webnovel

Pengagum Rahasia

Ajeng sangat bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini dia telah berjanji pada kekasihnya bahwa mereka akan pergi kencan. Sedang asik mengelap meja tiba-tiba ponselnya berdering.

Senyum Ajeng mengembang disaat dia telah melihat siapa yang telah menghubungi nya.

"Iya, halo," ucap Ajeng sambil tersenyum.

"Aku sudah menunggu di depan."

Ajeng langsung melirik ke arah luar untuk memastikan bahwa yang kekasihnya ucapkan benar adanya. Ajeng melihat kekasihnya sedang berdiri dekat dengan motornya sambil melambaikan tangannya ke arah Ajeng dan tersenyum manis.

Ah, Ajeng suka dengan senyuman itu.

"Tunggu sebentar, oke."

"Oke, cantik," ucap kekasih Ajeng, tak lama kemudian dia mematikan sambungan teleponnya.

Ajeng keluar dari Cafe tempat kerjanya dengan senyum merekah, dengan langkah cepat dia ingin segera menghampiri kekasihnya.

Ajeng langsung berlari ketika melihat kekasihnya merentangkan kedua tangannya. Ajeng memeluk tubuh kekasihnya dengan erat begitupun sebaliknya, kekasih Ajeng pun membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Kangen," kata Ajeng manja membuat kekasihnya terkekeh geli.

"Nggak usah lebay."

Ajeng langsung melepaskan pelukannya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Jadi kamu nggak kangen sama aku, gitu," sungutnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Kangen dong, masa gitu aja ngambek sih. Yuk kita pulang."

Ajeng hanya mengangguk saja. Lelaki itu langsung memakaikan helm pada wanita pujaannya.

Dengan sedikit gemas lelaki itu mencubit bibir Ajeng pelan.

"Bibir jangan di maju-majuin. Nanti aku cium loh," godanya pada Ajeng.

Ajeng mendelik kesal membuat lelaki itu terkekeh pelan.

Leo Aditya, itulah nama kekasih Ajeng. Lelaki yang sangat menyayangi Ajeng. Sudah dua

tahun mereka berpacaran. Namun Leo senang sekali menggoda kekasihnya itu.

Baginya itu adalah cara dia menyenangkan hati Ajeng ketika sedang badmood. Menurut Leo, menyenangkan hati pasangan itu bukan mengucapkan kata-kata romantis atau gombalan maut seperti pada umumnya. Cukup sedikit iseng saja sudah mempunyai kesan tersendiri untuknya.

"Kok malah bengong sih, ayo. Keburu mukaku tambah berminyak nih," gerutu Ajeng sebal.

Ah ya, suara Ajeng membuyarkan lamunan Leo. Leo langsung mencubit pelan hidung Ajeng.

"Pegangan yang kuat ya, entar terbang loh."

Ajeng malas menjawab, hanya memutar bola matanya malas, tapi tak membantah ucapan

Leo.

Tangan Ajeng langsung melingkar dipinggang Leo. Diam-diam Leo melirik Ajeng melalui

kaca spionnya, Leo tersenyum tipis melihat wajah Ajeng yang tampak malu-malu.

Motor melaju dengan kecepatan sedang, membuat kedua sejoli itu menikmati indahnya pemandangan alam yang terlihat ketika menjelang petang.

***

"Kita akan kencan di mana?" tanya Ajeng pada Leo.

Leo tak menjawab. Reaksi Leo membuat Ajeng sebal.

"LEO!"

"Ssttt, jangan berisik. Baru pulang kerja udah tanya-tanya mau kencan di mana. Mandi dulu

terus makan, kencan itu urusan nanti, oke, sayang," ucap Leo sambil melepaskan helm yang dipakai oleh Ajeng.

"Terserah," jawab Ajeng dengan malas.

Selesai melepaskan helm, Ajeng melenggang pergi begitu saja tanpa menyuruh Leo mampir atau basa-basi lainnya.

"Rayna!" panggil Leo.

Ajeng langsung memberhentikan langkahnya, kemudian menoleh ke belakang.

"Apa lagi?"

"I love you," ucap Leo sambil memperagakan tangannya seperti orang-orang Korea.

Ajeng langsung berbalik, dan lari begitu saja. Ajeng salah tingkah. Leo yang melihatnya pun hanya mampu menggeleng pelan.

"Dasar anak itu," gumamnya lirih.

Leo mengambil ponselnya di saku celananya, kemudian mengirim pesan singkat pada Ajeng.

Tak lama kemudian, Leo melajukan motornya meninggalkan rumah Ajeng.

'Nanti malam aku jemput, jangan lupa, oke. Awas saja sampai ketiduran. Kamu sudah janji bahwa kita akan pergi kencan. INGAT, JANGAN TIDUR!'

Ajeng membaca pesan dari Leo, kemudian melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

"Aku butuh kasurku, aku lelah," gumamnya, tak lama kemudian dia terlelap.

***

Di sinilah mereka berdua, sedang berada di bioskop, mereka menonton film horor.

Ajeng

selalu menyembunyikan wajahnya dilengan Leo, seketika Leo mempunyai ide untuk mengerjai Ajeng.

"Kok aku ngerasa ada seseorang ya di belakang kita," bisik Leo pada kekasihnya, Ajeng yang mendengarnya pun langsung mengeratkan pelukannya pada Leo.

"Jangan menakut-nakuti, Aku beneran takut."

Ajeng benci yang berbau horor, tapi memang ini salahnya. Kalau saja dia tidak ketiduran, pasti dia tidak akan kehabisan tiket untuk menonton film Romantis. Ah, ini benar-benar sangat menjengkelkan, menurutnya.

"Beneran, sayang."

"Leo!" rengek Ajeng.

"Iya-iya, becanda. Lain kali jangan terlambat ya."

Ajeng hanya mengangguk ragu.

Tanpa mereka sadari memang ada seseorang yang selalu mengawasi mereka, Leo menyadari akan hal itu, namun dia tak ambil pusing.

Apa salahnya jika seseorang itu hanya sekedar melihat, toh wajar-wajar saja menurutnya.

"Tadi aku benar-benar capek, makanya ketiduran. Maafin aku ya," ucap Ajeng seraya

mendongakkan kepalanya menatap Leo. Leo pun mendekat dan mencium bibir Ajeng sekilas.

"Kalau ngantuk ngapain dipaksain buat kencan?"

"Kita kan jarang banget ketemu, kita sama-sama sibuk. Apa kita nggak usah pacar—"

"Kamu ini ngomong apa sih, aku kerja buat biaya kita nikah. Nggak usah ngomong macam-

macam deh," Leo langsung memotong pembicaraan Ajeng, seketika mood Leo menjadi jelek.

"Maaf," cicit Ajeng.

Leo menghembuskan napasnya secara kasar, kemudian menoleh pada Ajeng.

"Jangan bicara seperti itu lagi, oke."

Lagi-lagi Ajeng langsung mengangguk.

***

"Punya pacar kok nggak ada romantis-romantisnya sih," gumam Ajeng lirih.

Ya, sedari tadi Leo terus saja fokus dengan film yang sedang ditonton, sampai-sampai Ajeng yang

berada di sampingnya selalu diabaikan.

"Nggak usah nyindir," ujar Leo tanpa mengalihkan tatapannya.

"Idih, memang kenyataannya seperti itu kan," gerutu Ajeng, namun Leo tak menjawab, dia

terlalu fokus dengan film horor tersebut. Tak ada jawaban dari Leo, Ajeng langsung menoleh ke arah Leo, detik berikutnya Ajeng memutar bola matanya malas.

'Menyebalkan,' gerutu Ajeng dalam hati.

Karena bosan dengan suasana yang begitu mencekam, Ajeng hanya bisa memainkan

ponselnya.

Jarinya tergerak begitu saja untuk membuka Instagram. Tidak menemukan

apapun, akhirnya Ajeng membuka aplikasi Facebook. Jarinya selalu saja menscrol ke bawah

hingga tiba pada postingan yang menurutnya sangat menggelitik dihati.

Postingan dari akun yang bernama PENGAGUM RAHASIA.

'Bagaimana menurutmu tentang kata OBSESI CINTA'

Isi caption postingan tersebut dengan gambar dua sejoli yang difoto dari arah belakang. Dan sepertinya itu di ruangan Bioskop.

"Lihat apa?" tanya Leo yang tiba-tiba mengejutkan Ajeng yang sedang asyik bermain dengan ponselnya.

Ajeng langsung memperlihatkan apa yang sedang dia lihat. Seketika dahi Leo mengkerut. Tak lama kemudian dia menoleh ke belakang.

'Kosong,' gumamnya dalam hati.

"Ada apa?" tanya Ajeng yang melihat gelagat aneh dari Leo.

Leo langsung menoleh ke arah Ajeng, lalu tersenyum. "Kita pulang yuk. Ini sudah malam."

"Yah, padahal baru beberapa jam kita keluar, kamu memangnya nggak betah jalan bareng

sama aku ya?" tanya Ajeng dengan jutek.

"Bukan begitu, Sayang. Nggak baik perempuan begadang, bukannya tadi kamu bilang sendiri kalau kamu capek."

"Ya sudahlah, terserah kamu saja," kata Ajeng dengan ketus, Ajeng berjalan mendahului Leo yang masih jauh di belakangnya.

Melihat tingkah Ajeng yang sedang merajuk, Leo hanya mampu menghela napas panjang.

'Maafkan aku Rayna sayang,' batin Leo.

Bersambung.

Next chapter