43 Mamanya Bintang (2)

Riv mengerutkan keningnya saat mobil yang dikendarai Dan berhenti di parkiran sebuah rumah sakit. Riv ingin bertanya tetapi batal karena tau itu tidak akan ada gunanya jadi Riv hanya mengikuti langkah kedua pria dewasa itu.

"Nath udah lo kabari?" Tanya Dan kepada Kevin.

"Udah, nanti dia mau nyusul," jawab Kevin.

"Jangan sampai Bina kesini," lanjut Dan kemudian. Riv yang mendengarnya turut penasaran tetapi Riv harus tau batasannya.

"Ck masih aja. Coba lo sekali-kali dengar penjelasannya," saran Kevin. Riv berdecak, mereka berdua membicarakan hal penting tanpa sadar masih ads Riv di sini.

"Apapun bentuk perselingkuhan, tetap salah di mata gue," balas Dan dengan dingin lalu mensejajarkan langkahnya dengan Riv meninggalkan Kevin yang berjalan di depannya yang seperti belum menyadari situasi.

"Lagian—"

"Cerewet," potong Dan membuat Kevin terdiam dan memandang ke arah Dan serta Riv yang berjalan di belakangnya sembari berdecak.

"Yah, gue harap ini segera terselesaikan," gumam Kevin pelan tetapi Riv masih bisa mendengarnya.

Mereka kemudian berjalan memasuki lift menuju lantai lima rumah sakit ini. Entah mau dibawa kemana Riv ini. Setelah sampai di lantai lima, mereka masih berjalan melewati lorong-lorong kamar VIP yang tampak mewah hingga berhenti di sebuah kamar inap.

Dan membuka pintu lalu mempersilahkan Riv masuk. Riv memperhatikan interiornya, kamar rawat sudah seperti hotel saja. Riv membulatkan matanya terkejut saat pandangan matanya menemukan seorang perempuan sedang terbaring di ranjang dengan berbagai alat penopang tubuh yang memenuhi tubuhnya.

"Ini?" Tanya Riv yang terkejut kepada Dan.

Dan mengangguk lalu berkata, "Lintang. Mamanya Bintang."

"Om, yaampun aku gak nyangka kalau Om punya jalan hidup yang menyedihkan. Om pasti sedih banget, apalagi harus ngerawat anak sendiri. Itu pasti susah banget," ucap Riv prihatin lalu dirinya teringat saat mengatai Dan orang tua tidak becus, Riv sekarang tau kenapa saat itu Dan terlihat sangat marah.

"Ya," jawab Dan singkat lalu berjalan santai menuju sofa tempat yang Kevin duduki.

Riv tidak mempertanyakan ekspresi wajah Dan yang masih datar-datar saja dan terkesan santai. Dan itu tipe tsundere, terlihat baik-baik di luar saja tetapi hancur di dalam. Apalagi cerita Dan tentang wanita yang dicintai, pasti ini sangat sulit.

"Udah berapa lama Om?" Tanya Riv menghampiri Dan lalu memilih duduk yang agak jauh dari Dan dan Kevin.

"Tiga bulan mungkin," jawab Dan.

Mungkin? Gila kali ni orang, batin Riv sebal sendiri dengan Dan. Kemarin-kemarin aja sok-sokan paling tersakiti, eh sifat emang sulit dirubah mau bagaimana lagi. Jika tiga bulan lalu berarti tidak jauh dari kepindahan Dan ke rumah seberangnya.

"Bintang pasti sedih banget."

"Ya, Lintang ibunya."

Sudah cukup berbasa-basi busuknya pemirsa. Lalu Riv beralih bertanya kepada Kevin yang sejak tadi hanya diam, mungkin Kevin menganggap dirinya penonton, penonton sinetron di depan mata.

"Ibunya Bintang kenapa ya Kak?" Tanya Riv membuat kening Kevin dan Dan mengerut.

"Tiga bulan lalu kecelakaan. Dan yah, parah sampai dokter vonis kalau Lintang koma," jelas Kevin secara singkat. Riv mengangguk paham.

"Udah lama?" tanya Nathan yang sudah mendudukkan dirinya di sebelah Dan. Nathan menakutkan juga, tiba-tiba nongol begitu saja.

"Belum juga," jawab Kevin. Dan mana mau sih menjawab pertanyaan seperti itu, ah Riv sudah mulai memahami sifat-sifat Dan.

"Hai Rivera!" Sapa Nathan saat telah menyadari keberadaan Riv.

"Hallo Dok!" Sapa Riv balik.

Riv memandang Lintang yang tampak tenang dalam tidurnya. Walaupun dengan banyaknya alat yang menempel, Lintang masih terlihat cantik. Pantas saja Dan sangat mencintainya. Riv jadi iri, walaupun Dan yang yah kalian pasti tau gimana, bisa mencintai seseorang hingga sebegitunya. Riv ingin memiliki seseorang yang sangat mencintainya seperti itu, suatu hari nanti.

"Gue—" ujar Nathan membuat perhatian semua orang tertuju padanya begitupula dengan Riv. "—ketemu Bina di parkiran tadi," lanjutnya.

"Riv ayo pulang!" Ajak Dan setelah mendengar perkataan dari Nathan.

"Jangan gitu dong Dan. Kita gak bisa lihat lo begini terus sama Bina hanya karena kesalahpahaman," jelas Kevin dengan nada penuh permohonan.

"Gak. Suruh dia minta maaf dulu ke Lintang baru jelasin ke gue. Bintang biar gue yang ngurus dulu," ujar Dan final seraya menarik tangan Riv yang hanya bisa melongo pasrah.

TBC

avataravatar
Next chapter