webnovel

Marry Me

"Aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap Kayla pada lelaki berparas tampan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Terkejut mendengar hal itu, Jimmy melepaskan dekapannya dan membalikkan tubuh Kayla hingga mereka berdua saling berhadapan.

"Apa maksudmu? Sebelumnya, kita baik-baik aja. Mengapa tiba-tiba seperti ini?" hardik Jimmy memegang kedua bahu Kayla.

Gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya, air matanya menetes mengenai pergelangan tangan kekasihnya itu.

"Jawab aku, Kayla," ucap Jimmy pelan.

"A-aku, sudah nggak mau berpacaran lagi sama siapa pun termasuk kamu, Jim."

Jimmy melepaskan tangannya dari bahu Kayla. Ia berjalan melewati kekasihnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa karena trauma yang selalu menghantuimu itu? Aku kan sudah bilang berkali-kali, Sayang. Aku tidak mau mengumbar janji, tapi aku akan membuktikan kesungguhanku dengan sikap yang nyata."

Kayla duduk perlahan di sofa dan terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Jimmy, sudah berbulan-bulan mereka menjalin hubungan, dan Jimmy selalu memberikan yang terbaik untuknya. Tapi, itu tidaklah cukup untuk membuatnya percaya kalau Jimmy benar-benar mencintainya.

"Aku cuma ingin kamu nikahi aku, Jim!" tangis Kayla pecah tatkala mengeluarkan isi hatinya yang ia pendam selama ini.

Mendengar hal itu, Jimmy lantas menghampiri Kayla dan bertekuk di lutut kekasihnya yang sedang berusaha menutupi tangis dengan kedua tangannya.

"Tahun depan, Sayang. Tahun depan ... hanya tersisa lima bulan lagi dan tabunganku sudah cukup untuk biaya pernikahan kita. Kamu sabar dulu, ya?"

Bukannya Kayla tak sabar, ia hanya tak mau hubungannya hancur karena lingkungan kerja mereka. Bagaimana tidak, keduanya sama-sama bekerja digemerlapnya dunia malam.

Jimmy Adrian adalah pemuda yang bekerja sebagai personil band, lebih tepatnya ia memainkan alat musik keyboard. Keduanya bertemu di ruang lingkup yang sama. Berbeda dengan Jimmy, gadis bernama lengkap Kayla Dwi Feronica itu berprofesi sebagai Disc Jockey, dengan nama panggung yang dikenal orang-orang sebagai, DJ Kay.

Mereka adalah penghibur yang biasanya berpindah-pindah kota maupun pulau sesuai kontrak kerja dalam jangka waktu minimal tiga sampai enam bulan. Kebanyakan orang menyebutnya, pekerja longtrip.

"Aku nggak bisa kalau harus nunggu lebih lama lagi, Jim. Aku terlalu takut," ujar Kayla lirih.

"Lalu, aku harus gimana? Orang tua kita pun belum pernah bertemu, hanya sebatas via telepon saja. Apa hubungan kita harus berakhir begitu saja hanya karena kamu tak mau sabar?"

Gadis itu semakin frustasi dengan situasi yang dihadapinya, ia sebenarnya tahu, kalau terlalu menuntut kesempurnaan dalam sebuah hubungan adalah salah besar. Namun, ia tak punya pilihan. Ia hanya takut disakiti oleh lelaki untuk yang kesekian kalinya.

"Kalau kamu memang serius dengan hubungan kita, ayo lakukan 'itu' tanpa pengaman."

"Ma-maksudmu?!" tanya Jimmy kebingungan.

"Kamu pasti paham maksudku. Kalau nanti aku mengandung anakmu, aku ingin lihat, apa kamu benar-benar mencintaiku atau tidak dengan mempertanggung jawabkan semuanya."

"Kamu sudah gila, Kayla?! Jangan jadikan hal itu sebagai alat pengukur ketulusan cintaku padamu!" pungkas Jimmy kesal.

"Mendengar hal ini saja kamu sudah kesal. Saat ini, hanya itulah yang kuminta. Sebagai jalan satu-satunya agar kita bisa cepat menikah. Aku yakin, kalau aku hamil dan kamu bertanggung jawab atas ini, mau tidak mau orang tua kita pasti akan menikahkan kita!"

Entah apa yang ada di pikiran Kayla, mengambil keputusan dengan ego yang tinggi ia gunakan sebagai jalan pintas agar bisa cepat menikah dengan kekasihnya. Ia bahkan tak tahu, bagaimana nantinya kehidupan setelah berumah tangga. Yang ia tau dan ia impikan adalah, kehidupan percintaan setelah menikah dan memiliki anak pasti sangatlah indah. Ia yakin, tak akan lagi merasakan sakitnya dikecewakan seperti saat berpacaran dulu yang membuat kepribadiannya kini berubah. Kayla yang ceria dan penuh ambisi seakan telah terkubur dan berubah menjadi Kayla si pemurung.

Merasa tertantang, Jimmy yang tak bisa diancam dan disepelekan sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, ia memenuhi permintaan Kayla. Kedua sejoli itu gelap mata, mereka melakukan hal terlarang itu demi sebuah bukti akan cinta dan ketulusan. Walaupun, kita semua tahu itu bukanlah satu-satunya jalan.

"Terima kasih, Sayang," ucap Kayla seraya mengecup bibir Jimmy sesaat setelah menikmati sesi kenikmatan itu.

Masih di atas tempat tidurnya, Kayla lantas mangangkat kaki dan menyandarkannya ke dinding dengan setengah tubuh yang masih terbaring di kasur.

"Kamu lagi ngapain? Pergi bersihkan dirimu dulu," ujar Jimmy.

"Aku pernah dengar, setelah berhubungan, baiknya mengangkatkan kaki seperti ini dan disandarkan ke dinding. Katanya sih, agar lebih cepat proses pembuahannya."

"Hmm ...," balas Jimmy yang tak mau berkomentar dan langsung beranjak dari kasur.

Kayla tersenyum bahagia atas apa yang telah ia dan kekasihnya lakukan hari ini. Dalam lamunannya, ia sudah membayangkan cinta yang bahagia bak negeri dongeng setelah memiliki anak dan berumah tangga nanti. Ia yakin, Jimmylah cinta sejatinya.

Cinta adalah hal utama yang cukup untuk menciptakan sebuah kebahagiaan dalam pernikahan. Tanpa cinta, semua akan terasa hampa dan sia-sia. Bahkan, uang sekalipun takkan bisa membeli cinta dan kebahagiaan. Setidaknya, itulah yang ada di pikiran perempuan berumur dua puluh tahun itu.

Sebenarnya, sebelum Kayla meminta hal itu pada Jimmy, ia sempat curhat pada salah satu temannya, lebih tepatnya vokalis band Jimmy, Dinda. Ia menceritakan semua kekhawatirannya dalam hubungan percintaan di dunia malam. Kayla bahkan tak segan-segan bercerita padanya kalau ia ingin cepat hamil agar tak usah berpacaran lagi. Mengalami hal yang serupa, Dinda memberinya saran untuk mengkonsumsi susu formula untuk menyuburkan kandungan, yang dikhususkan untuk pengantin baru agar cepat diberi keturunan.

"Aku yakin cara ini pasti akan berhasil, apalagi untuk seorang lelaki baik seperti Jimmy. Dia pasti akan bertanggung jawab, Kay," tutur Dinda.

Hal itulah yang membuat Kayla yakin dan melakukan saran dari Dinda tanpa sepengetahuan Jimmy.

Dua bulan berada di kota Palembang, mengharuskan Kayla pulang lebih dulu karena masa kontrak kerjanya yang sudah habis. Jimmy yang juga berada di sana, memiliki kontrak yang lebih lama dibandingkan Kayla. Mereka sengaja mengambil pekerjaan di satu kota yang sama walaupun berbeda club.

****

Tak terasa satu bulan sudah Kayla berada di kota kelahirannya, Bandung. Ia menjalani hari-hari seperti biasa walaupun akhir-akhir ini ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ini adalah pertama kalinya ia dan Jimmy menjalani hubungan jarak jauh.

Dari jauh-jauh hari, Kayla sudah berulang kali mengecek kalender, ia tau persis kalau tanggal dua puluh tiga adalah tanggal dimana biasanya ia datang bulan. Seakan tak sabar menanti, satu hari setelah tanggal tersebut dan ia tak kunjung menerima tamu bulanannya, dengan semangat ia bergegas pergi ke minimarket terdekat untuk membeli alat tes kehamilan.

Berbekal pengalaman yang minim, ia langsung mencoba sebuah alat seperti kertas yang berbentuk panjang itu di dalam kamar mandi secara diam-diam agar tak diketahui kedua orang tuanya.

"Ah ….," ucap Kayla sedih tatkala melihat satu garis merah yang timbul di alat itu yang menandakan negatif, alias tidak hamil.

Melihat hasil itu, Kayla lantas menghempaskan tubuhnya ke kasur dengan penuh rasa kecewa. Lalu, ia kembali mengambil testpack tersebut yang diarahkannya ke langit-langit kamar. Dari kejauhan, muncul satu garis samar-samar bersanding dengan garis merah tebal yang sebelumnya Kayla lihat. Hal itu membuat Kayla terkejut dan duduk dengan spontan sambil memperhatikan garis samar tersebut.

Setelah sekian lama, Kayla tak pernah merasa sesenang ini. Jimmy memang telah membuat Kayla bangkit dari memori buruk tentang masa lalu. Apalagi ketika melihat hasil testpack nya saat ini.

"Astaga, apakah ini artinya aku hamil?!"