webnovel

PROLOGUE

...

Di sebuah Gedung perkantoran yang menjulang tinggi, BeiFang Holdings Group.

Lantai lobby sibuk menyambut kedatangan bos besar di pagi hari, pemilik BeiFang Holdings.

Berjalan paling depan seorang pria yang sudah agak tua dengan wajah ramah yang kerap tersenyum pada setiap orang yang memberikan hormat padanya, BaiXu, pemilik perusahaan besar itu, diikuti sekretaris pribadinya wanita cantik yang masih muda dan seksi Feng, asisten pribadinya, pemuda tinggi kurus dengan wajah ramah Lee, wakil komisaris Du hingga beberapa direktur bagian keuangan, marketing hingga sumber daya manusia, rupanya mereka selesai dari acara rapat kerja yang diadakan selama beberapa hari kemarin hingga semua kembali ke kantor dengan wajah segar di pagi hari cerah tersebut.

Paling belakang berjalan dengan anggun dengan ponsel menyala menempel di telinganya, sosok muda, dengan wajah bening dan tampan, tubuh tinggi tegap dengan bahu lebar dan langkah kaki yang mantap, bentuk tubuh yang sempurna dibalut setelan berwarna biru tua hingga sepatu pantofel mengkilap yang menapak lantai lobby dengan gagah. Ceo muda putra bungsu BaiXu, ia adalah BaiHua, usia dua puluh lima tahun tapi sudah memiliki prestasi yang sangat hebat dalam urusan bisnis sehingga pantas menduduki posisi CEO muda, sesuai dengan namanya ia bagai bunga yang anggun dengan kecantikan yang terlalu sempurna hingga menyejukkan mata setiap orang yang melihatnya, tapi, semua orang yang mengenalnya tahu betapa CEO itu adalah sosok yang sangat dingin dan hampir tidak pernah tersenyum pada siapapun juga, kecuali pada seseorang.

Rombongan berhenti di depan lift, sejenak menunggu hingga semuanya naik, tapi, BaiHua tidak ikut naik, ia berdiri saja bersama Yi asistennya, tangan direktur keuangan Gu masih menahan pintu lift untuknya tapi BaiXu tahu kalau putranya itu masih ada urusan yang jauh lebih penting.

"Sudah kita tidak usah menunggu, anak itu sudah tidak tahan ingin pergi sejak kemarin"

Yi membungkukkan tubuhnya memberi hormat saat pintu lift tertutup, bosnya masih terlibat pembicaraan sangat penting dalam ponselnya hingga alisnya berkerut.

"Aku sudah bilang jangan sembarang makan, kau ini keras kepala sekali, Sekarang kau di mana? Toko? Katanya sakit kenapa masih buka toko, sudah tutup saja, aku akan kesana sebentar lagi" suara Hua terdengar agak keras, walau Yi tahu ia sedang berbicara dengan siapa, kenapa tidak pernah bisa berbicara halus sedikitpun.

Tapi sepertinya balasan di ujung telepon kembali membuat wajah Hua semakin kesal, matanya tajam, seolah ingin menerkam siapa saja saat ini.

Yi menahan pintu lift yang terbuka, bosnya memberi kode agar mereka segera naik, tujuannya agar segera menyelesaikan pekerjaan secepatnya.

"Dengarkan kataku, tutup toko dan istirahat saja di kamar, memang omset tokomu ini berapa banyak sampai satu hari tutup saja tidak bisa, aku akan beli semua bungamu.." tapi,

Tut tut tut..

Sepertinya orang di balik telepon mematikan sambungan teleponnya, membuat Hua semakin emosi dan hampir membanting ponsel puluhan jutanya.

"Ich anak ini, keras kepala sekali"

Hua melirik pada Yi, membenarkan jasnya yang agak berantakan.

"Ehem, Yi, bilang pada Tung untuk membeli sup burung wallet paling bagus di restoran TungHai, kualitas nomor satu, dan harus dalam kondisi panas dikirimkan ke toko Mentari, awas saja kalau kurang panas akan ku tutup restoran itu, anak itu, toko kecil begitu saja"

Yi menundukkan kepalanya.

"Siap bos"

Yi mencoba menahan diri untuk tidak tersenyum, pagi-pagi bosnya itu sudah bad mood karena sangat merindukan Yu dan belum bisa pergi melihatnya, mereka sudah terpisah selama seminggu karena bosnya harus ikut rapat kerja ke luar pulau selama seminggu kemarin, rasa rindu yang sudah sangat memuncak tetap tidak bisa dilampiaskan setelah bos besar mewajibkan semua orang untuk berkumpul dan mereview kerjaan mereka setelah rapat kerja kemarin, heh, bagaimana ia tidak emosi, ini aka jadi hari yang sangat panjang sekali, pikir Yi.

-------------

Sementara tak jauh di pusat kota, di salah satu toko bunga tak begitu besar, Mentari, toko bunga yang menjual aneka macam bunga hidup dari bunga batangan biasa hingga karangan bunga besar untuk pernikahan bahkan juga pemakaman, suasana pagi sejak dua jam toko dibuka cukup ramai mengingat beberapa hari lagi akan dirayakan hari kasih sayang, semua orang berburu memesan bunga sejak jauh hari untuk hari istimewa mereka.

Di belakang kasir, berdiri seorang pemuda dengan wajah yang selalu tersenyum lebar, sangat cerah dan manis bagai bunga matahari, mata bening berwarna abu-abu yang bulat panjang dan indah, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik dan semakin menarik dengan lesung yang muncul di kedua belah pipinya saat ia tersenyum lebar, dari celemek yang dikenakannya hanya ada satu huruf yang mungkin adalah namanya, Yu.

"Yu!" dan itu memang namanya, Yu seorang pemuda berusia delapan belas tahun yang menjadi kasir di toko bunga Mentari selama beberapa bulan ini, seorang wanita muda mendekatinya dengan membawa beberapa rangkai bunga pesanan pelanggan yang kian menumpuk, asal tahu semua pelanggan itu mungkin sebagian adalah fans Yu yang selalu datang untuk memesan bunga karena ingin melihat wajah Yu yang sangat imut dan menarik, semua terpana melihat tatapan mata teduh dan senyum hangat yang sepertinya tidak akan pernah menghilang darinya.

"Kak Fai, ini sudah semuanya?" tanya Yu melihat bunga yang diletakkan Fai wanita muda yang mengenakan celemek yang sama dengannya ke dalam sebuah keranjang bambu.

Fai mengangguk.

"Iyah ini sudah, coba dihitung dulu yah mereka sepertinya terburu-buru"

Yu menganggukkan kepalanya dengan semangat "Siap kak"

Tak lama kemudian toko berangsur sepi, akhirnya bisa mencatat semua pesanan hingga yang mereka lakukan selanjutnya adalah mengatur agar semua barang bisa dikirim tepat waktu.

Toko Mentari memiliki tiga karyawan termasuk Yu, Fai yang adalah anak pemilik toko dan SuYang yang merupakan adik sepupu Fai, toko ini sebenarnya hanya toko kecil biasa tapi sejak Yu menjadi karyawan di sana beberapa bulan lalu toko itu semakin ramai dan menerima banyak pesanan hampir setiap harinya, karena Yu tidak punya rumah untuk sementara ia tinggal di lantai dua toko bunga yang memiliki beberapa ruangan menyerupai rumah toko lainnya, sebelum keluarga Fai bisa memiliki rumah mereka sekarang sebelumnya mereka semua tinggal di sana, tapi selama ini hanya Yu dan SuYang yang tinggal berdua di sana.

"Yu, ada pesanan untukmu!" seru SuYang yang berdiri di depan toko bersama seorang pria berpakaian setelan hitam rapih yang membawa sesuatu di tangannya, seperti sebuah termos berukuran sedang.

Yu dan Fai yang tengah merapihkan bunga-bunga menoleh, tak lama pria yang membawa termos itu sudah berdiri di depan Yu membungkukkan tubuhnya.

"Selamat pagi tuan Yu, ini pesanan dari bos untuk tuan, sup burung wallet kualitas nomor satu, pesannya harus dimakan sampai habis dan mengirimkan photonya saat tuan muda menerimanya" ujar Tung, supir pribadi Hua.

Yu mengerutkan bibirnya, orang itu makin aneh saja, Tung mengeluarkan ponselnya dan mengambil photo dirinya dan Yu yang memegang termos itu.

"Siapa yang pesan lagian, aneh-aneh saja orang tua itu, orang sakit perut kok diberikan sup burung wallet"

Tung hanya tersenyum geli, wajah Yu yang merengut memang sangat imut hingga ia malu-malu melihatnya.

"Eh itu, juga tuan muda, harus mengirim photo saat memakannya, dan saat sudah habis, itu, pesan bos"

Yu melihat Tung dengan mata tajam.

"Iyah tahu, sejak dulu juga begitu, pemaksa sekali, kenapa ada orang seperti itu di dunia ini"

Tung, Fai dan SuYang menahan diri untuk tidak tertawa, wajah Yu yang ceria sejak tadi menjadi cemberut saat mendengar nama Hua, entah kenapa dua orang itu ditakdirkan berpasangan kalau setiap menyebut Namanya yang ada hanya membuat Yu kesal setengah mati.

"Ih orang tua bawel itu"

BaiHua adalah seorang CEO muda, selain tampan, pintar, jenius dalam urusan pekerjaan, tapi ia juga seorang pria yang bertangan dingin dan jarang tersenyum, tidak punya teman sejak kecil karena menganggap semua orang tidak pantas menjadi temannya, juara satu dalam akademik hingga olah raga, bisa melakukan apa saja yang terpikirkan olehnya, apapun bisa ia lakukan, juara satu dalam olahraga anggar, senam, berkuda, menembak, panahan, berenang, intinya ia selalu menjadi juara di semua jenis olahraga yang diikutinya, ia sudah menyukai Yu sejak kecil, dulunya Yu adalah tetangganya, orang tua Yu adalah keluarga Gao rekan bisnis papanya, hingga suatu hari kecelakaan pesawat menewaskan dua orang tuanya sekaligus saat usia Yu menginjak dua belas tahun, semua bisnis keluarganya ikut ambruk, hanya meninggalkan sebuah rumah orang tua Yu yang dibeli keluarga Bai untuk membantu melunasi hutangnya, dan kini, rumah itu masih kokoh berdiri tepat di sebrang rumah besar Bai, walau BaiXu bilang rumah itu akan selalu menjadi milik keluarga Gao tapi Yu yang bertekad tidak ingin berhutang pada keluarga Bai yang sudah sangat baik membantunya hingga ia lulus sekolah menengah atas dan tidak ingin menjadi beban.

Sejak Yu lahir BaiHua sudah sangat menyukainya, mungkin adalah cinta pada pandangan pertama, beberapa bulan hingga usia Yu lima tahun Hua yang sangat polos mengira Yu adalah anak gadis yang imut hingga bersumpah akan menikahi Yu kelak saat ia dewasa, walau sudah besar dan Yu ternyata adalah anak laki-laki Hua tidak merasa itu halangan baginya, rasa sukanya murni hanya untuk Yu seorang karena ia tidak bisa melihat orang lain selain dirinya, walau papanya sudah mencoba berpuluh kali tetap saja Hua yang dingin tidak merubah pendiriannya, di masa remajanya ia juga sudah berapa kali mengalihkan perhatiannya dari Yu dan mencari cinta lain di sekitarnya, tapi perasaannya pada Yu semakin dalam seiring dengan waktu, hingga suatu hari ia menyatakan rasa sukanya pada Yu dan berjanji akan menjaganya seumur hidupnya, tapi rasa sukanya pada Yu sudah pada tahap di mana ia ingin mengunci Yu dalam lemari dan hanya ia yang bisa melihatnya setiap kali ia menginginkannya.

Tapi tidak bisa seperti itu, Yu seorang pemuda energik yang memiliki banyak keinginan, walau ia juga sangat menyukai bahkan mencintai Hua tapi ia punya pilihannya sendiri, hal yang membuat Hua kerap panas dan tak bisa berhenti memikirkan Yu sedetikpun, ia rasa, ia sudah mulai sangat terobsesi pada Yu.

=================

Hi Guys, ini cerita tentang Boyslove, kalau menurut semua pandangan orang ini genrenya harusnya LGBTQ, tapi aku tidak menganggap mencintai orng itu ada batasanya, entah itu Gay atau Lesbi atau apapun, menurutku cinta itu bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, so its unversal language.

So lets just fall in love ^^

Sweet_SourKiwicreators' thoughts
Next chapter