20 Bukan Cinta, Hanya Kagum

Hari semakin beranjak siang, rasa panas pun membuat gerah kumpulan siswa yang sedang mengerjakan tugas rumit matematika.

"Za kalau yang ini gimana?" tanya Dea.

"Kerjakan pakai rumus luas segitiga dulu, baru luas keliling, nanti baru di jumlahkan," terang Khanza.

Dea manggut-manggut, kepalanya serasa ingin pecah melihat banyaknya angka yang tertera di sana.

"Eh cupu," panggil Randra. "Satu lagi yang nomor sembilan gimana?" tanyanya tanpa sungkan.

"Eh kadal! Kalau mau tanya bisa sopan nggak?!" omelnya.

"Sudah De, kamu kerjakan saja punya kamu. Aku nggak apa-apa kok dipanggil seperti itu." Khanza pun setengah berbalik menatap Randra.

"Ini adalah belah ketupat." Menunjuk gambar pada buku materi.

"Rumusnya yang mana? Gue pusing lihatnya." Randra menggaruk kepala frustasi.

"Rumusnya luasnya ini. Satu per dua kali D1 kali lagi D2."

"D1 dan D2 apa?" Randra memerhatikan Khanza dengan seksama.

"D1 garis AC dan D2 garis BD."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter