1 •01•

Nayara Samira Abyasa gadis yang berasal dari keluarga terpandang yaitu keluarga Abyasa, yang terkenal dengan kekayaannya sekaligus terkenal dengan kedisiplinannya dalam mendidik.

Menjadi anggota keluarga Abyasa bukanlah hal yang mudah untuk Naya, mengingat kedua orang tua Naya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Ditinggal orang tuanya sejak masih kecil menjadikan Naya tumbuh menjadi gadis yang sabar sekaligus kuat dalam menghadapi cobaan yang menerpa hidupnya.

Berbeda dengan saudaranya yang lain, di dalam Keluarga Abyasa Naya sedikit di kucilkan hanya karena sebuah insiden yang pernah terjadi dengannya dan kedua orang tuanya.

Insiden itu terjadi saat Naya berumur 6 tahun, Naya beserta Ayah Ibunya baru saja pulang dari Singapura setelah beberapa tahun tinggal disana. Saat kembali ke Indonesia hal yang pertama di minta oleh Naya adalah mendaftar ke sekolah yang sudah dia idam-idamkan sejak umurnya 5 tahun.

Saat itu Naya belum mengerti apa-apa, dia dengan antusias meminta kepada ayahnya untuk segera mendaftarkannya ke sekolah favoritnya. Sedangkan beberapa keluarga Abyasa yang menjemput mereka di bandara menyarankan untuk pulang dulu agar bisa beristirahat.

Tak ingin mengecewakan putri semata wayangnya, Ayah Naya langsung menyanggupi keinginan anaknya. Ayah dan Ibu Naya mengantarnya untuk mendaftar ke sekolah yang di inginkannya.

Dan dalam perjalanan itulah insiden yang tak pernah di harapkan oleh Naya maupun keluarga besar Abyasa terjadi. Kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, menjadikan Naya harus menanggung semua amarah dari keluarga Abyasa.

Sejak saat itulah hari-hari Naya terasa begitu berat karena harus tinggal bersama keluarga Abyasa yang notabenenya sudah sangat membencinya.

Cukup tertekan selama beberapa tahun, akhirnya Naya dengan berani meminta kepada tante Dita adik dari ibunya, untuk menyekolahkannya di pesantren putri yang berlokasi di jakarta.

Tante Dita adalah satu-satunya keluarga Abyasa yang masih peduli padanya, bahkan Naya telah tinggal bersamanya sejak umur 6 tahun hingga sekarang di umurnya yang menginjak 15 tahun.

"Baiklah, tante akan bicarakan ini dengan kakekmu dulu" ucap Dita seraya mengelus kepala Naya yang memakai jilbab syar'i.

"Terimakasih tante, Naya janji disana ga bakal mempermalukan keluarga" ucap Naya dengan tatapan meyakinkan.

"Tante percaya sama kamu, semoga disana kamu juga bisa mendapatkan kebahagiaan yang kamu inginkan"

"Terimakasih sekali lagi tante"

"Iyah"

~~

Sesuai permintaan Naya, keluarga Abyasa khususnya kakek Wira menyanggupi keinginan Naya untuk melanjutkan sekolahnya di Jakarta, yaitu di pesantren putri terbaik sejakarta.

Sebelum pergi ke sekolah barunya tentu saja Naya harus menerima petuah-petuah dari kakeknya. Kakek Wira selaku kepala keluarga Abyasa sangat menekankan pada Naya agar selalu berada di jalan yang baik dan selalu menjaga nama keluarga Absaya.

Kakek Wira adalah orang yang selalu tenang dalam menanggapi masalah yang biasanya terjadi di keluarga Absaya, karena dia adalah pemegang keputusan tertinggi. Dan satu hal yang paling tidak di sukai kakek Wira adalah di kecewakan. Maka dari itu Naya yang akan pergi jauh dari keluarga Abyasa harus benar-benar hati-hati dalam bersikap di luar demi menjaga kepercayaan kakek Wira.

~~

Dua tahun berlalu, sekarang umur Naya jalan 17 tahun. Dua tahun hidup jauh dari keluarga Absaya yang serba ada, menjadikan Naya tumbuh menjadi sosok gadis yang mandiri.

"Nay ini udah belum?" tanya Safa seraya menunjuk keranjang belanjaan bulanan mereka untuk stok di asrama.

"Tunggu Saf, aku mau nambahin cemilan dulu!" sahut Naya yang kemudian sibuk memilih cemilan yang dia inginkan.

Yaa hari ini adalah hari libur di pesantren Naya, dia dan Safa tentu saja memanfaatkan hari libur mereka sebaik mungkin, karena ketika hari libur tiba mereka akan diberi kebebasan untuk jalan-jalan di luar asrama.

"Udah, tinggal bayar doang! Ayuk" ajak Naya dan langsung di angguki oleh Safa.

Dua tas belanjaan mereka akhirnya selesai di bayar, mereka akhirnya memutuskan untuk segera pulang karena hari sebentar lagi akan berganti malam.

Dalam perjalanan pulang ke asrama tiba-tiba langkah Naya terhenti, dia baru teringat sesuatu yang dia lupakan untuk di beli.

"Ya ampun Saf aku lupa beli pembalut, kamu duluan aja yah nanti aku nyusul!" ujar Naya dan kemudian berlari kembali ke minimarket yang mereka kunjungi tadi.

"Cepet yah Nay, udah mau malem nih" teriak Safa kemudian melanjutkan langkahnya.

Minimarket yang mereka kunjungi memang terletak cukup dekat dari asrama pesantren mereka, dan hal itu tentu saja memudahkan para santriwati untuk berbelanja keperluan mereka meskipun harus melewati gang sempit dan sepi.

"Astaga kamu umur berapa sih Nay, sampai lupa beli ginian" gumam Naya yang baru keluar dari minimarket.

Menyadari ada yang aneh, Naya langsung menatap jalanan sempit yang berada di hadapannya, dia tahu jalanan yang akan dia lewati ini memang sepi dan itu sudah biasa baginya, tapi ini pertama kalinya dia harus lewat sendirian disini jadi wajar saja dia tiba-tiba merasa takut.

Sebelum melanjutkan langkahnya Naya berdo'a terlebih dahulu untuk meminta perlidungan agar terhindar dari hal-hal yang buruk yang bisa saja menimpanya.

Sampai di persimpangan Naya dari jauh sudah bisa melihat abang-abang yang biasa bertengker di pinggir jalan. Naya sebenarnya tidak takut jika harus lewat di hadapan mereka, karena ini bukan pertama kalinya dia berpapasan dengan kumpulan abang-abang itu, tapi karena sekarang dia sendirian, rasanya jantungnya seakan ingin meloncat saking takutnya.

Naya berusaha tenang dan tetap melanjutkan langkahnya seraya menunduk dan terus mempercepat langkahnya. Dia benar-benar berharap tidak terjadi hal buruk padanya.

Saat Naya tepat berjalan di hadapan abang-abang tadi, salah satu dari mereka malah menghadang Naya, sontak Naya langsung mengangkat pandangannya dan menatap orang yang menghalangi jalannya.

"Kok sendirian dek? Mau kaka anterin gak?" tanya laki-laki itu dengan nada menggoda.

"Terimakasih kak, saya bisa sendiri" jawab Naya berusaha terlihat sopan, Naya ingin melanjutkan langkahnya tapi lagi-lagi di halangi oleh laki-laki itu.

Saat Naya ingin bertanya apa mau mereka, dia malah di tarik oleh laki-laki itu dan di bawa ke sebuah gang yang lebih sempit.

Tubuh Naya di hempaskan ke jalan yang tak rata itu. Seakan menginginkan sesuatu, salah satu dari kumpulan laki-laki itu menarik jilbab Naya hingga rambut panjangnya langsung terekspos.

Sontak air mata Naya langsung jatuh, dia benar-benar takut sekarang. Tidak ada yang bisa menolongnya sekarang, dia bahkan tidak bisa menelfon seseorang untuk menolongnya karena pihak pesantren tak mengijinkan para santriwati untuk menggunakan handphone.

"Tolong kak, jangan apa-apain saya" lirih Naya seraya menangkup kedua tangannya dan memohon agar di kasihani.

"Aduh ga bisa dek, udah terlanjur nih. Rambut kamu indah banget!" ucap laki-laki yang menarik Naya tadi seraya berjongkok di hadapan Naya.

Laki-laki itu hendak menyentuh surai Naya, membuat Naya langsung meringkuk pasrah, sungguh saat ini Naya hanya berharap ada seseorang yang menolongnya. "Kalau saja ada yang menolongku saat ini aku akan benar-benar berterimakasih padanya"-batin Naya.

"Oii.. Kalau mau main ajak-ajak dong bang!" teriak seorang laki-laki dari kejauhan.

Laki-laki berseragam SMA itu langsung beranjak mendekati Naya dan beberapa abang-abang tadi yang sedang mengerumuni Naya.

Saat laki-laki SMA itu sudah berdiri tepat di samping Naya dia langsung melepas Hoodie nya dan langsung melemparnya ke kepala Naya tanpa melihatnya agar rambut panjang Naya tertutupi.

Naya pun langsung mengangkat pandangannnya untuk melihat siapa yang baru saja melemparinya hoodie untuk menutupi kepalanya. Saat Naya melihatnya, dia langsung terfokus pada  nametag yang menempel di seragam anak SMA itu. 'Gavin Nikola W'

"Mau apa lo bocah!!" sentak salah satu abang-abang tadi.

"Mau ngambil jatah juga dong!" balas laki-laki yang di ketahui Naya bernama Gavin.

"Astaga aku kira mau nolongin tapi malah nambah beban" suara hati Naya setelah mendengar pernyataan Gavin barusan.

*****

Cerita baru lagi nih wkwkwk. Ga tau dah kalian bakal suka atau nggak, semoga suka aja yah :)

Jangan lupa vote dan komen kalau kalian suka yah :)i ♡

avataravatar