webnovel

Not For Me

Ternyata dekatnya denganku tak menjamin perasaanku akan dibalas, malah nyatanya ia menaruh hati dengan sahabatku sendiri.

yourshine · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Awal

Namaku Nabila, aku mempunyai satu sahabat yang bernama Sari. Kami berteman dari kelas 1 sd. Kami berteman dekat dan sangat akrab. Hingga semua pertemuan 'aku dan dia' berawal dari pertemanan ini.

Waktu itu aku kelas 4 SD , aku dan sahabatku ini satu kelas selama 6 tahun. Selama itu pula aku semakin lengket denganya. Hingga aku tau persoalan kisah asmaranya. Aku juga ga ngerti kok bisa ya kita yang baru kelas 4SD udah mulai tau tentang asmara.

singkatnya gini, Laki-laki itu bernama Alfi. aku kenal dia karena suka mengejek satu sama lain. ia mengejekku karna aku yang 'dikabarkan' suka dengan salah satu temanya yang bernama Alwi. Padahal itu semua bohong, itu rekayasa dari aku sendiri. Aku terlalu takut buat ngungkapin ke Alfi, maka dari itu aku bilang bahwa aku suka sama Alwi.

Rumit ya? aku juga ga ngerti kenapa dulu bisa begitu kisahnya. Jadi kalo kita berpapasan pasti kita selalu mengejek satu sama lain hingga pada saatnya aku naik ke kelas 5 dan aku sekelas sama dia. Itu membuatku sedikit terkejud tapi sekaligus bahagia. Aku ga bisa bohong bahwa aku menyukainya sejak pertama kali kita bertemu.

Semenjak sekelas aku sama dia jadi deket banget, bahkan kita udah jarang mengejek satu sama lain. Karena aku udah bilang aku cuma boongan aja. Aku ga suka sama Alwi. Itu cuma rekayasa aja. Untungnya ia percaya, mungkin pada saat itu dewi fortuna sedang berpihak padaku.

Tapi aku fikir karena dia dekat denganku mungkin ia memiliki perasaan yang sama padaku, dari tingkahnya yang tiba-tiba duduk di bangku sebelahku. Dia yang suka curhat sama aku, dia yang selalu nitipin barangnya ke aku. Dia yang selalu nyontek atau bahkan sebaliknya.

Di lain sisi dia juga dekat dengan Sari, sahabatku. Bahkan semua orang lebih ngeship dia dan Sari, termaksud aku yang ikut ngeshipper kedekatan mereka. Aku aktor yang handal bukan?. Sakit rasanya mendukung orang yang kalian suka harus dekat sama sahabat kalian.

Ternyata dari situlah mereka saling suka sampai pada akhirnya mereka jadian. Aku disitu gatau harus ngapain lagi. Aku harus pasang fake smile setiap kali Sari curhat tentang betapa bahagianya dia dengan Alfi sekarang. Akupun harus tetap mendukung hubunganya. Bagaimanapun juga ia tetap sahabatku. Tidak sepenuhnya salah Sari, Sari bahkan tidak tau apapun tentang perasaanku kepada Alfi.

Bahkan ketika mereka sedang cekcok selalu aku yang menjadi penengah atau bahkan hanya sekedar kasih saran. Sampai pada saat dimana Sari ulang tahun. Dan sebelum hari itu tiba, Alfi sempat meminta tolong kepadaku.

" la, gua minta tolong ya. nanti lu bungkusin kadonya buat Sari, diem-diem lu jangan bilang ke Sari" katanya sambil mengeluarkan barang dan kertas kado. Jidatku mengerut melihat barangnya. Oh tidak, itu sepatu futsal bukan? sejak kapan Sari suka memakai sepatu seperti itu.

" fi serius lo kasih sepatu kaya gitu?" kataku sambil menunjuk sepatunya, dan Alfi hanya menaikan satu alisnya pertanda ia tak mengerti. Aku pun mengehela nafas kasar, percuma juga aku menjelaskan kepadanya. pasti ia selalu menang dan aku kalah.

"ck, udahlah gua terima aja. Apapun yang lu kasih juga Sari bakal terima dengan senang hati" ucapku lalu mengambil barangnya dan memasukanya di tasku.

Alfi lalu menyentil jidatku seraya bersenyum dan berkata " bagus, baru temen gua" lalu ia pergi meninggalkanku begitu saja tanpa kata 'maaf ya kalo ngerepotin' atau semacamnya.

"haha teman ya, baik banget sih gua udah disakitin bantuin lu pula lagi" gumamku pelan menatap punggung badanya yang kian lama semakin hilang dari hadapanku.

Ngomong-ngomong Sari ga masuk hari ini, katanya sih sakit. Paling alesan supaya besok ga ditagih pajak ulang tahun. Tapi setiap Sari ga masuk Alfi pasti selalu dekat denganku. Ini yang bikin aku makin suka sama dia. Tapi sama sekali gaada niatan buat nikung Sari, sama sekali gaada. Sari terlalu baik untuk disakitin.

For your information, orang tuanya Sari sudah bercerai sejak Sari kelas 3SD. Alesan itulah yang aku sama sekali ga berniat untuk menyakiti sari. Sudah cukup aku melihatnya tegar saat orang tuanya harus bercerai diumurnya yang masih terbilang dibawah umur.

" la serius lu mau bungkusin kado buat si sari? itukan harusnya alfi aja yang lakuin. dia kan cowonya masa minta tolongnya ke sahabat cewenya sih. ih apaan banget deh tuh cowok" kata Dinda dengan sekali ngomong, dinda juga sahabat aku dan Sari. Tapi kami baru bertemu sejak kelas 5, jadi persahabatanya denganku dan Sari masih terbilang sangat baru.

" ya mau gimana lagi, mungkin Alfi sibuk futsal. yaudah sih yang penting dia kasih kado" ucapku yang dibales sentilan tangan olehnya, aku mengelus tanganku pelan dan menatapnya sinis.

" bener- bener bego ni anak, terserah lu deh"

aku hanya tertawa menanggapi omonganya, benar memang katanya. Aku bego.

~•~

Hari ini hari ulang tahunya Sari, aku sudah sibuk membawa kado dari Alfi dan kado dariku pula. Omong-omong Sari sudah masuk, gara-gara aku amuk massa.

Aku datang kekelas terlalu pagi sehingga masih sepi. Bahkan aku yang menyalakan lampu kelas. Ini kesempatan bagus buat aku menyimpan kado-kadonya.

Selang beberapa menit Alfi datang dan akupun langsung kasih kadonya ke dia

"bayar gua kek, gua udah cape-cape nih" ucapku.

" tar, teh jus gampang" katanya yang langsung kuacungi jempol.

Tak lama kemudian dinda datang dan langsung duduk ditempatku dengan muka yang bisa ku lihat ia seperti ingin mengajakku julid hari ini.

"laaa sumpah yaa" katanya sambil teriak dan mengoyangkan tubuhku hingga aku bingung mendengarkanya bercerita.

"din yang bener kek, lu mau bikin gua meninggal ya!" ucapku yang membuat ia berhenti menggoyangkan tubuhku dan ia tersenyum sambil nge-peace.

" nanti kalo sari dateng kita kagetin oke?"

aku menyergit heran

"udah ikutin aja sih, btw kadonya lu kerjain juga tuh yang dari Alfi?" katanya sambil nengok ke meja Alfi, untungnya tidak ada Alfi disana.

"ya menurut lu gimana?"

"pasti dikerjain sih apalagi kalo ada bayaranya, lu kan gabisa banget kalo nolak gratisan"

" hahahah itu tau" ucapku lalu tiba-tiba ia menarikku kebelakang pintu kelas untuk bersembunyi disana.

" ngapain sih ? " tanyaku lalu ia hanya menaruh satu tanganya didepan mulutnya. Membuat aku paham bahwa sari sebentar lagi akan masuk kekelas.

Benar saja kataku, baru saja Sari masuk kelas sudah dikagetkan oleh kita berdua yang menyanyikan lagu happy birthday.

"AAA SAYANG BANGET POKONYA SAMA KALIAN" katanya yang langsung kita peluk. galupa dengan aku yang mengingatkanya.

" pajak ulang tahun jangan sampe lupa"

"tenang, gua bawa kue nih. pajak ulang tahun istirahat aja ya"

Aku dan Dinda pun bersorak ria bagaikan anak yang belum pernah mendapatkan uang gratis, setelah itupun aku langsung kasih kado ulang tahunya.

" gila makin sayang aja gua sama lo La"

"pajak gua tambahin kalo gitu Sar"