!

Kabar kematian Officer Han yang tiba-tiba membuat Sun Woo terkejut. "Apa yang terjadi? Bagaimana?" tanyanya pada Sung Jae begitu sampai di rumah duka. Sung Jae juga tak yakin apa yang terjadi, tapi mereka bilang kecelakaan karena melebihi batas kecepatan. Sun Woo tak percaya, hampir saja ia kelepasan bicara soal rencana pertemuannya dengan Officer Han, tapi tak jadi mengingat pesannya kalau ia sama sekali tak boleh memberitahu Sung Jae.

Sung Jae sedikit heran, tapi lalu mempersilakan Sun Woo memberikan penghormatan terakhirnya. Meski ia tak bisa menemani karena harus membicarakan prosedur pemakaman dengan rumah sakit.

Shaman Unni kesal menunggu ibu Sun Woo yang terlambat datang. Tapi ibu datang dalam keadaan shock sampai tak bisa menyetir sendiri dan harus naik taksi. "Kenapa? Apa kau minum siang-siang lagi?" tanya Shaman Unni. Ibu tentu menyangkal, ini karena ia mendengar Officer Han, partner menantunya, meninggal karena kecelakaan. Ibu sedih karena ia banyak membantu dalam kecelakaan Eun Hee.

Shaman Unni shock, "Dia mati? Partner menantumu?" Ibu hanya menghela napas, orang bilang kematian bisa datang kapan saja, sampai ia ingin melakukan banyak hal baik agar bisa masuk surga. Tapi kalau berbuat baik dengan maksud tertentu, ibu khawatir jangan-jangan malah berakhir di neraka. Err, sempat-sempatnya..

Sun Woo masih di rumah duka. Tanpa sengaja saat ingin ke toilet, ia melihat Sung Jae di sana. Bersiul dan tersenyum seolah tak terjadi apapun.

Bong Sun tau soal kematian Officer Han dari Soon Ae. Semua bukti mengarah pada Sung Jae, membuat Bong Sun dan Soon Ae sama-sama merasa ngeri. Soon Ae tak mengerti, Sung Jae yang dulu ia sukai adalah orang berhati baik, meskipun sesekali tampak kesedihan di balik senyumnya. "Tapi, haruskah kita memberitahu Chef sekarang?" potong Bong Sun khawatir. Soon Ae mengiyakan, Chef juga perlu mencari sesuatu.

Sun Woo mengantar pulang Eun Hee yang masih shock. Ia tak bisa percaya, belum lama sejak Officer Han keluar dari rumah sakit. Sun Woo menenangkan, Officer Han orang baik, ia pasti sudah di tempat yang lebih baik sekarang. Tetap saja Eun Hee cemas, ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Sung Jae.

"Eun Hee-ya, Oppamu ada di sini. Apa yang bisa membuatmu cemas? Kau anak yang kuat," ujar Sun Woo menguatkan. Eun Hee menyangkal, ia hanya berpura-pura kuat. Ia melakukannya untuk Sun Woo, ibu, dan Sung Jae. Sun Woo tau, kau juga harus kuat untuk bisa berpura-pura dan Sun Woo percaya padanya.

Ponsel Sun Woo lalu berdering, Bong Sun menelpon dan ingin bertemu dengannya.

Bong Sun datang bertemu Sun Woo bersama Soon Ae. Sun Woo jelas tampak takut dan canggung bagaimana harus berbicara dengan seseorang yang tak bisa dilihatnya. Bong Sun sampai harus diarahkan di mana Arah Segera Ae berada. Setelah mereka duduk, Bong Sun akhirnya mengatakan meminta Sung Jae terlibat dalam tabrak lari Eun Hee. Jelas Sun Woo kaget, kenapa?

"Petugas Kematian Han mungkin bukan kecelakaan, ada yang menolak klaim Petugas Choi, Petugas yang bertanggung jawab atas kecelakaan Eun Hee," jelas Bong Sun, "Petugas Han curiga dan menginvestigasi itu, tapi lalu." Sun Woo ingat, Petugas Han yang sebelumnya menelponnya dan memintanya sama sekali tidak disetujui adik iparnya, juga Sung Jae yang malah bersiul dan tersenyum di toilet saat pemakaman tadi.

"Selain itu, Unni (Soon Ae) juga berpikir jika Petugas Choi ada yang menentang dengan kematiannya," tambah Bong Sun. Otak Sun Woo sulit diproses semua dugaan itu, tapi kenapa? Segera Ae berkata pada Bong Sun jika mereka masih harus mencari tau, dan ada sesuatu yang penting yang harus dilakukan Sun Woo .. mencari diarynya. Segera Ae yakin ada sesuatu yang sengaja Sung Jae sembunyikan.

Bong Sun Menemukan Sun Woo jika mereka harus menemukan buku harian itu. Sun Woo tak mengerti, "Diary? Buku harian apa? "

Bong Sun khawatirkan Sun Woo yang keluar dari restoran, "Koki apa kau baik-baik saja?" Tentu Sun Woo tak baik-baik saja, ia tak ingin mempercayai apa yang didengarnya barusan. Tapi Sun Woo lalu mempertimbangkan soal telpon Petugas Han sebelum ia meninggal, ia ingin bertemu tanpa sepengetahuan Sung Jae terkait dengan masalah tabrak lari Eun Hee. Sun Woo benar-benar perlu meminta semua ini berangkat, lalu pergi setelah meminta maaf tak mengantar Bong Sun pulang.

Sun Woo yang suka minum menyangkal semuanya karena Sung Jae berarti sangat banyak untuk keluarga mereka.

Kilas balik saat Sung Jae mencegah Eun Hee yang ingin membunuh diri. Ia malah mengatakan, 'Memilih untuk hidup atau mati saat kita mau, manusia tak punya hak semacam itu. Hiduplah meski kau ingin mati. Dan karena kau belum mati, kau harus membuktikan hidupmu. ' Sun Woo juga datang saat itu, dan langsung memeluk Eun Hee yang terus menangis.

Tak lama, dengan riangnya Eun Hee merencanakan pernikahannya dengan Sung Jae. Melihat sangat gembiranya Eun Hee, tentu saja Sun Woo memberikan ijinnya.

Langkah Sun Woo dipindahkan kembali ke pemakaman Petugas Han. Sung Jae menyapanya heran, kau kembali? Sun Woo sebelumnya minum karena tertekan, dan tanpa disadari ia mengakhiri di tempat ini. Sung Jae hanya mengiyakan dan mengantar Sun Woo ke depan, mungkin ia akan semalaman di sana karena harus mewakili pihak yang berduka.

Sun Woo memegang Sung Jae yang masuk, "Kau tau aku sangat padamu kan, juga Eun Hee." Sung Jae heran, tapi lalu mengiyakan, ia juga sangat bergantung pada Sun Woo karena Sun Woo-lah keluarga satu-satunya. Sun Woo merasa lega dan pamit pergi .. tapi Sung Jae sepertinya merasa ada yang aneh dari kata-kata Sun Woo barusan. Oh tidak, sial!

Sun Woo pulang, dan langsung berangkat Bong Sun yang setia menunggunya. Bong Sun lega, pikirnya ia harus menunggu semalaman. Sun Woo kaget, "Apa yang kau lakukan di sini? Kau menungguku dari tadi? " Bong Sun hanya khawatir dan ingin memastikan Sun Woo pulang ke rumah dengan selamat, dan lagi mungkin Sun Woo akan kesulitan pulang saat mabuk.

Sun Woo tersenyum, "Kau mau menggendongku kalau aku mabuk?" Bong Sun langsung mengangguk. Sun Woo tertawa dan meraih tangan Bong Sun, "Kau sangat kecil, lebih baik aku digendong Stalker. "Bong Sun tak terima, sedikit lebih baik dari Stalker, haha.

Bong Sun menyapa Stalker sebelum meminta Sun Woo, dan menawarkan air madu untuknya. Sun Woo menggeleng, sedang minum dan berusaha, tetapi ia masih sangat sadar. Bong Sun tau ini sangat berat. Tentu saja, sahut Sun Woo, senang sudah tak enak berhari-hari karena seorang gadis kecil. Ia pikir sudah bisa lega sekarang, tapi mengapa masalah lain terus datang?

Bong Sun sadar, Sun Woo lebih mungkin dari yang bisa dipahami. Sung Jae sudah menjadi bagian dari partisipasi selama 3 tahun, dan ia tau adik seperti apa Eun Hee bagi Sun Woo. Ia lalu menggenggam tangan Sun Woo, "Tetap kuat, Chef .. kedamaian batin. "

"Apa?"

" Kedamaian batin .. bahkan saat kau menderita, kedamaian dari dalam yang akan mengambil alih," sahut Bong Sun sambil memperagakan gerakan kedamaian batin yang dipelajarinya dari film Kungfu Panda. Sun Woo memandangi gerakan aneh Bong Sun tanpa kedip, lalu tertawa.

Bong Sun menjelaskan, setiap orang harus melewati banyak kesulitan saat lebih dulu, ia akan menutup mata, dan melakukan kedamaian batin. Ajaibnya, perasaan Bong Sun jadi lebih tenang. Sun Woo baru tau kalau Bong Sun punya sisi gila juga.

Bong Sun meyakinkan, semua akan berlalu, mau yang baik atau buruk. Sun Woo mengangguk, kau benar. Ia menerima lega ada Bong Sun di sisinya di waktu yang berat seperti ini.

Bong Sun tersenyum dan merentangkan gemukan, "Haruskah aku memberimu pelukan, Chef?" Tapi yang ada malah Sun Woo curiga, "Kau yakin kau Na Bong Sun? Kau yakin tidak dirasuki hantu lagi? " Bong Sun meyakinkan ini benar, dan terus membujuk Sun Woo datang ke pelukannya.

Sun Woo akhirnya mendekat, dan Bong Sun langsung menepuk-nepuk punggungnya, semua setuju akan baik-baik saja. (Sumpaaah ya adegan inner peace ini cute banget! Sukaa!)

Diary Soon Ae membuat Sun Woo pagi-pagi sudah datang ke Rumah. Sung Jae belum pulang, dan mungkin akan langsung bekerja setelah dari rumah sakit. Sun Woo beralasan ia lapar, dan minta dibuatkan roti bakar bersama Eun Hee agar rotinya tak gosong. Padahal itu agar ia bisa mencari diary itu tanpa gangguan.

Sun Woo sudah membongkar hampir semua barang di kamar Eun Hee dan Sung Jae, dan akhirnya ia menemukan diary itu di koper yang ditaruh Sung Jae di atas lemari.

Di luar dugaan, Sung Jae pulang dulu untuk ganti baju. Terkait, ia ke dapur dulu karena Eun Hee memintanya membuka botol selai. Tapi ia melihat Sun Woo yang lalu pamit pergi setelah basi sebentar. "Kau mau pergi? Kau bilang mau sarapan? " kejar ibu. Sun Woo beralasan ia lupa mau ke pasar, jadi lain kali saja.

Sung Jae diam saja, tapi Sun Woo yang buru-buru pergi dan bukan datang dari arah kamarnya sendiri yang kesulitan melarikan diri.

Bong Sun membantu ayah di restorannya. Ia berterima kasih, terima kasih ayah jauh lebih baikan. Dan ia tau harusnya terus merepotkan, tetapi ada sesuatu yang harus ia lakukan. Ayah tak masalah, akhir-akhir ini ia lelah dan tak bersemangat, tapi ada Bong Sun di berhasil diperbaiki .. seperti Bong Sun adalah putrinya sendiri.

Bong Sun senang ayah menganggapnya suka anak. Orangtuanya meninggal saat masih kecil, jadi ia tak punya ingatan tentang pertanyaan, tapi ia berharap mendapat seseorang seperti ayah Soon Ae. Ayah tertawa dan berterimakasih.

"Tapi, kenapa putrimu ..? Meminta foto ia tampak sangat gembira. Ia tak tampak seperti orang yang akan melakukan sesuatu pada dirinya sendiri, "ujar Bong Sun ragu. Ayah juga tak mengerti sampai sekarang, terkadang ia mengerti putrinya pasti punya masalah besar. Ayah menyesal, andai saja hari ini ia mengangkat telponnya.

Segera Ae muncul menelpon malam itu, tapi ayah tak bisa mengangkatnya karena baterainya habis. Lalu ada voicemail masuk, dan saat didengarkan tak ada orang bicara, hanya ada suara aneh. Dan setelah itu pesan terakhir Segera masuk, minta ia minta maaf telah pergi. Ayah tak hentinya menyesal karena tak diangkat telpon itu, jadi sampai sekarang ia tak mau pesan itu, juga takkan pernah mematikan ponselnya. Ayah lalu keluar karena ada yang menyambutnya, dan ponselnya ia bawa di meja. Ponsel Bong Sun juga berdering, telpon dari Sun Woo.

"Pria muda yang tak percaya hantu, ini minuman untukmu. Dan ini untuk gadis muda yang bisa melihat hantu, "sapa Shaman Unni sambil memberi mereka minuman. Ini pertama kali diambil Sun Woo berada di tempat seperti itu, dan itu diambil canggung. Ia meminta Dukun Unni meminta izin jika ia datang. Dukun Unni tau itu, ia juga tak dalam posisi untuk itu.

Segera Ae ingin melihat diarynya dulu, dan Bong Sun mengirimkan ke Sun Woo. Sun Woo yang jelas belum siap dengan hantu lalu memberikan diarynya. Bong Sun juga membawa ponsel ayah bersamanya, dengan pikiran kalau voicemail yang dipindahkan Segera Ae bisa saja menjadi petunjuk.

Sebagai satu-satunya yang tak bisa melihat hantu, Sun Woo juga ingin dilibatkan dalam percakapan mereka. Dukun Unni tak sabar jika mereka harus menghabiskan semuanya di Sun Woo, jadi ia menyediakan bantuan untuk dirasuki Soon Ae. Segera Ae tertawa kaget, ia tak pernah ada di tubuh seseorang yang tampak. Dukun Unni kesal, ini bukan akhirnya jadi pemilihan.

Segera Dibagikan, dan merasuki tubuh Shaman Unni. "Kita bisa bicara bersama sekarang, Chef," ujar Soon Ae membuat Sun Woo bengong lalu mengangguk ragu. Huahahaa, bayangin deh kalo Segera Ae di tubuh Dukun Unni terus, apa iya Sun Woo bakalan naksir?

Bong Sun membuka-buka diarynya, dan Soon Ae memintanya berhenti di halaman terakhir. Di sana ada deretan angka 2368, tapi Soon Ae sama sekali tak ingat angka apa itu. Mengambil hal terakhir yang ditulisnya, mungkin ada yang menjawab dengan kematiannya. Bong Sun juga meminta mereka mendengarkan voicemail -nya, tak ada orang bicara, tapi hanya terdengar tombol ponsel ditekan.

"Tanggal 15 Agustus jam 23.10, kau meninggalkan pesan ini. Dan di malam hari yang sama jam 23.55, kau mengirim pesan permintaan maaf yang pesan terakhir sebelum membawakan diri, "ujar Bong Sun.

Mereka mulai memecahkan misteri voicemail itu bersama. Dari film Sun Woo tau setiap tombol angka punya nada yang berbeda, dan ia mulai memenangkan-nekan tombol ponselnya untuk mencari tau angka apa yang membantah di sana. Dan akhirnya mereka mendapatkan angka 535-2368. Dugaan pertama, itu nomor telpon. Tapi bukan, panggilannya tak tersambung.

Segera Ae mulai frustasi, "Ah, bagaimana aku bisa mengingat apa pun?" Jangan terlalu tegang, jangan kau yang memilih untuk mengingat, ucap Sun Woo canggung karena ia menambahkan 'Bu' di akhir kalimatnya.

Bong Sun punya dugaan lain, mungkin 5 di situ bukan angka, tapi huruf OH .. bisa dibaca 53OH-2368, bisa saja itu nomor plat mobil. Sadar itu benar, Sun Woo dan Bong Sun langsung 'hi five'. Segera Ae juga mengulurkan dibatalkan, tapi kasian .. ia mengabaikan. Segera Ae yang lalu meminta nomor sulit dan merasuki polisi wanita lagi, karena pasti sulit untuk warga biasa.

Sun Woo takut jika plat nomor itu benar-benar mengarah pada Sung Jae, apa yang akan terjadi nanti? Kalau begitu Bong Sun pikir mereka bisa meminta penyelidikan, karena kecelakaan Eun Hee dan kematian Segera Ae berhubungan. Sun Woo benar-benar berharap tidak ada yang benar, ia berharap mereka yang salah. Bong Sun juga mengharapkan hal yang sama.

Sun Woo menggenggam tangan Bong Sun, ia membiarkan tak tenang dan ingin Bong Sun ikut melibatkan. Kalau tidak suka dengan kamarnya dulu, Bong Sun bisa tinggal di kamarnya. Bong Sun menggeleng, ia harus selamat tinggal dulu di ayah Soon Ae.

Sun Woo masih tak tenang, tapi ia mengerti. Bong Sun menyemangatinya dan tersenyum sebelum akhirnya masuk duluan.

So Hyung sudah menunggunya saat Sun Woo kembali ke restoran. Dia sudah mendengar dari Eun Hee jika banyak hal yang terjadi, dan pasti membuat Sun Woo terganggu. Saat So Hyung menerima jadwal syuting mereka selanjutnya, Sun Woo menerima tak bisa menerima Chef vs Chef. So Hyung kaget, ia kira karena Sun Woo belum berbaikan dengan Bong Sun, tapi bukan itu. Sun Woo perlu meluruskan semua dulu, baru menjelaskan semuanya. Sun Woo meminta maaf, ia harap So Hyung mengerti.

So Hyung mengangguk, ia tau Sun Woo tak akan bertanya tanpa alasan. Sun Woo berterimakasih, tapi kagum padanya tertuju pada Eun Hee. Menganggap Sun Woo takut akan apa yang terjadi pada adiknya nanti.

Segera Ae mau membuka misinya, tetapi orang yang mau ia rasuki terus menangisi kepergian Petugas Han di samping Sung Jae. Perwira Kang bahkan sampai bersandar di bahu Sung Jae, meski ia lalu sadar dan lari keluar .. sangat seperti keinginan Soon Ae. Tanpa menunggu, Soon Ae langsung merasuki Petugas Kang.

Soon Ae menunggu sambil sambil menunggu sambil menunggu. Ia hanya mengangguk saat Sung Jae bertanya apakah ia sudah baikan, dan langsung duduk di depan komputer. Tapi ia perlu password untuk login. Segera Ae mencoba tanggal lahir Petugas Kang, tapi bukan. Karena frustasi ia berhasil sembarang angka, tetapi malah berhasil.

Segera Ae langsung memasukkan plat nomor yang mereka bisa tadi, dan benar .. Choi Sung Jae keluar sebagai identitas pemilik. Segera Ae bangkit dengan kaget, dan keluar menelpon Bong Sun.

Segera sadar, ia berusaha menyelesaikan orang lain lewat buku harian dan telponnya sebelum ia meninggal. "Pergi dan minta Chef, Na Bong Sun. Aku akan menemuimu nanti, "ujar Soon Ae lalu menutup telponnya.

"Aku tak tau kau sangat tertarik, Petugas Kang," suara Sung Jae mengagetkan Soon Ae. "Ada apa dengan mobilku? Apa yang membuatmu sangat penasaran? " tanyanya. Segera Ae menggelengkan kembali, ia akan segera pergi dari sana. Tapi Sung Jae mencekik lehernya, "Kau .. siapa kau sebenarnya?"

Segera Ae berusaha melepaskannya, tapi Sung Jae semakin mencekiknya. Mendadak dengan suara yang ia ingat saat kematiannya, ingatannya kembali. Eun Hee yang terbaring di jalanan, Sung Jae yang pergi dari sana dengan mobilnya, dan dia yang tak sengaja melihat itu semua. Sampai akhirnya berakhir di tangan Sung Jae.

Petugas Kang yang pingsan segera membuat Ae keluar dari jubahnya, dan Sung Jae menatapnya. "Akhirnya kau muncul ... Shin Soon Ae.