20 #Pendataan Pasien

Chapter (20)

...

"Ya..." Jawab Dicky sambil menundukan kepala nya.

"Apa penyebab dia kecelakaan?" Tanya seseorang lagi.

"Kabar nya karena mobil yang di kendarai pak Dipta tadi kesenggol mobil truk, lalu mobil pak Dipta terhempas, dan menabrak pohon." Jawab Dicky yang memberitahu.

"Oh, tuhan... Kasian sekali pak Dipta." Kata seseorang.

"Iya, kasihan ya pak Dipta. Memang kecelakaan itu tidak tahu darimana asal nya, kita hati - hati sedangkan orang lain tidak, dan terjadilah. Tapi mau bagaimana juga itu sudah takdir tuhan, jadi kita tetap tidak bisa menghindar. Semoga pak Dipta lekas sembuh ya!" Kata seorang yang juga ada di ruang rapat itu.

"Iya.. iya..." Jawab yang lain nya.

"Ya, jadi sekarang lebih baik kita semua doakan pak Dipta, agar dia segera sembuh, dan bisa berkumpul lagi bersama kita kedepan nya!" Seru Dicky yang mengajak semua yang ada di ruang rapat saat itu untuk berdoa untuk kesembuhan Dipta.

"Iya, kalau begitu sekarang kita mulai berdoa untuk kesembuhan pak Dipta,"

"Ya, ya... Baik."

"Baiklah, mari kita semua doakan untuk kesembuhan pak Dipta, berdoa dengan keyakinan kita masing - masing. Berdoa di mulai!"

Lalu sekarang semua orang yang ada di dalam ruangan rapat itu mulai berdoa dengan keyakinan mereka masing - masing, mendoakan untuk kesembuhan nya Dipta.

Beberapa detik berlalu, do'a pun selesai mereka bacakan di dalam hati, sesuai dengan keyakinan mereka masing - masing. Setelah berdoa selesai, kini mereka semua melanjutkan untuk membahas rapat yang akan mereka bahas hari ini.

. . . . . . . . . .

#Di tempat lain ~

Rumah Sakit Awal Bross.

Dipta saat ini sudah sampai di rumah sakit yang dia tuju dengan menaiki ambulan yang tadi menjemput dirinya di lokasi kecelakaan. Para perawat bergegas datang menghampiri mobil ambulan yang baru saja tiba, dan mereka berhati - hati untuk mulai mengeluarkan tandu dari dalam ambulan, yang saat ini sebagai tempat berbaring Dipta, dan Dipta pun di pindahkan ke atas brankar, untuk di bawa ke ruang UGD, dan mendapatkan pemeriksaan dari dokter rumah sakit tersebut.

"Cepat... cepat...! Pasien terlihat lemas sekarang, segera bawa ke ruang UGD untuk di berikan oksigen tambahan!" Seru seorang perawat yang menyuruh teman perawat lainnya untuk bergerak cepat.

5 menit kemudian ~

"Weow... weow... weow..." Sirine mobil polisi.

Setelah Dipta di larikan ke dalam ruang UGD, karena kondisinya yang sudah terlihat lemas, beberapa saat kemudian, polisi yang tadi di lokasi kecelakaan, tiba di rumah sakit itu, untuk melihat kondisi dari Dipta.

"Hei, lihat... Ada polisi di sana! Apa ada kasus, sampai polisi datang ke rumah sakit?!" Kata seseorang yang merasa heran, dan bertanya pada temannya.

"Ah, iya... Itu polisi, aku juga tidak tahu. Tapi, ku dengar baru saja terjadi kecelakaan, dan yang kecelakaan itu adalah Ceo terkenal di kota kita ini, kalau tidak salah dengar tadi, nama Ceo itu adalah Dipta Ramadhan, dia pemilik dari PT.Emperor Group." Jawab temannya yang memberitahu.

"Hah, benarkah. Kecelakaan kenapa katanya? Aku telat dengar berita nih." Kata temannya lagi, dan bertanya, karena penasaran.

"Kabarnya sih mobil yang di kendarai pak Dipta itu di serempet oleh mobil truk yang oleng, terus mobilnya pak Dipta kelempar, dan menabrak pohon yang ada di pinggiran jalan." Jawab temannya lagi, memberitahu kejadiannya.

"Hmm, begitu... Kasihan ya dia, kelihatannya lukanya juga parah."

"Iya, sepertinya begitu."

"Hmm, makannya sampai di kawal polisi segala. Ternyata Ceo besar yang kecelakaan."

"Iya, seperti itulah."

Pembicaraan yang saat ini hampir sama sedang di bicarakan di dalam rumah sakit itu.

.

.

Dipta saat ini sudah berada di dalam ruang UGD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Polisi yang tadi datang pun saat ini sudah berada di ruang pendaftaran pasien, dan dia juga ingin menghubungi keluarga dari Dipta, untuk memberitahu kabar ini.

"Permisi... Saya dari kepolisian, ingin melihat data pasien korban kecelakaan yang barusan." Tegas pak polisi itu, yang bertanya pada suster yang berjaga di loket pendaftaran.

"Oh, baik pak. Silakan tunggu sebentar." Jawab suster itu, sambil mulai mencari data dari Dipta.

Surat - surat yang di bawa Dipta tadi, beserta tas miliknya, juga ponselnya, saat ini ada di loket pendaftaran, untuk menjaga, dan mengamankannya. Data yang di tulis suster itu dia dapatkan dari kartu tanda pengenalnya.

"Ini pak, silakan... Ini data milik pasien yang kecelakaan barusan. Atas nama Dipta Ramadhan." Kata suster itu, yang memberitahu, dan memberikan data dari Dipta kepada pak polisi yang bertanya tadi.

"Oh, baik... Terimakasih." Jawab pak polisi itu, yang menerima, dan mulai membacanya.

Setelah membaca, pak polisi itu memfoto alamat lengkap dari rumah Dipta, dan setelah itu pak polisi mengembalikan selembar kertas datanya tadi, dan mulai berpamitan, untuk pergi mengunjungi alamat rumah Dipta itu, untuk memberikan kabar kepada orang tuanya.

.

.

Beberapa menit kemudian ~

#Kediaman Dipta Ramadhan.

"Tok... tok... tok..." Suara ketukan pintu rumah Dipta.

Masih belum ada jawaban juga dari rumah Dipta.

"Ting tong... ting tong..." Suara bunyi bel rumah.

Karena belum juga ada yang keluar, pak polisi itu berulang memencet tombol bel yang ada di dinding sebelah pintu.

"Krak..." Suara kunci pintu, dan pintu mulai terbuka.

"Selamat Sore..." Seru pak polisi itu, yang memberi salam kepada seorang yang membuka pintu.

"Ah, pak polisi... (Ucapnya dalam hati, merasa terkejut) Iya, siang pak. Maaf, ada apa ya?" Jawabnya, dan bertanya.

"Saya dari kepolisian mau menyampaikan kabar. Apa benar ini kediaman bapak Dipta Ramadhan, Ceo dari Emperor Group?!" Tegas polisi itu yang lalu bertanya.

"Ah, iya pak, benar. Saya adalah asisten rumah tangganya." Jawabnya, yang ternyata dia adalah ART di rumah Dipta.

"Oh, baik. Maaf, apa saya bisa bertemu dengan orang tua dari bapak Dipta Ramadhan?" Seru polisi itu yang bertanya lagi.

"Orang tua..."

"Ya, orang tuanya. Apakah mereka ada?"

"Oh, maaf pak. Rumah ini adalah khusus tempat tinggal pak Dipta saja, tidak bersama kedua orang tuanya. Kedua orang tua pak Dipta tinggal di kota yang berbeda pak." Jawab ART itu, yang memberitahu pak polisi.

"Hmm, begitu. Jadi, apakah saya bisa meminta nomor rumah mereka, untuk mengabarinya. Atau bisa tolong hubungi mereka, dan beritahu mereka sekarang, kalau anak mereka tadi mengalami kecelakaan." Tegas pak polisi yang memberitahu kabar kepada ART itu, dan juga meminta bantuannya, untuk menghubungi orang tua Dipta.

**Bersambung .....

#Jangan Lupa Beri Gift Jika Kalian Suka, Juga Batu Kuasa/Power Stone Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian juga ya! Terimakasih :-)

avataravatar
Next chapter