webnovel

Naraufa

widiyamulya · Teen
Not enough ratings
4 Chs

01

Tuk tuk tuk

Suara hentakan sepatu menuruni tangga sekolah yang masih di taburi dengan dedaunan akibat angin kencang semalam, gadis cantik berambut sebahu itu kini tengah menatap gusar jam tangannya

"Raufa kok belum datang ya?" gumamnya dengan mata liar mencari sosok Raufa itu.

Tanpa gadis itu sadari, Sosok gadis lain tengah menghampiri nya dari arah belakang.

"Hey Nara!" Kejutan dari Gadis tadi tidak berpengaruh untuk nya.

"Gak kaget tau." sungut Nara kesal kepada Gadis itu, Ya Namanya Naraya dengan Zaskia Laura. Keduanya adalah sahabat sejak masuk ke SMA hingga detik ini dimana mereka berdua sudah dalam tahap kelas akhir

"Cari siapa sih Ra?" tanya Zaskia kepada Nara yang sedari tadi seperti orang kehilangan sesuatu.

Nara berdecih, "Cari Jodoh gue lah." sahut Nara dengan nada pede nya itu

Zaskia ber Oh ria, "Pantesan."

Hingga Sosok pria yang Nara tunggu pun muncul dengan satu pria lainnya yang tengah menyangkut kan tas ke pundak nya, Nara berbinar melihat siapa yang datang saat ini

"Raufa Selamat pagi!" teriak Nara dengan hebohnya, ini bukan pertama kali Nara bersikap layaknya wanita jatuh sejatuhnya kepada Raufa Setiawan,

Yang di teriaki pun hanya diam tanpa suara, ia sebal melihat tingkah Nara yang semakin hari semakin menggila

"Pagi Juga sayang." balas Revan Kawan dari Raufa.

Nara memutarkan bola matanya, "Nama Lo kan bukan Raufa bego." Semprot Nara tidak terima.

"Santai dong Bu, lagian Abang Raufa gak ngerespon haha kasian." Ejek Revan membuat Nara jengkel setengah mati

"Eh Lo ya!- Ucapan Nara terhenti

"Ra, udah gak usah diladenin." Tegur Zaskia yang berada disebelah Nara saat ini, Benar kata Zaskia bahwa Nara tidak perlu meladeni si Revan

"Oh iya Rau, ini bekal pagi buat kamu." Nara mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna biru tua dari dalam tas miliknya, dengan terburu-buru ia mengeluarkan benda berisi makanan yang ia buat tadi pagi dengan susah payah memohon agar pembantu di rumahnya mengizinkan dia menyentuh alat dapur lagi setelah ia merusak panci ke sayangan Bunda

Lalu Nara menyerahkan itu kepada Raufa, "Ini Rau, dimakan ya! Awas kalau Lo ga makan." Ancam Nara kepada Raufa dengan senyum mengembang yang membuat lelaki itu semakin muak

Raufa menerima bekal itu, Nara pun berbinar melihat bekal nya diambil oleh Raufa lelaki kesayangannya.

Namun, suara lemparan benda yang masuk ke dalam Tong sampah tepat disebelahnya itu terdengar olehnya dan semua orang yang berada dilingkungan saat ini.

Nara terdiam sejenak, mencoba meminimalisir kan otaknya. Atas kejadian barusan yang ia dapat

"Kenapa dibuang Rau?." Nara sungguh tidak tau sebab apa makanan yang ia kasih dibuang untuk pertama kalinya kah?

"Karena Gue muak liat kelakuan Lo selama ini, Maunya apa sih?." Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya Raufa berkata seperti itu.

"Muak kenapa? Bukannya selama ini Lo makan-

"Selama ini? Hey Gue gak pernah makan masakan Lo, gue eneg tau ga liat sikap murahan, Gue tau kok Lo seneng banget denger kita dijodohkan tapi Gue nggak sama sekali!." Nara terdiam mendengar kalimat itu, ini kalimat terpanjang sepanjang masa mereka bersama.

"Maksudnya apa Rau?"

"Maksud Gue, Sebenarnya Gue jijik liat sikap Lo yang pura-pura jatuh cinta sama gue hanya karena gak mau dijodohin kembali sama Cowo lembek yang waktu itu, yakan?" Nara terpaku dengan penuturan Raufa padanya, jujur saja bukan seperti itu namun walaupun awalnya seperti itu.

Nara tertunduk malu,ia sadar bahwa bertahun-tahun ini ia menghindari seseorang dengan menerima perjodohan Raufa dengannya.

"Lo Salah Rau, gue ke kelas dulu." Ucap Nara yang langsung pergi dari sana, ia tidak bisa melawan apa yang Raufa katakan tadi.

Nara masih setia berlari dengan air mata di pipinya yang mulai turun, ia Sudah jatuh cinta kepada Raufa. Walaupun Awalnya niatan menerima perjodohan hanya karena ia ingin menjauh dari sosok yang pernah berharga untuknya

"Lo Jahat banget si Rau." Kata Zaskia sambil menggelengkan kepalanya tak percaya ke arah Raufa.

➖➖➖➖

Jam istirahat membuat Kantin dipenuhi oleh segelintir murid, Tidak terkecuali dengan Nara gadis yang dibuat menetes kan air mata pagi tadi

"Heyyo Sister, mau makan apa." Itu Suara Revan dengan Raufa disebelahnya, Nara masih tertunduk saat ini.

Zaskia yang duduk sebelah Nara pun menatap sahabatnya itu , "Nara mau makan apa, Biar Zaskia yang mesen." Tawaran Zaskia diangguki oleh Nara yang masih diam tertunduk ditempat dengan mata lebam miliknya

"Lo bisu apa gimana sih? Jadi cewe jangan lembek." Seketika Wajah Nara terangkat mendengar kalimat barusan

"A-anu Rau aku cuma-

"Rev, bakso 2." Raufa berkata kepada Revan untuk memesankan nya bakso untuknya dan Nara?

"Baik Bos." Revan pergi menuju abang-abang bakso dikantin mereka.

Nara menatap penuh tanya kearah tunangan nya ini, "Rau, maaf kalau gue."

"Lo gak perlu berlebihan dalam bersikap, cukup jadi diri Lo sendiri. Walaupun gue gak bisa nerima kenyataan kalau gue dijadiin Perisai diri Lo sendiri, egois!" Nara merasa bersalah kepada Raufa, Tapi itu dulu disaat dirinya takut akan terikat selama nya dengan sosok lain, Se iring berjalan nya waktu Nara sudah mencintai Raufa seutuhnya

Nara mengembuskan nafasnya, dan menatap Raufa dengan sendu

"Maaf." Hanya kalimat itu yang bisa keluar kali ini, bibirnya terasa kelu

"Maaf Lo gak cukup untuk Kembalikan ke adaan kayak dulu lagi, keadaan dimana Gue bukan milik siapa-siapa." Balas Raufa dengan Raut wajah dinginnya berhasil menusuk hati Nara yang rapuh ini

"Rau, Lo jangan kayak gitu dong Lo lupa? Kalau Lo juga memanfaatkan pertunangan ini supaya aset Lo ga ditarik kan?!" Sedari tadi Zaskia geram melihat tingkah Raufa yang se akan-akan hanya Nara yang salah.

"Nggak usah ikut campur deh Lo!" Raufa menatap sengit ke arah Zaskia

"Kenapa?bukannya itu kenyataan? Kenapa hah!" Zaskia menantang Raufa yang kini mengepalkan tangannya, lalu dia berdiri dan memukul meja yang di tempati oleh Zaskia saat ini

Semua mata kantin melihat kearah Mereka bertiga, "Dengerin gue baik-baik, kalau Lo bukan cewe udah mati Lo ditangan gue." Zaskia dan Nara menatap tidak percaya ke arah Raufa yang kini menahan emosinya

"Banci tau ga."