1 Pertikaian Kecil

Judul: TheNightUnfolds

Author: Rei

Cast: NCT and OC

Genre: Fantasy, School Life, Romance

Rating: PG-17

Poster by Thejibooty @ posterfanfictiondesign.wordpress.com

Cerita ini terinspirasi dari berbagai drama dan film. FF ini sempat dipublikasikan (sebagian), namun sekarang ditulis ulang agar FF ini bisa lebih baik.

Selamat membaca^^

"Mereka menyebut kami anjing rendahan, sedangkan kami mengatai mereka lintah menjijikkan. Itu sebabnya, perdamaian tidak akan pernah terjadi di antara kami dan mereka."

Part 1: Pertikaian Kecil

Di tengah bulan purnama dan hawa dingin yang mendominasi malam ini, sekumpulan serigala berlarian dan melompati satu atap ke atap gedung tinggi lainnya. Seperti tidak takut terjatuh, mereka terus bergerak di antara menjulangnya bangunan-bangunan. Sesekali mereka berhenti di tepi ujung gedung untuk mengaungkan suaranya. Hingga membuat suasana malam menakutkan. Para serigala itu terarah sesuai insting mereka. Menuju sinar bulan purnama.

Tentu saja mereka bukan serigala biasa. Mana ada serigala yang berkeliaran di pusat kota.

Suara mereka terdengar oleh segelintir manusia yang masih beraktivitas pada pukul dua dini hari. Sebagian dari manusia mengabaikannya, namun sedikit di antaranya yang mempercayai bahwa suara mengaung itu berasal dari manusia serigala. Memang terdengar seperti kebohongan, apalagi pada zaman sekarang.

Terlepas dari hal tersebut, nyatanya para sekumpulan serigala itu bukan menjadi satu-satunya penguasa malam. Dari sebuah jalan aspal yang sangat sepi, berdiri makhluk-makhluk penghisap darah. Mereka sedang melihat serigala-serigala yang berada di atas gedung-gedung.

Salah satu dari mereka tersenyum meremehkan lalu memaki.

"Anjing rendahan."

Suasana berubah semakin mencekam ketika para serigala itu melihat ke bawah, ke arah sebuah jalan di mana para makhluk penghisap darah berdiri. Kedua kelompok itu saling memberikan tatapan tajam dan dingin. Suara khas para serigala juga terdengar bersama dengan hawa dingin dari mulut mereka yang penuh dengan gigi-gigi tajam. Sementara, makhluk-makhluk penghisap darah menyeringai memperlihatkan taring-taring panjang mereka.

Tatapan kebencian dan permusuhan terlihat dari sorot mata kedua makhluk yang berbeda itu. Mereka adalah musuh abadi yang tidak mungkin bisa berdamai, –kecuali jika salah satu dari mereka kalah atau mungkin mati.

Ya, itulah mereka. Menakutkan. Namun dalam wujud yang lain, mereka sangat tampan.

***

Terhitung sudah seminggu Yunsoul beradaptasi dengan kelas barunya. Dia beruntung karena bisa sekelas dengan sahabat sekaligus patner kerjanya, Kang Youngjoo. Dia juga tidak menyangka akan satu kelas dengan para murid laki-laki populer yang menjadi rebutan semua murid perempuan di sekolahnya.

Yunsoul tampak menopang dagu dengan tangan kirinya. Lantas, melirik malas ke arah pintu dan jendela. Melihat murid perempuan yang saling berdesakan untuk memotret dan melihat Taeyong dan teman-temannya serta Jaehyun dan teman-temannya.

"Mereka berlebihan," pikir Yunsoul.

Mungkin hanya Yunsoul dan Youngjoo sebagai murid perempuan yang tidak ikut-ikutan mengagumi kedelapan laki-laki yang ada di sekitarnya kini. Kim Yunsoul, gadis berambut panjang itu entah kenapa tidak tertarik pada mereka, padahal Yunsoul juga menilai kalau Taeyong, Jaehyun, dan yang lainnya memang berparas tampan.

Yunsoul melirik ke arah Taeyong dan ketiga temannya, Taeil, Ten, dan Doyoung yang saling berbicara di dekat jendela luar. Kemudian, ia melirik Jaehyun dan ketiga temannya, Winwin, Kun, dan Yuta yang sedang duduk serta terlihat mengobrol di jajaran bangku belakang. Kedelapan laki-laki itu terbagi menjadi dua kelompok yang tampak seperti bermusuhan, bahkan mereka tidak pernah saling berbicara sekalipun. Yunsoul tidak mengerti kenapa mereka seperti itu, tapi ia juga tak mau ambil pusing urusan yang bukan menjadi masalahnya.

Sekarang Yunsoul memilih tidur di mejanya setelah sebelumnya ia menoleh ke arah Youngjoo yang masih betah berkutat dengan angka dan rumus matematika. Tanpa diketahui oleh Yunsoul, tiga pasang mata dari kedelapan laki-laki itu diam-diam memperhatikannya yang mulai tertidur.

"Sangat manis," pikir ketiganya.

***

"Kapan kita akan membunuh para anjing rendahan itu?" Yuta tampak kesal karena terus bertemu dengan rival kaumnya yang hampir setiap hari dan dalam satu ruangan pula.

"Itu bukan tujuan kita. Tujuan kita adalah mendapatkan Crs-Light dan membuat mereka kalah." Jaehyun kembali mengingatkan hal penting yang harus dia dan teman-temannya lakukan.

Air muka Kun berubah, ia agak tidak setuju dengan Jaehyun. "Justru benar kata Yuta, sebaiknya kita langsung saja membunuh mereka. Ahhh... aku sungguh tidak tahan melihat dan mendapati mereka menatap rendah ke arah kita. Seharusnya mereka yang merasa rendah. Sudah jelas strata kita berada di atas."

"Tapi kenyataannya para anjing rendahan itu sama-sama kuat seperti kita," ujar Winwin ikut menimpali dan perkataannya sukses membuat teman-temannya kembali terbakar amarah.

"Ah, ayo kita ke kelas lalu pergi," ajak Jaehyun. Mengakhiri tema percakapan yang selalu membuatnya emosi. Keempatnya pun berjalan menelusuri koridor menuju kelas mereka. Siswa-siswa perempuan yang terkagum melihat Jaehyun dan teman-temannya melintas melewati mereka, sedangkan siswa-siswa laki-laki menunduk ketika berpapasan dengan keempat pemuda itu. Jaehyun dan teman-temannya adalah murid populer dan disegani di sana, begitu juga Taeyong dan ketiga temannya.

Di dalam kelas, Youngjoo menunjukan Yunsoul sebuah pesan yang ada pada layar ponselnya.

"Tapi kita sudah bilang pada Mark untuk pulang bersama," tutur Yunsoul setelah melihat pesan yang ternyata berisi pesan dari Hansol yang meminta mereka berdua datang menemuinya.

"Kau bisa hubungi Mark dan bilang kalau hari ini kita tidak bisa pulang bersama," usul Youngjoo. Yunsoul pun mengambil ponselnya dan menulis pesan pada Mark. Setelah itu, dia membereskan barang-barang yang berserakan di atas meja ke dalam tas sekolahnya.

Hanya beberapa orang yang masih ada di kelas. Taeyong dan teman-temannya beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu kelas yang terbuka. Secara kebetulan setelah berada di muka pintu, Jaehyun dan teman-temannya juga sudah sampai di sana. Mereka pun saling berhadap-hadapan. Tidak akan ada yang mau mengalah untuk memberikan jalan. Sorot mata mereka saling menatap tajam.

"Minggir! Kalian menghalangi jalan kami," ucap tegas Jaehyun yang ditujukan pada Taeyong dan teman-temannya.

Taeyong tersenyum meremehkan, "Kami yang duluan dan kalian datang menghalangi. Jadi, siapa yang seharusnya minggir?"

Bahkan untuk urusan sepele seperti ini, mereka tidak mau saling mengalah. Tidak ada sinyal bahwa pertikaian kecil ini akan segera selesai dari mereka. Seperti ada petir di antara kedua kelompok tersebut, sekali lagi permusuhan terasa hanya melalui sorot-sorot mata mereka.

"Kubilang minggir!" ulang Jaehyun. Menaikkan suaranya.

"Tidak, kalian yang minggir!" Taeyong bersitegas.

"Apa kau tuli? Cepat minggir!" kali ini Yuta yang berbicara dengan nada emosi.

***

avataravatar
Next chapter