webnovel

Naruto Story : Love, Decision, And Hatred

Dua tahun telah berlalu sejak perang dunia shinobi ke-4. Semua kembali normal Sasuke telah kembali dan menjalani petualangan bersama tim taka. Naruto mulai belajar untuk mengejar mimpinya sebagai Hokage dan Sakura mulai menyadari perasaannya terhadap Naruto telah berubah. Sementara itu sosok misterius muncul mengancam kedamaian dunia shinobi apa yang akan terjadi? Naruto masih milik paman Masashi Kishimoto

VaughnLeMonde · Anime & Comics
Not enough ratings
40 Chs

Chapter 20 : Nowaki

"...Kenapa kau bisa ada disini?"

Kalimat terakhir yang dilontarkan Sasuke membuat Karin sedikit berpikir, bukan tanpa alasan sang pemuda berbicara seperti itu, mungkin Sasuke juga berpikiran yang sama dengannya, kemunculan Chino dan temannya ini memang terasa cukup janggal.

"Ohh itu, tadi aku dan Nowaki melihat beberapa orang keluar mengarah ke pelabuhan, kami sedikit curiga dengan gerak gerik mereka yang tidak normal, jadi kami ikuti deh, dan ternyata itu membawa kami bertemu kembali denganmu Sasuke chan!"

Chino terlihat sangat antusias bertemu kembali dengan Sasuke, sementara rekannya sibuk memperhatikan keadaan sekitar, memastikan para manusia peledak tidak ada lagi disekitar mereka.

"Sasuke chan?"

Di sisi lain, Karin baru saja menyadari sosok anak kecil itu terus memanggil Sasuke dengan penambahan suffix chan, membuat dirinya menaikkan salah satu alisnya, lantas mulai mengalihkan pandangannya pada pemuda yang berdiri disampingnya.

"Sasuke kun apakah dia pacarmu?"

Karin sedikit berbisik sambil menyikut pelan tubuh Sasuke, berusaha untuk tidak menyinggung sosok anak kecil di depannya itu.

Sementara Sasuke hanya berdiam diri ditanya seperti itu, merasa apa yang ditanyakan oleh Karin sangat tidak penting, tapi dirinya juga tidak ingin menimbulkan sebuah kesalahpahaman.

"Bukan"

Jawaban Singkat Sasuke cukup untuk membuat si gadis yang menanyakan menghela nafasnya, entah kenapa Karin merasa sedikit lega mendengarnya.

"Jadi, orang orang ini berasal dari kota?"

Sasuke kembali berbicara, lantas mengalihkan pandangannya ke arah para manusia peledak yang tergeletak tak sadarkan diri disekitarnya.

"Iya, mereka bersikap aneh semenjak keluar dari area colosseum."

Kali ini Nowaki yang berbicara, mulai mengalihkan pandangannya ke arah pemuda Uchiha yang terlihat sedikit kaget setelah menyadari sesuatu tentang para manusia peledak yang ada disekitarnya.

"Bukankah mereka para vvip? Kemana perginya budak-budak mereka?"

Sasuke menyadari satu hal, semua manusia peledak yang ada di sana menggunakan pakaian mewah, tidak ada satupun yang memakai pakaian lusuh ataupun pakaian sederhana, membuat Sasuke sedikit mengerenyitkan dahinya.

"Entahlah, mungkin mereka sudah melarikan diri."

Chino mengangkat kedua bahunya, menandakan ketidaktahuannya tentang nasib para budak yang dibicarakan oleh Sasuke.

Sementara Sasuke mulai berpikir sejenak, mengingat kembali kejadian sewaktu dirinya di serang oleh sosok misterius di colosseum, mulai mencoba merangkai pola dari kejadian kejadian yang baru saja dia alami semenjak menginjakkan kaki di pulai ini,

Apakah dia ada disini?

Mungkinkah dia mengikutiku selama ini?

Cih.. benar benar merepotkan.

Sasuke mencoba mengingat ingat wajah sosok yang menyerangnya, namun hasilnya nihil, wajah sosok itu tak sempat tertangkap oleh mata onix Sasuke, membuat Sasuke sedikit kesal, sosok itu benar benar pintar dalam menyembunyikan identitasnya.

Grep..

Sasuke mengeratkan kepalan tangannya, sangat kesal, dirinya sudah sedekat ini dalam menguak masalah manusia peledak, namun kembali ke titik awal karena tidak bisa mengingat sosok yang menyerangnya di colosseum.

Namun Sasuke kembali teringat sesuatu, dia harus pergi ke Lembah Neraka, merasa sosok yang bernama Fuushin dan rekannya itu sudah menunggu disana, Sasuke tidak akan terkejut, melihat fakta sepertinya Fuushin dan rekannya itu sudah mengikutinya sampai ke pulau ini.

Atau mungkin mereka masih disini?

Ya itu mungkin sekali.

Lantas Sasuke mulai menatap tajam kepada dua sosok yang berada di depannya, merasakan sebuah kejanggalan, melihat kedua sosok itu tidak ada niatan pergi untuk memastikan keadaan tuannya.

"Kenapa kalian masih disini?"

Pertanyaan Sasuke sukses membuat kedua sosok itu menegang, mata mereka membulat, menyadari Sasuke baru saja merasakan sesuatu yang janggal dari mereka berdua.

"Ehh.. i-tu a-no.."

Chino terlihat gugup menjawab pertanyaan Sasuke, membuat si pemuda semakin curiga kepada kedua sosok di depannya itu, dan ketika itu pula sebuah pikiran terlintas di benak Sasuke.

"Apa kalian berdua juga ingin melarikan diri?"

"Ehh melarikan diri?!"

Karin sontak kaget mendegar pertanyaan Sasuke, semntara Chino hanya mengangguk lesu, menundukkan kepalanya tidak ingin menatap Sasuke secara langsung.

"I-ya"

Mata Karin sontak membulat mendengar lirihan yang terdengar begitu jelas itu, dirinya bukan tidak percaya, melainkan sangat kaget melihat seorang budak anak kecil sudah memberanikan diri untuk melarika diri dari tuannya, tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh Karin di masa lalu untuk melarikan diri dari tuannya, melihat dirinya yang dulu sangatlah penakut.

Sepertinya dia sudah salah menilai sosok anak kecil yang berada di depannya ini,

Fisik bisa menipu mungkin memang ada benarnya.

"Lalu kenapa kalian masih disini? Bukankah kalian harus cepat pergi?"

Sasuke kembali melontarkan pertanyaan, sangat heran dengan perilaku kedua orang itu, bukankah seorang budak seharusnya sadar ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidupnya, dan disini lah mereka mulai mencoba menyianyiakan kesempatan itu dengan berdiam diri.

"Kami tidak punya tujuan."

Kali ini Nowaki yang berbicara, merasa Chino saat ini tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan Sasuke lebih jauh lagi.

Sasuke sedikit menaikkan alisnya, entah sudah berapa kali dirinya dibuat heran dengan perilaku kedua orang asing itu, untung saja mereka tadi membantunya, kalau tidak, mungkin dia sudah tinggalkan kedua orang itu, membiarkan mereka berdua bingung dengan sendirinya.

"Ano Sasuke chan...bisakah kami ikut denganmu?"

Kali ini Chino mulai bersuara kembali, mencoba membujuk Sasuke dengan ekspresi memelasnya, yang jika dilihat orang asing mungkin akan luluh, tapi tidak dengan Sasuke, dia sedikit merasa risih, terlihat dari ekspresi wajah sang pemuda.

"Untuk apa?"

Sasuke mencoba memperjelas apa maksud dari perkataan Chino, dirinya sendiri saat ini tidak ingin ada yang mengikutinya, cukup timnya saja yang ikut perjalanannya, tidak mau orang asing mulai mencampuri masalah sekaligus misinya itu.

"Kau sedang mencari Fuushin kan? Kami bisa bantu!"

Chino mulai menatap Sasuke dengan penuh keyakinan, mencoba meyakinkan sang pemuda, jika mengijinkan mereka berdua ikut dengannya, itu adalah sebuah keputusan yang tepat.

Sementara Sasuke yang mendengarnya sedikit membulatkan matanya, sedikit kaget mendengar perkataan Chino barusan, membuat dirinya ingin menanyakan sesuatu kepada sosok anak kecil di depannya itu, namun akhirnya dia urungkan setelah merasa ada sesuatu yang lebih penting yang harus diselesaikan dibandingkan kembali bertanya tanya untuk hal yang belum pasti jawabannya.

Sasuke lantas membalikkan badannya, mulai berjalan ke arah perahu yang bersandar di tepi pelabuhan, mencoba untuk kembali ketujuan awalanya, pergi ke Lembah Neraka.

Sasuke melenggang pergi begitu saja, meninggalkan ketiga sosok yang menatapnya dengan ekspresi bingung, terutama Chino yang merasa dirinya baru saja diabaikan oleh Sasuke.

Karin yang sempat diam dengan kebingungan, lantas mulai sadar dan mulai mengikuti Sasuke dari belakang, begitu pula dengan Chino dan Nowaki yang perlahan berjalan menyusul kemana perginya Sasuke.

Sementara kapal kayu itu membawa pergi keempat orang yang menaikinya menjauh dari pulau itu, tiga orang dengan perawakan yang berbeda sedang berjalan ke arah pelabuhan.

"Hah.. ini membosankan Jugo, oh iya Sasuke dan Karin kemana sih? Aku tidak melihat mereka dari tadi."

Suigetsu bertanya kepada sosok yang berada di sampingnya, penasaran dengan kedua rekannya yang tidak kunjung kembali, apalagi melihat ekspresi Sasuke sebelumnya, membuat pemuda itu semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Sasuke sewaktu bertemu Oyashiro.

"Sepertinya kita ditinggalkan."

Bukan Jugo yang berbicara, melainkan sosok pak tua berkulit pucat, siapa lagi kalau bukan Orochimaru.

Sekarang mereka bertiga sudah sampai di tempat yang ingin dituju, mulai melihat sekitarnya dan menyadari sudah tidak ada lagi kapal kayu yang bersandar di pelabuhan itu, Suigetsu mengerenyitkan dahinya, seakan mulai menyadari apa maksud dari perkataan Orochimaru.

"Hah? Sebentar.... Apa?!"

Sementara itu di tempat lain, setelah beberapa lama berlayar mengarungi lautan pada malam itu, kapal kayu yang membawa Sasuke, Karin, Chino, dan Nowaki akhirnya sampai di sebuah pulau besar, pulau yang dipenuhi dengan hutan yang lebat, dan kabut yang bertebaran dimana mana.

Setelah kapal berhenti, Sasuke langsung melenggang pergi memasuki hutan lebat itu, sedangkan ketiga orang lainnya kembali mengikuti Sasuke dengan ekspresi kebingungan.

"Ne Sasuke chan, kita mau kemana?"

Lenyap sudah keheningan di hutan lebat itu, setelah akhirnya Chino memberanikan diri untuk bertanya kepada sosok yang sedari tadi ia ikuti tanpa mengetahui tujuan si sosok itu.

Tapi apa daya hening kembali terjadi, Sasuke terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan dari Chino, bahkan untuk sekedar menoleh pun tidak dilakukan oleh pemuda Uchiha itu.

"Sasuke kun, kita mau kemana?"

Kali ini Karin yang berbicara, mengulangi pertanyaan Chino barusan, tentu Karin penasaran kemana tujuan Sasuke pergi sekarang, bukan Chino saja yang penasaran di sini.

Entah kenapa, tapi kali ini Sasuke menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke arah yang bertanya, membuat yang bertanya dan kedua orang disana juga ikut mengehentikan langkahnya.

"Negara Air Panas."

Setelah menjawab pertanyaan Karin, Sasuke lantas memulai kembali langkahnya yang sempat terhenti, sedangkan Karin yang mendengarnya hanya bisa berdiam diri, menyadari tujuan Sasuke saat ini membuat dirinya semakin khawatir,

"Apa dia benar benar akan kesana?" Batin Karin.

"Ada apa Karin chan?"

Karin segera tersadar setelah sebuah suara memanggilnya, lantas menolehkan kepalanya ke arah sosok yang memanggilnya, dari arah itu dia melihat Chino yang sedang melihat kearahnya dengan ekspresi bingung sekaligus penasaran.

"Tidak ada."

Karin hanya menjawab singkat sambil membetulkan posisi kacamatanya, lantas mulai berjalan mencoba menyusul Sasuke yang ternyata sudah berada jauh meninggalkan mereka bertiga, sementara di sisi lain, Chino hanya bisa mengerenyitkan dahinya, sementara Nowaki hanya memasang ekspresi datarnya.

Sementara itu Orochimaru baru saja turun dari sebuah kapal kayu bersama Juugo dan suigetsu, mereka baru saja sampai di sebuah pulau, mendapati di pulau itu terdapat kapal kayu yang bertengker di pesisirnya.

"Sasuke dan Karin kemana sih?"

Suigetsu kembali menggerutu, tidak terima dirinya baru saja ditinggalkan bersama seorang mantan ilmuwan gila dan seorang yang bisa saja membunuhnya jika dia marah, setidaknya jika berada di dekat Sasuke dirinya akan sedikit lebih lega, mengetahui pemuda berambut raven itu bisa dibilang lebih waras dibanding kedua orang disampingnya ini.

"Kau sangat penasaran Suigetsu, tidak biasanya."

Bukan menjawab pertanyaan Suigetsu, Orochimaru hanya menyeringai seperti biasanya, entah sudah berapa kali dirinya merasa tertarik dengan perubahan sikap Sasuke dan teman temannya.

"Cih, berisik!"

Suigetsu kembali menggerutu, mendapati bukan sebuah jawaban yang diterimanya, melainkan hanya sebuah seringai yang makin lama semakin aneh di matanya.

"Oh, apa kau tidak ingin tahu mereka dimana sekarang?"

Orochimaru kembali berbicara, sebuah seringai puas terukir diwajahnya setelah Suigetsu akhirnya melihat ke arah dirinya kembali dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Kau tahu?"

Suigetsu kembali bertanya, mendengar perkataan Orochimaru barusan sukses membuatnya menaruh harapan kepada pak tua itu,

Mungkin saja dia tahu bukan?

Semoga saja dia tahu, aku ingin cepat cepat pergi dari sini.

"Hmm, kemana ya?"

Orochimaru hanya memandang langit malam itu, mencoba menunjukkan posisi berpikir, entah itu pura pura atau memang dia sudah pikun.

Sementara Suigetsu hanya bisa sweatdrop mendengarnya, sepertinya dia salah berharap pada pak tua ini, tampangnya saja yang awet muda, tapi sepertinya otaknya tidak awet seperti tampangnya.

"Mungkin mereka sedang pergi ke Negara Air Panas sekarang."

Orochimaru kembali berbicara, membeberkan semua hal yang diketahuinya saat ini, merasa sudah tidak tertarik untuk bercanda dengan Suigetsu, ada suatu hal yang harus dia lakukan saat ini di markasnya.

"Negara Air Panas? dimana itu?"

Suigetsu mengerenyitkan dahinya, baru kali ini dia mendengar nama Negara Air Panas, dan lagi pula untuk apa Sasuke dan Karin pergi kesana?

Sementara Orochimaru kembali menunjukkan seringainya, lantas mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang berdiri di samping Suigetsu.

"Jugo antar Suigetsu, ada suatu hal yang perlu kulakukan sekarang."

"Baik Tuan Orochimaru."

Seketika itu Orochimaru menghilang dari pandangan Suigetsu dan Jugo, membuat Suigetsu yang kebingungan lantas menolehkan kepalanya ke arah sosok yang berdiri disampingnya.

"Kau tahu tempatnya Jugo?"

Tidak ada jawaban dari sosok bertubuh besar itu, Jugo hanya melenggang pergi memasuki hutan lebat, meninggalkan Suigetsu dengan rasa penasarannya.

"Hoi tunggu!"

Suigetsu yang sadar sudah ditinggalkan, lantas segera bergerak menyusul Jugo yang sudah lebih dahulu memasuki kawasan hutan lebat itu.

"Hah?! kita sudah jauh jauh pergi ke Negara Air Panas tapi tidak akan berendam?"

Suara teriakan anak kecil terdengar sangat keras disana, mendapati dirinya baru saja sampai di sebuah kota yang terlihat begitu ramai pada malam itu, setelah berteriak seperti itu, dirinya lantas menjatuhkan diri kehamparan salju yang terasa tidak terlalu dingin pada malam itu.

"Kalian bebas melakukan apapun yang kalian inginkan, kita akan berpisah disini."

Suara seorang pemuda mulai terdengar, membuat si anak kecil yang merengek tadi lantas menolehkan kepalanya k earah sumber suara, yang tak lain adalah Sasuke.

Sasuke, Karin, dan kedua teman barunya itu baru saja sampai di sebuah kota di wilayah Negara Air Panas, Sasuke berniat membawa mereka kesini untuk berpisah, merasa membawa mereka bertiga ke Lembah Neraka hanya akan mempersulitnya.

"Ehh, kenapa Sasuke chan?"

Chino tidak mengerti dengan apa yang baru saja dilatakan Sasuke, bukankah mereka kesini untuk tujuan yang sama?

"Orang yang berada dibalik manusia peledak hanya mengincarku, kalian semua tidak ada hubungan dengannya."

Sasuke berusaha memperjelas perkataannya, berharap ketiga rekannya itu tidak akan mengikutinya lagi, sementara di sisi lain Chino kembali bersuara, mencoba memberikan alasan agar dirinya masih bisa mengikuti Sasuke.

"Eh ta-pi-"

"Sudah kubilang ini bukan urusan kalian."

Chino belum sempat meneruskan perkataannya, setelah Sasuke memotongnya dengan segera, lantas mulai melangkah pergi meninggalkan ketiga rekannya.

Melihat hal itu, Karin segera menyusul Sasuke tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, sementara Chino dan temannya juga melakukan hal yang sama, kembali mengikuti Sasuke dari belakang.

Hah...

Sasuke hanya bisa menghela nafasnya, mendapati perkataan panjangnya tadi sepertinya tidak mempan bagi ketiga temannya itu, melihat Karin kembali berjalan di sampingnya dan diikuti oleh Chino serta rekannya dari belakang, ketiga temannya itu memang benar benar keras kepala.

Tap.. Tap...

Sasuke terus melangkahkan kakinya, tidak ada niatan untuk berhenti dan melarang ketiga temannya itu untuk mengikuti dirinya, saat ini dirinya sudah tidak mau terlalu pusing memikirkan hal itu, hanya bisa berharap mereka bertiga tidak akan memperlambat dirinya.

Tanpa sadar Sasuke melangkah lebih cepat dari biasanya,embuat jarak anatar dirinya dengan Chino semakin menjauh, bahkan jika dilihat, Karin yang asalnya berjalan di sampingnya, sekarang sudah berjalan di belakangnya, mungkin Karin masih merasa tidak enak kepada Sasuka karena menghiraukan peringatan sang pemuda, jadi dia memutuskan untuk mempertahankan tempo langkahnya.

Sasuke terus berjalan, melewati sekumpulan orang yang berjalan ke arah berlawanan dengan dirinya, terus berjalan tanpa menghiraukan apapun, dirinya harus fokus, tidak boleh terganggu dengan hal yang tidak penting.

"Kyaaaa Sasuke kun."

Srett...

Sasuke menghentikan langkahnya, suara teriakan yang berasal dari belakangnya itu sangat familiar baginya, lantas dirinya segera membalikkan badan, mencoba melihat apa yang menyebabkan Karin berteriak seperti itu.

Sasuke terkejut bukan main, mendapati dua gadis yang bersamanya sudah tersungkur di tanah dengan ekspresi ketakutan, kumpulan orang yang baru saja dilewatinya ternyata berubah menjadi sekumpulan manusia peledak, membuat Sasuke panik saat itu juga.

"Cih Karin, Chino menjaulah dari sini!"

"Tapi Sasuke kun-"

Grep..

Karin tidak dapat meneruskan perkataannya setelah dirinya merasa diangkat oleh seseorang.

"Hei lepaskan aku!"

Karin berteriak kepada Nowaki yang sekarang sudah mengangkat Chino dan Karin menggunakan kedua tangan besarnya, hanya Nowaki lah yang mengerti situasi saat ini, melihat banyak sekali manusia peledak yang muncul secara tiba tiba, tidak ada pilihan lain selain menuruti perkataan pemuda Uchiha itu, membawa kedua gadis yang berada di sampingnya menjauh dari tempat ini.

Kali ini para manusia peledak sudah mengalihkan fokusnya ke arah Sasuke seorang, mendapati ketiga sosok yang berada di depan mereka sudah menghilang entah kemana.

Sasuke yang melihat hal itu segeraerubah warna mata kanannya menjadi merah menyala, dan seketika itu pula semua manusia peledak yang berada di depannya ambruk tak sadarkan diri.

Swusshh...

Sebuah pedang pendek yang diselimuti chakra terbang menuju ke arah Sasuke.

Trek..

Sasuke berhasil menangkis serangan itu dengan armor Susanoonya, pedang chakra itu ternyata cukup tajam, berhasil menimbulkan retakan pada armor Susanoo milik Sasuke, dan jika dilihat pedang itu sama seperti pedang yang menyerangnya secara membabi buta saat di Colosseum beberapa waktu lalu.

Sasuke segera mengalihkan pandangannya ke arah pohon pohon di sekelilingnya, melihat ke arah asalnya pedang itu dilemparkan kepadanya, sebuah bayangan hitam terlintas di mata onix Sasuke, dirinya berhasil menangkap sosok misterius itu yang sedang bertengker diatas sebuah batang pohon.

Merasa keberadaannya sudah diketahui, sosok bayangan itu langsung melenggang pergi, namun itu sudah telat baginya, Sasuke sudah berhasil mengikuti dirinya, dan sekarang mereka sedang terlibat kejar kejaran di sebuah hutan.

Tep.. Tep...

Suara langkah kaki yang cepat itu terus melompat dari batang pohon ke batang pohon lainnya, berusaha mengejar sosok bayangan hitam yang berada di depannya.

Swush... Swush....

Beberapa pedang kembali dilemparkan ke arah Sasuke, tapi ada sesuatu yang berbeda, semua pedangnya kali ini tidak diselmuti chakra, berbeda dengan serangan pertama yang diterimanya tadi.

Sasuke menyadari hal ini, terlintas sebuah ide dipikirannya,

Grep..

Sasuke berhasil menangkap salah satu pedang yang dilemparkan kearahnya,

Tep..

Sasuke melompat,

Swushh...

Trek...

Sasuke melemparkan kembali pedang tersebut ke arah penyerangnya, berhasil mengenai salah satu batang pohon yang hendak digunakan penyerangnya sebagai pijakan, batang pohon itu seketika patah, membuat penyerangnya yang tidak siap akan hal itu terpeleset dan mulai jatuh kebawah.

Byur...

Sosok bayangan itu jatuh tepat di sebuah air terjun, membuat Sasuke perlahan memperlambat langkahnya, dan turun ke arah air terjun itu.

Hah... Hah...

Sosok bayangan itu berusaha naik ke permukaan, dengan nafas yang tersengal sengal akibat dari dirinya yang baru saja terjatuh ke sebuah air terjun dirinya mencoba merangkak, berusaha untuk menjauh dari tempat itu.

Tep.

Sasuke berhasil mendarat, terlihat sekarang dirinya sudah berdiri di depan sosok yang sedang merangkak itu, membuat sosok misterius itu tersentak lalu mundur beberapa langkah.

"Kau bukan Fuushin, iya kan?"

Akhirnya Sasuke dapat melihat dengan jelas sosok yang menyerangnya, pemuda itu terlihat lebih seperti bandit biasa dengan rambut coklat panjangnya, tidak memiliki tanda tanda sebagai seorang pemimpin gang bandit pada dirinya.

"Apa yang kau katakan? aku adalah pemimpin geng-"

"Aku mempunyai Sharingan.."

Mendengar jawaban Sasuke sedikit membuat sosok itu tertegun, antara tidak percaya dan takut dengan apa yang akan terjadi padanya jika berhadapan dengan seseorang yang memiliki sebuah Kekkei Genkai.

"Aku bisa melihat memorimu menggunakan mata ini jika aku mau, jika kau berbohong, aku pastikan dirimu tidak akan selamat."

Sasuke menatap tajam pemuda itu, perlahan mata Sasuke kembali berubah menjadi merah, mencoba meyakinkan pemuda itu bahwa perkataanya bukanlah gertakan belaka, saat ini dirinya ingin si pemuda berkata yang sejujurnya kepadanya.

Glek.

Si pemuda sempat menelan ludahnya, sebelum akhirnya mulai sedikit menjauh dari Sasuke yang saat ini berada di depannya.

"Baik, aku tidak akan selamat eh?"

Setelah mengatakan hal itu, si pemuda segera membentuk segel tanah dan mengeluarkan jutsunya.

Doton : Doryuheki

Muncul sebuah dinding tanah yang cukup lebar di depan pemuda itu, membuat Sasuke akhirnya mengeluarkan pedang katananya.

"Baiklah akan kubalikan kata kata itu!"

Crettt.

Sasuke mulai melapisi pedangnya menggunakan chakra petir miliknya, melihat yang dihadaponya sekrang adalah pengguna elemen tanah.

"Eh tidak akan kubiarkan!"

Pemuda itu menyadari apa yang akan dilakukan Sasuke, membuat dirinya kembali melakukan segel tangan.

Yoton : Gomuheki.

Semburan tanah keluar dari mulut sang pemuda, bergerak melapisi dinding tanah yang berdiri kokoh itu.

Tek.

Sasuke berusaha menembus dinding itu menggunakan pedangnya, namun ternyata dia meremehkan jutsu si pemuda, pedangnya terlihat tidak mempan bagi dinding tanah yang sepertinya sudah dilapisi oleh lapisan karet.

"Karet kuat terhadap serangan chakra petir."

Sosok pemuda itu sekarang sedang duduk di atas dinding tanah yang dibuatnya, tersenyum puas melihat pedang listrik milik Sasuke tidak mempan pada dinding karetnya.

Yoton : Gomudama.

Si pemuda sekarang mengeluarkan beberapa bola karet dari mulutnya, lantas mulai turun dan berdiri di depan Sasuke.

"Baiklah ayo kita lakukan!"

Swush... Swush..

Si pemuda melemparkan bola bola karet itu kearah Sasuke, namun bola bola itu tidak secepat pergerakan lemparan pedang sebelumnya, membuat Sasuke dengan mudah menghindari serangan itu.

"Heh, ini baru saja dimulai!"

Si pemuda segera membuat segel tangan, dan seketika itu pula Sasuke dikelilingi oleh banyak dinding tanah yang kokoh.

Swush... Swush...

Dinding itu ternyata digunakan sebagai pantulan oleh si pemuda, membuat bola bola karet yang berhasil dihindari Sasuke kembali menyerangnya dari belakang, tapi ya seperti sebelumnya, serangan lambat itu berhasil dihindari Sasuke dengan mudah.

"Apa? Cih, kalau begini aku akan menambahkan jumlah bolanya!"

Si pemuda yang saat ini sudah kembali ke atas dinding tanahnya sedikit kesal, mendapati jurusnya sama sekali tidak mempan pada Sasuke, dirinya kembali membuat segel tangan namun terhenti ketika sebuah api hitam muncul menghampiri kaki kanannya.

"Amaterasu."

Mata Sasuke sudah berubah merah, kali ini bentuknya juga sudah berubah menampilkan pola Mangekyou Sharingan milik sang Uchiha, dan seketika itu pula sebuah api hitam kecil menjalar di kaki kanan si sosok pemuda berambut coklat.

"Ah panas! panas!"

Si pemuda sudah terjatuh dari dindingnya dan hanya bisa mengaduh kesakitan, kaki kanannya terasa sangat panas, apalagi dirinya sudah mencoba untuk mematikan api itu, namun tetap hasilnya nihil.

Poof Poof

Semua dinding menghilang menjadi kepulan asap, memperlihatkan Sasuke yang sekarang sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Aku akan katakan apapun yang kau mau! tolong matikan api ini! aku akan berbicara jujur sekarang! Ah panas! panas!"

Si pemuda hanya bisa mengaduh kesakitan, api hitam di kaki kanannya itu sungguh menyakitkan.

"Kagutsuchi."

Seketika itu pula api hitam di kaki kanannya menghilang, membuat si pemuda sedikit bernafas lega.

Tep.

Sasuke sekarang sudah berada di depan wajah si pemuda, membuat si pemuda sedikit mundur menerima perlakuan seperti itu.

"Kau tidak perlu mengatakan apapun."

Mata Sasuke berubah merah, dan perlahan dia mulai memasuki memori sang pemuda menggunakan genjutsunya.

"Aku butuh bantuanmu...Fuushin."

Sasuke melihat pemuda itu baru saja membaca sebuah surat yang baru saja diantarkan oleh burung pembawa pesan.

"Baiklah, tunggu aku bos!"

Si pemuda kembali berbicara, sepertinya kali ini kilasan memorinya bisa tertangkap jelas oleh Sasuke, tidak lagi diganggu oleh sebuah mata merah lainnya.

"Jadi kau berniat membuat orang yang bernama Sasuke itu mengira bahwa diriku lah yang mnyerangnya?"

Si pemuda sekarang sudah berada di sebuah lorong yang sangat Sasuke kenal, lorong Colosseum, dan sekarang di samping pemuda itu ada seseorang yang juga dikenalnya, berbadan besar dan berambut biru, tidak salah lagi, dia adalah Nowaki.

Nowaki hanya mengangguk mendengar perkataan si pemuda lalu segera melemparkan sebuah pedang pendek yang dilapisi chakra ke arah arena Colosseum, lantas setelah melakukan hal itu Nowaki segera mundur, berbanding terbalik dengan si pemuda yang malah maju, seperti memasang badan dengan sengaja.

"Ya aku sudah mengiranya."

"Cih"

Keadaan kembali seperti semula, memperlihatkan si pemuda yang memasang ekspresi kaget sekaligus takut, lantas langsung menbuang muka, sepertinya kedoknya baru saja terbongkar oleh Sasuke.

Sasuke yang merasa semua pertanyaannya sudab terjawab akhirnya berdiri, ternyata instingnya selama ini ada benarnya.

"Iya itu benar sekali."

Kali ini suara asing muncul dari belakang Sasuke, membuat si pemuda sedikit menoleh ke arah sumber suara itu.

"Tunjukkan rupamu yang sebenarnya sekarang."

Sasuke kembali berbicara, dirinya sekarang sudah menatap tajam sosok Nowaki yang secara tiba tiba sudah berada dibelakangnya.

"Rupaku yang sebenarnya?"

"Itu bukan rupamu yang sebenarnya."

Mendengar perkataan Sasuke, Nowaki hanya bisa tersenyum puas, entah kenapa sepertinya dia merasa puas menipu Sasuke sejauh ini.

"Akan tetapi, sepertinya kau masih takut untuk menunjukkan dirimu pada Oyashiro En."

Senyum Nowaki hilang seketika mendengar perkataan Sasuke, kali ini ekspresinya sudah berubah menjadi lebih serius.

Sementara Sasuke dan Nowaki berbicara, sosok pemuda yang berada di belakang Sasuke mulai berdiri, dan mulai berlari meninggalkan Sasuke dan Nowaki.

Nowaki yang melihat hal itu segera mengeluarkan dua buah pedang dari saku belakangnya, mulai menyayat kedua lengannya sendiri, menimbulkan sebuah percikan cairan hitam muncuk dari luka itu, dan seketika itu pula sosok berbadan besar itu mulai menyusut menjadi lebih kecil dari sebelumnya.

Sementara Sasuke yang melihatnya hanya bisa terkejut, terlihat dari mata onixnya yang sedikit membulat, sangat terkejut dengan jurus yang digunakan Nowaki untuk merubah penampilannya.

"Seperti yang kau lihat, inilah wujud asliku."

Sosok Nowaki sekarang sudah berubah total, menjadi pemuda kurus dan sepantar dengan Sasuke, rambut biru yang sebelumnya terlihat pendek, sekarang terlihat lebih panjang, semakin membuat Sasuke percaya bahwa sosok di depannya itu adalah Fuushin.

Angin mulai berhembus lebih kencang, meniup helai helai rambut berbeda warna, dan ketika itu pula Sosok pemuda Uchiha akhirnya berbicara.

"Fuushin."

To Be Continued.