1 Chapter 1 - Masuk Isekai

TING!

Bunyi notifikasi dari e-surat di ponsel pintarku masuk. Mengagetkanku yang tengah duduk di depan laptop untuk bersiap-siap streaming video klip terbaru dari Boy Grup favorit, berasal dari sahabat online-ku, … Dielso.

|"Aiy, … aku harus kumaha nih?"|

TING!

|"Bubbu-ku, si Raven, …."|

Raven? Orisinal karakter buatannya? Kenapa memangnya?

|"Raven meninggoy 😭!!!"|

TING!

|"Aku buat dia meninggoy gegara ketabrak truck-kun, terus masuk isekai. Apa aku sudah jadi pembunuh sekarang?"|

Duh, Dielso ini. Ada-ada saja.

|"Aku ini gak terlalu suka lihat darah di real life, … tapi kalau di fiksi semacam gambar, animasi, dan film, aku malah suka lihatnya. Apa aku ini bakalan jadi psikoplok?!! 😭"|

|"Lihat ini! Lihat ini! Raven kalo berdarah-darah gini, malah tambah ganteng huhu."|

Ugh, banyak banget darahnya. Kok bisa sih, dia suka hal begituan?

|"Kenapa sedih Els? Kan kamu memang sengaja bikin dia kayak gitu? Iya gak?"| balasku, menjawab semua pesan dari Dielso.

Sebenarnya, Dielso adalah nama sebutanku terhadapnya. Dia ini kerap kali menyebutkan namanya sebagai Aerina No 7 ketika sedang mood menulis, atau Dhe-Chan ketika mood menggambar.

Yah, tanpa menginginkan dipanggil dengan nama aslinya, kupanggillah ia dengan sebutan itu sampai sekarang.

|"Lagian, kamu kan bisa gambar dia kembali di dunia tempat aslinya. Dia kan hanya gambar Els."|

TING!

|"Mana bisa gitu, Shin Aiy Margaretta! Raven tuh ya, udah kayak anakku sendiri. Aku sayang sama dia. Dia tuh ya, kayk hidup di dunia lain ajah."|

|"*Kayak."|

TING!

|"Ditambah, si Raven ini ceritanya udah masuk isekai abad pertengahan. Jadi ya … gak bisa aku ceritain kalo dia ini hidup lagi di dunia modern setelah di tabrak truk."|

|"Bisa-bisanya ceritanya berubah dengan Raven jadi zombie ganteng."|

Membaca balasan cepat dari Dielso dengan teliti, tiba-tiba … telah membuatku menjadi penasaran dengan satu kata yang lumayan belum kutahu secara pasti.

|"Els, mau tanya. Isekai itu apa?"|

TING!

|"Isekai? Masuk ke dunia lain."|

Masuk ke dunia lain? Maksudnya?

|"Masuk ke alam gaib yah, Els?"|

TING!

|"Ya, bukan sampai kayak gitu juga sih, Aiy XD."|

|"Sebenarnya, aku juga kurang tahu sih."|

|"Denger-denger, kita bakalan masuk isekai kalau kita ke tabrak truk."|

Di tabrak truk baru masuk isekai? Emang ada ya, yang kayak begitu? Yang ada, kalau ditabrak truk ya … masuk rumah sakit paling beruntung. Malangnya, masuk liang kubur.

|"Ah, Els ini. Kamu kebanyakan baca manga (komik Jepang) sama manhwa (komik Korea) bertema isekai kali."|

TING!

|"Yo ndak tau juga, kok malah jadi nyalahin Saia? 🗿"|

Haha, benar-benar. Eh! Ini sudah mau jam dua belas malam. Video klip terbaru Boy Grup favoritku akan segera dirilis!

|"Els, dah dulu ya. Aiy mau lihat MV RawlRRR terbaru. Comeback mereka kali ini mengusung tema anak sekolahan."|

TING!

|"Oh, ya udah. Tapi inget ya, jangan rebut husbu-ku. Si Akang Reihan!"|

|"Lah, Els. Aiy pikir kalo Els ini cuma suka sama husbumu yang format jpg? Yang gepeng plus kerempeng."|

TING!

|"Asal kamu tahu yah Ay, aku tuh omnihusbu. Mau yang gepeng, mau yang real, dan mau yang gak akan pernah kudapetin itu, aku suka semuanya. Asalkan, … cowok beneran tentunya ya."|

|"Wkwkwk, iya deh iya. Maaf ya."|

Lekas menyimpan ponsel dan terfokus ke layar laptop yang kini sudah menampilkan video klip yang kutunggu-tunggu, aku berusaha dengan keras untuk tidak menjerit histeris dikala melihat wajah-wajah dari anggota grup idola yang berjumlah tiga orang, bernama grup RawlRRR ini.

Jam telah sah tengah malam, dan aku tidak mau sampai membangunkan kakakku gara-gara keributan yang kuperbuat.

"RawlRRR! Kugigit hatimu!"

Slogan yang terdengar menggelikan memang. Namun, hal itu justru malah membuat hati para penggemar dari grup lokal ini menjadi meleleh. Termasuk aku di antaranya, tentunya.

Biarkan aku memperkenalkan mereka bertiga kepada kalian semua. Siapa tahu? Ada salah satu dari ketiganya yang bisa menjerat hati kalian, hanya dengan sekali pandang.

Dimulai dari sang ketua grupnya, sekaligus yang menempati posisi vokal utama, … bernama, Raka Maulana.

Dia berkulit putih, berhidung mancung dan bibir yang tipis, dilengkapi dengan memiliki rambut dan mata yang hitam legam. Beserta dengan kepribadian ramah nan periang, yang pantas untuk disandang oleh sang ketua sepertinya.

Berikutnya, ada Rafi Albar, si sub vokal grup RawlRRR.

Dia memiliki kepribadian yang sedikit genit, dan banyak memberi perhatian beserta servis penggemar dengan cara buka-bukaan baju untuk menunjukkan roti sobek.

Hal itu membuat Rafi menjadi anggota yang paling banyak disukai, apalagi disukai olehku.

Terakhir, ada Reihan. Dia adalah rapper grup RawlRRR.

Dia memiliki kulit yang eksotis dengan rambut dan mata yang coklat memesona.

Akan tetapi, sayang. Dia kurang banyak disukai gara-gara kepribadiannya yang terkesan dingin, jutek, dan pendiam seperti tidak pernah memiliki topik yang seru untuk bisa menghibur para penggemar.

Aku juga menjadi salah satu orang yang tidak terlalu menyukainya. Namun, itu bukan berarti aku membencinya juga ya!

Aku hanya heran saja.

Kok bisa sih, si Dielso itu sangat suka dengan orang semacamnya? Yang kulnya sekul kulkas?

Ah, entah-lah.

Aku harus cepat tidur setelah menyelesaikan ini. Besok ada fansign RawlRRR, dan aku harus bangun pagi-pagi sekali untuk pergi lebih awal sebelum banyak orang mengantre.

~••~

"Evi, kamu di mana sekarang? Kamu jadi kan, nganterin aku ke fansign di alun-alun kota?"

Pagi sudah datang.

Aku yang sudah siap-siap dari dini hari, kini tengah menanti jemputan motor dari sahabat teman masa kecilku di pinggir trotoar jalan raya dekat rumah makan, sembari menelepon orang yang akan menjemputku itu untuk mengabari lokasi.

Akan tetapi, secara tidak terduga ….

"Ini Vi, aku ada di deka—"

—TIIIN! … BRAKKK!

"Ya ampun! Neng!"

"Panggil ambulans!"

"Tahan sopir truknya Kang, jangan biarin dia kabur!"

… Pandanganku menjadi gelap, dengan kepala yang sangat pusing mendengar bisingnya kerumunan disertai dengan sirene yang meraung-raung.

Entah itu polisi, pemadam kebakaran, atau ambulans, aku tak dapat membedakannya.

Ini gila, ini sangat sakit sekali. Rasa-rasanya tubuhku ini sudah dihantam sampai remuk.

Sekarang, dalam lebih jelasnya lagi, ada satu hal yang pasti begitu aku membuka mataku … selepas aku memejamkannya karena merasa lelah dengan kepeningan tadi.

Aku, Shin Aiy Margaretta, penggemar garis keras Boy Grup RawlRRR. Ternyata, … telah memasuki dunia asing selepas mati tertabrak oleh truk, sama seperti apa yang Dielso bicarakan denganku semalam.

Aku benar-benar sudah masuk ke isekai.

***

Bagaimana aku tahu, kalau aku telah berpindah alam ke dunia Isekai?

Oh, yah, … itu semua karena di dunia nyataku selagi aku masih hidup, mana ada bar notifikasi transparan yang muncul di depan mata kepalaku, setelah aku membuka mataku kembali.

DING!

[Selamat datang di Idoliz Your Haté. Games simulasi cinta interaktif, yang dijamin akan membuat Anda tidak merasa kesepian akibat masih lajang.]

DING!

[Pertama-tama, Siapa namamu?]

Notifikasi semacam itu, seingatku selalu muncul di aplikasi-aplikasi berjenis permainan.

Lalu, apa tadi infonya? Ini adalah simulasi cinta? Apa aku sudah berpindah ke dunia permainan sekarang?

DING!

Bel notifikasi kembali berbunyi setelah aku menuliskan namaku, berikut dengan nama panggilanku.

[Halo, Nona Shin Aiy Margaretta. Selamat datang di Idoliz Your Haté. Saya, Aranthi, … akan memandu Anda di dunia ini, sampai Anda menemukan akhir bahagia untuk cerita cinta Anda.]

Cerita cinta bullshit. Yang kusuka sampai saat ini ya, kakak-kakak tampan Boy Grup RawlRRR!

Ah iyaaa! Mengingatnya lagi, aku jadi sedih karena mati mengenaskan seperti ini, tanpa menemui RawlRRR untuk terakhir kalinya.

DING!

[Nona Aiy, tolong perhatikan notifikasi ini, … Saya akan menjelaskan.]

Tempatku menginjakkan kaki sekarang adalah di kamar milik seseorang, yang memiliki nuansa anak perempuan banget.

Pink, pink, pink, dan pink semua gitu. Jujur saja sih, aku tidak terlalu asing dengan kamar ini. Karena kamar ini adalah desain dari kamarku tiga tahun lalu. Sewaktu aku masih berumur 17 tahun, seorang gadis SMA kelas XII B.

Jadi, untuk memerhatikan notifikasi transparan ini, kurasa akan aman sekarang. Karena, tidak ada orang di sekitar yang akan menyangka kalau diriku ini sudah gila.

Yah, aku bukan gila lagi, aku ini sudah mati. Apa yang harus kulakukan sekarang, adalah menuruti saja panduan seseorang yang akan memanduku di dunia asing ini.

DING!

[Anda adalah Shin Aiy Margaretta, 17 tahun, tinggal bersama dengan kakak perempuan, dan merupakan murid SMA elite Kembang 7 Kumbang.]

DING!

[Ke depannya, Anda akan bertemu dengan calon teman, calon sahabat, calon kekasih, atau bahkan calon suami, … dimulai dari hari ini.]

Baik … lah? Bukankah itu seperti jalur jalannya kehidupanku yang biasa?

DING!

[Ini adalah hari pertama Anda sekolah di SMA tersebut, karena baru pindah. Kenapa Anda masih belum bersiap-siap?]

A-apa?! Kenapa kau tidak memberitahuku itu sedari awal?!

[Ah, benar. Ini alam bawah sadar Anda. Tunggu sebentar, Saya akan memulai event permainan babak awalnya.]

DING!

Notifikasi menghilang, dan aku tiba-tiba terkejut dengan suara bising yang membangunkanku dari mimpi di dalam mimpi.

Apa-apaan sebenarnya ini!?

"Ya ampun, Aiyyy! Alarm udah jatuh blingsatan begini, kamu masih jadi kebo juga?! Cepat mandi! Nanti telat sekolah."

Seorang perempuan masuk, mencipratkan air dari gayung, dan membasahi wajahku yang sejujurnya sudah terbangun dari tadi, tetapi tak bisa kugerakkan dengan sendiri.

Seolah-olah, aku sedang dikendalikan oleh sesuatu sekarang.

"Ehm, … sebentar lagi Kak~ Aiy masih mengantuk. Ngh~ nghhrookk~"

He-hei! Itu, … aku tidak mengatakan itu! Aku ini kalau sudah bangun, ya sudah bangun. Tidak merasa mengantuk lagi.

"SHIN AIY MARGARETTA, KAMU INI DENGAR KAKAK NGGAK?!"

"Hah, hoh, i-iya Kak. Aiy dengar, Aiy dengar."

Terperanjat dengan nada suara tinggi dari orang yang menjadi kakakku di dunia ini, aku tiba-tiba bergerak sendiri untuk pergi ke kamar mandi dengan tergopoh-gopoh.

Mandi dengan secepat mungkin, kemudian terburu-buru dalam memakai seragam SMA Kembang 7 Kumbang, aku berhenti di depan cermin untuk melihat dengan saksama pantulan diriku ini.

Bukan karena dikendalikan seperti tadi, aku berhenti dengan kemauan sendiri, saking terpukaunya diriku … terhadap penampilanku.

Alasannya, karena tubuh ini, wajah ini, dan penampilan ini, … persis seperti diriku di tiga tahun yang lalu.

Seolah-olah aku ini … tidak berpindah tempat ke dunia lain, seperti saat sekarang saja.

DING!

[Anda harus bergegas, Nona Aiy. Anda bisa sangat-sangat terlambat untuk masuk ke sekolah.]

Ah, benar!

"Kyaahh aku telat! Aku telat!"

Menyambar tas selempang yang telah disiapkan oleh kakak sebelumnya, aku langsung pergi berlari ke luar segera setelah memakai sepatu kets, dengan gerakan tubuh dan gerakan mulut yang lagi-lagi terasa dikendalikan.

Entah kenapa, setelah dipikir-pikirkan lagi, aku jadi merasa telah memiliki dua kepribadian sekarang.

DING!

Bar notifikasi transparan kembali muncul. Kali ini, Aranthi memberitahukanku jalan pintas lengkap dengan petanya, untuk bisa sampai ke sekolah dengan tepat waktu.

Tak pernah aku duga, kalau SMA ini akan berlatar di tempat yang tak terlalu jauh dengan lokasi rumahku.

Oke. Ada jalur jalan tikus paling dekat dengan gerbang sekolahan mulai dari depan belokan sana. Masuk ke gang, melewati toko buku, dan terakhir menyeberangi jalan sejalur untuk kendaraan mobil-mobil kecil.

Wow, tak aku sangka. Aranthi bakal menjadi sesuatu semacam alat penunjuk arah.

Di jam segini, orang-orang sibuk sudah pada berangkat kerja. Jadi, jika aku berlari kencang, maka kecil kemungkinan akan menabrak seseorang, bukan?

Yah, memang itu sih yang pada awalnya kupikirkan. Sampai ….

BRUKKK!

"Ackkk!?"

… Aku menabrak seseorang dari arah berlawanan yang telah membuatku menjadi membeku di tempat, begitu aku menatap langsung wajah si orang penghasil suara tak asing ini.

"Murid SMA K7K?!" ujar si orang itu, yang memiliki banyak peluh di badan dan membuat rambut hitamnya lepek, seperti habis capai berlari.

Aku yang masih terkesima, tiba-tiba di dorong olehnya untuk dipojokkan ke tembok gang, yang malah semakin membuat detak jantungku terasa menggila.

Hei, Aranthi menyebalkan.

Kau sengaja menjadikanku terlambat, untuk bisa membuatku secara tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang super tampan, yang berseragam sekolah sama denganku ini, … seperti kebanyakan cerita-cerita klise di fiksi remaja ya?!

Memepetku dan mencegat pergerakanku dengan tangannya yang ia tampalkan ke tembok gang di dekat leherku, dia berkata, "Kau pasti tahu siapa aku kan?"

Meneguk ludah, dan tak bisa berhenti untuk memandanginya dengan wajah yang memerah, aku bergumam dalam hati kalau aku memang tahu dia. Tentu saja.

Ditambah, ….

DING!

… Bar notifikasi karakter anyar, telah muncul.

[Raka Maulana, 19 tahun. Benci 7%, Suka 0%, Sedih 0%, Marah 0%, Peduli 0%, Sayang 0%, dan Cinta 0%]

Ada tujuh persentase yang muncul di informasi karakter Raka ini.

Hal itu semakin menjelaskan kalau aku benar-benar berada di dunia Isekai, berbentuk dunia simulasi permainan cinta.

[Jawab pertanyaan dari Raka untuk memberikan kesan pertama terhadapnya, Nona]

[Kau tahu siapa aku kan? Jawab;

A. Gak tahu, gak kenal

B. Ra-raka, Kakak kelas tiga yang ganteng itu kan?

C. H-huh?

Pilih?]

avataravatar
Next chapter