webnovel

PROLOGUE

"Yak kembali lagi bersama saya MC tercinta kalian, Tarot!!. Seperti biasa di malam akhir pekan ini kalian akan menyaksikan siaran langsung pertandingan Nusantara Juvenile War!!!."

Teriakan penonton semakin meriah, begitupun penonton dari rumah yang berkumpul bersama keluarganya. Mereka menonton lewat televisi ada juga yang mendengar siaran lewat radio atau handphone

"Tanpa menunda-nunda waktu, mari kita sambut ketujuh juara final dari NJW!!."

"HOO!!."

"HOO!!."

"Mereka akan meneruskan perjalanan NJW bersama para staf ke ring pertarungan internasional!."

"Bangsat, kenapa jadi begini?."

--3 Months Ago--

"Pagi anak-anak!."

"Pagi bu~."

"Mata kalian jadi gelap begitu. Kenapa?."

"Aish ibu kayak gak tau aja. Sebagian dari kita gabung NJW."

"Ah betul juga, kalian pasti sudah berjuang keras. Kalau begitu pelajaran kali ini kita percepat aja ya, ibu juga belum sempat menonton semalam."

Satu hal tentang Indonesia yang sudah berubah. Hanya karena posisi satu, pemerintah membuat anak-anak generasi muda sebagai pasukan bertarung yang datang hanya untuk hadiah besar

Namun sebenarnya ada sisi baiknya, contohnya jam matkul jadi dipercepat dan juga mencari pekerjaan lumayan mudah untuk anak-anak muda karena orang-orang tua menganggap kami sebagai fondasi kesuksesan mereka

Padahal tak seluruh anak yang bergabung menyetujui pertandingan itu jika bukan tergiur dengan hadiahnya. Aku Lilyana Maharani, gadis yang biasa saja. Aku bukan orang penting dalam kehidupan seseorang

Kehidupan kuliahku hancur karena pertandingan itu. Teman-teman yang awalnya dekat denganku seketika menjauh setelah mengetahui aku tak ikut pertandingan tersebut karena mengira aku penakut dan lemah

Tak hanya teman-teman seumuran, dosen-dosen sampai ke satpam kampus juga menatapku rendah. Dan untuk yang kesekian kalinya aku dipanggil ke ruang rektor kampus

Tok Tok

"Masuk nak."

"Bapak memanggil saya?."

"Ya. Duduklah."

"To the poin saja."

"Ah baiklah. Lya, kau tak mau bergabung Nusantara Juvenile War?."

Aku memejamkan mataku lelah

"Bapak tak bermaksud memaksamu. Tapi saya jadi kasihan sama kamu yang dipandang jelek orang-orang."

"Wah jadi anda sadar kalau orang-orang merendahkan saya hanya karena pertandingan itu?."

"Iya nak. Makanya kampus sebaik mungkin akan membantumu. Dengar, kami akan melakukan apapun supaya kamu bergabung."

"Hahh baiklah, saya akan bergabung."

Kulihat pak rektor tersenyum lebar

"Dengan syarat, semua makanan disini jadi gratis untukku. Kalau bapak melakukannya dalam 3 bulan, maka saya akan lanjut … hingga babak final. Lalu hadiahnya, kita bagi dua. Ah tidak, saya 80% bapak sisanya. Deal?."

TO BE CONTINUE>>>

Next chapter