1 Menemui Arthur begitu sampai di Bandara

"Nona, saya sudah mencarikan tempat menginap yang lumayan dekat dari sini. Kita bisa segera beristirahat, anda pasti lelah karna telag menempuh perjalanan yang jauh setelah sekian lama." Ucap Cintya yang begitu khawatir, dengan kondisi majikannya sekarang ini.

Sambil membuka kaca mata hitam yang dari tadi terus membuat kedua matanya yang indah tidak dapat terlihat dengan jelas, Clarissa pun menghirup udara di kota yang sudah lama sekali ia tinggalkan. "Tidak, kita akan pergi ke sebuah tempat dulu sebelum beristirahat." Ucap Clarissa yang menolak, usulan dari sekretaris pribadinya itu

Clarissa Sharlon Ellanor, wanita dengan paras cantik yang tengah merintis karirnya sebagai seorang model di paris itu, kini dengan terpaksa harus menginjakkan kedua kakinya kembali ke atas tanah, tempat di mana ia lahir dan di besarkan, sekaligus tempat yang sangat ingin ia hindari selama ini. Alasan yang begitu kuat, sampai bisa membuat Clarissa mengubah keputusannya itu adalah, untuk menggali siapa dalang di balik skandal percintaannya dengan Azef, mantan kekasihnya yang sampai tersebar hingga ke berbagai macam negara tetangga.

Melihat nona nya yang tidak ingin langsung istirahat meskipun sudah menempuh perjalanan udara yang cukup jauh itu, tentu saja membuat Cintya yang merupakan tangan kanannya merasa khawatir. "Nona, setidaknya istirahatlah terlebih dahulu. Perjalanan hingga ke rumah tuan tersebut sangat jauh dari bandara, saya khawatir jika anda terlalu memaksakan diri untuk langsung datang begitu sampai di negara ini." Ucap Cintya dengan tulus.

Mendengar sekretaris pribadinya yang bahkan mengkhawatirkannya sampai seperti ini, membuat Clarissa seolah ingin tertawa. "Apa sekarang kamu sedang meragukan kondisi fisikku?" Tanya Clarissa sambil menaikkan ujung bibirnya.

Tentu saja Cintya tidak berani meragukan kondisi tubuh Clarissa yang begitu sehat dan bugar dan tidak mungkin merasa lelah hanya karna telah menempuh perjalanan yang jauh. Cintya pun mau tidak mau harus menuruti ucapan bosnya, meskipun di dalam hatinya masih ada sedikit perasaan khawatir, akan kesehatan tubuh Clarissa.

"Mana mungkin saya berani meragukan daya tahan tubuh nona yang lima kali lebih kuat dari pada saya," Jawab Cintya yang pada akhirnya, mau tidak mau harus menuruti ucapan bosnya tersebut. Karna Cintya lah yang lebih mengenal Clarissa dari pada siapapun, jika Clarissa sudah bertekad, tentunya tidak akan mudah membuatnya merubah tekadnya.

Clarissa pun tersenyum, merasa bangga karna bisa memiliki orang yang kompeten seperti Cintya sebagai sekretaris sekaligus tangan kanannya. Clarissa dengan Cintya yang baru saja sampai di bandara itu, langsung mencari taksi. Meskipun sebenarnya mereka bahkan bisa menyewa mobil mahal di negara ini, sayangnya demi menutupi identitasnya yang sebenarnya, Clarissa terpaksa tidak melakukan hal itu.

Karna pastinya, jika ada yang mengenalinya di bandara, tentu saja hal itu akan membuat Clarissa merasa tidak nyaman. Karna saat ini, dirinya menjadi incaran media karna langsung menghilang, seusai berita bohong mengenai skandal percintaannya dengan mantan kekasihnya sampai mencuat ke berbagai macam negara. Clarissa pun meminta mobil yang terpisah, untuk mengangkut barang-barang yang ia bawa untuk pergi ke penginapan terlebih dahulu.

"Kita akan pergi ke mana, nona?" Tanya supir taksi begitu Clarissa dan Cintya masuk ke dalam mobil.

Sambil terus memandangi ke luar jendela, suasana kota yang ternyata justru jadi tambah berisik setelah lama ia tinggalkan ke luar negri. "Kita pergi ke kediaman tuan Edward" Jawab Clarissa.

Supir taksi pun mengangguk, tanpa banyak bertanya. Siapapun juga pasti langsung mengetahuinya alamat rumahnya meskipun hanya dengan mendengar nama belakangnya, yaitu Arthur Edward, seorang konglomerat terkenal di negara ini. Tujuan Clarissa dengan cepat-cepat hendak pergi menemuinya begitu sampai di negara ini adalah, karna Clarissa ingin meminta bantuannya dengan cara menjalin kontrak dengan konglomerat tampan itu.

Karna cara yang paling ampuh bagi Clarissa untuk menjawab semua opini publik yang saat ini tengah mengarah padanya hanyalah, dengan mengungkapkan pada dunia, bahwa ia adalah kekasih dari Arthur Edward dan bukannya Azef Dirga Kusuma. Dengan mencuatnya berita seperti itu, pasti skandal bodong mengenai percintaannya dan Azef yang bersemi kembali pasti akan meredam dengan sendirinya.

Tak lama kemudian, Clarissa pun akhirnya sampai di kediaman megah milik konglomerat tampan itu. Meskipun selama ini Clarissa sudah pernah melihatnya di berita, tetap saja, begitu sampai di depan gerbang rumahnya saja, Clarissa tak henti hentinya di buat takjub akan kemegahan yang ditunjukkan oleh Arthur melalui rumah nya yang bak istana itu. Clarissa pun turun dari mobil, kemduian mulai berjalan masuk melewati jalanan yang panjang itu. Terlihat ada dua seorang penjaga yang tengah berdiri di depan gerbang.

Begitu sampai tepat di depan gerbang, Clarissa pun meminta agar bawahan Arthur yang pada saat itu tengah bertugas, untuk kebijakan gerbang agar ia bisa masuk ke dalam. "Tolong bukakan gerbangnya," Kata Clarissa.

"Maaf, nona apa anda sudah memiliki janji untuk bertemu dengan tuan, sebelumnya?" Tanya salah satu pengawal yang merasa curiga, dengan wanita yang tengah berdiri di depannya dengan kondisi wajah yang tertutup, akibat masker dan kacamata hitam yang tengah Clarissa pakai saat ini.

Clarissa pun tersenyum, sambil membuka kacamata hitam dan masker yang menutupi wajahnya. Clarissa ingin tau, apakah jawaban mereka akan berbeda setelah mengetahui identitasnya ataukah tidak. "Dengan begini, apa kalian tetap tidak akan menginjinkanku untuk masuk?" Tanya Clarissa sambil tersenyum dengan penuh percaya diri.

Tentu saja respon para penjaga kini terlihat sangat berbeda sekali. Mereka pun langsung mengetahuinya dalam sekali tatapan, bahwa wanita dengan rambut hitamnya dan juga bola mata berwarna biru jernih seperti samudra yang dalam, merupakan ciri khas dari model ternama di dunia, yaitu Clarissa Sharlon Ellanor. Kedua penjaga itu pun langsung gemetar, merasa takut karna sudah bersikap lancang dengan menghalangi Clarissa untuk masuk.

"Ma, maafkan saya karna tidak dapat mengenali anda, nona." Ujarnya dengan gugup, merasa takut akan dampak yang nantinya ia terima karna telah berbuat tidak sopan tanpa sengaja pada Clarissa.

Clarissa pun tersenyum dengan samar, meskipun biasanya ia tentunya tidak akan secara langsung memaafkan kesalahan kecil seperti ini, namun kali ini Clarissa berniat untuk memaafkannya mengingat suasana hatinya yang saat ini sedang senang. "Tenanglah, aku akan memaafkanmu." Ucap Clarissa sambil menepuk pundak salah seorang penjaga itu.

Kedua penjaga itu pun langsung membuka kan gerbang dari dalam, agar Clarissa bisa masuk untuk menemui tuan mereka. Kedua penjaga itu membungkukkan badan mereka, sebagai tanda menghormati Clarissa yang kini tengah berjalan di depan mereka. Clarissa pun menatap ke sekelilingnya, menikmati pemandangan yang sangat indah di lingkungan kediaman Edward.

avataravatar
Next chapter