webnovel

Bukan Permasalahan Yang Sebenarnya

irma.." kata dita sambil menarik tangan ke gudang yang posisinya dekat dengan gudang. "kau bisa gak jangan lari dulu kali ini? aku gak bisa kalau kita kayak gini terus. kau itu sebenarnya salah paham samaku. iya, memang waktu itu bang alex minta aku untuk jadi pacarnya. tapi aku belum ada jawab ataupun bilang iya ke dia. bang alex bilang kalau dia belum punya pacar. dan memang iya, dari awal aku ketemu dengan bang alex, aku udah suka sama dia. tapi aku gak yakin kalau perasaan yang bang alex ungkapkan ke aku itu memang tulus dari hatinya atau nggak. aku dan bang alex belum pacaran. aku sebenarnya mau minta pendapat atau saran darimu ir. karena kau yang lebih mengenal pribadinya bang alex. aku gak mau kita jauh kayak gini terus. aku gak nyaman dengan kita yang terus diam kayak gini. aku minta maaf sama mu ir. aku udah buat kau marah dan mikir kalau aku adalah selingkuhannya bang alex. tapi aku benar-benar gak tau kalau bang alex udah punya pacar. dan aku juga benar-benar belum nerima bang alex jadi pacar aku. aku gak mau kesalahpahaman ini berlarut terus menerus. kau satu-satunya orang yang mengerti tentang aku dan pribadiku ir. aku terima tamparan kamu waktu itu. aku terima tuduhan kamu ke aku waktu itu. ya walaupun aku bingung apa dasar dari tamparanmu ke aku waktu itu. aku minta maaf ir. aku benar-benar...."

ucapan dita terhenti oleh bibir irma yang mendarat di bibir dita. dita benar-benar kaget dengan irma yang tiba-tiba menciumnya yang seakan sudah menahannya terlalu lama. dita bingung harus berbuat apa. dita benar-benar tidak ingin kehilangan sahabatnya itu. dita hanya bisa diam dan membiarkan irma melumat lembut bibirnya. dita memandangi mata irma yang tertutup seakan menikmati ciuman itu. irma membelai lembut wajah dita seolah memberi isyarat untuk membalas lumatan bibirnya. dita pun menyerah dan terbuai dengan nafsu yang di tunjukan irma secara terang-terangan kepada dirinya. dita melumat kembali bibir irma dengan sangat lembut dan membuat irma sangat senang. irma merasa bahwa dita bisa menerima irma yang sebenarnya memiliki perasaan yang lebih terhadap dirinya.

bel istirahat sekolah pun berbunyi. seolah tidak memperdulikan lokasi dan tempat, ciuman yang tadinya lembut itu pun kini bertambah panas. irma melanjutkan aksinya dengan mendorong dita ke pojok gudang sehingga posisi mereka tertutupi dengan tumpukan kursi-kursi dan meja-meja sekolah yang rusak. irma yang tidak bisa menahan nafsunya terhadap dita pun menenggenggam tangan dita dan menempatkannya ke dada irma. tanpa sadar, dita meremas dada irma. dita semakin bingung dengan dirinya yang seolah mengerti dengan tuntunan irma. irma pun ikut turut memainkan payudara dita yang tergolong sangat menantang itu. desahan dita membuat irma sangat bahagia. bagaikan nada isyarat yang menuntut lebih, irma membuka baju dita dan memasukkan tangannya. irma meremas payudara dita dan melumatnya secara bergantian. desahan dita semakin menggoda irma dan membuat nafsunya semakin memuncak.

"stop irma.." aksi irma yang semakin memanas pun dihentikan oleh dita yang tersadar atas perbuatan mereka. dita berusaha menutup kembali kancing bajunya yang sudah terbuka. dita tidak pernah menyangka bahwa dita juga bisa memiliki nafsu terhadap perempuan. dita pun semakin bingung dengan suasana didalam ruangan itu. disatu sisi, dita ingin marah. tapi disisi lain, dita menikmati kecupan dan aksi yang di tunjukan irma secara terang-terangan kepada dirinya.

"maaf ya dit.." kata irma yang berusaha meminta maaf kepada dita yang sedari tadi memandang dirinya tanpa mengucap satu katapun. "aku tahu, kamu pasti tidak menyangka tentang semuanya. tapi inilah aku dit. aku tidak bisa menahannya lagi. aku sudah tertarik dengan kamu bahkan di hari pertama kamu pindah ke sekolah ini. marahku bukan karena kamu yang memiliki hubungan dengan abang aku. tapi lebih ke aku yang merasa gak punya kesempatan lagi untuk tetap dekat dengan kamu. dengan kamu yang pastinya gak bisa menerima aku yang seperti ini, aku masih bisa terima. karena aku masih punya kesempatan untuk tetap dekat dengan kamu, ya walaupun sebagai seorang sahabat. tapi dengan kenyataan kalau kamu memiliki hubungan dengan bang alex, aku merasa gak memiliki kesempatan untuk tetap dekat dengan kamu. karena aku tau kalau waktu yang kamu miliki pasti untuk bang alex aja. kamu pasti gak akan punya waktu lagi untuk ketemu ataupun berbicara dengan aku. kamu boleh marah dengan ku dit. kamu juga boleh membalas tamparan yang waktu itu aku berikan. aku bisa menerima semuannya sekarang. aku juga gak nyaman dengan kita yang perlahan semakin menjauh. aku juga rindu dengan kita yang dulu dit." kata Irma yang berusaha menjelaskan semuanya kepada dita. dita tidak merespon pengakuan irma terhadap dirinya. dita hanya bisa diam dan masih tidak menyangka.

"maafin aku ya dit. aku sayang banget sama kamu" kata irma yang perlahan melangkah keluar setelah bel tanda selesai istirahat berbunyi.

.

Di rumah, dita mengingat kembali Foto yang dia temui di dalam laptop irma. dita menyadari bahwa yang mengambil ciuman pertamanya bukanlah alex, melainkan irma.

"Aku gak tau apa yang terjadi dengan aku. ini gak normal. tapi naluriku seakan menikmatinya bahkan menuntut lebih. penolakan dariku terhadap perlakuan irma bahkan gak ada. apa aku sebenarnya juga sama seperti irma?. ada apa ini sebenarnya.." kata dita dalam hati sambil menyentuh bibirnya dan mengingat kejadian di dalam gudang sekolah.

.

"gimana dit? udah bicara dengan irma?" tanya mama memecahkan lamunan dita. "udah ma." jawab dita. "terus gimana? kamu udah baikan dengan irma?" tanya mama lagi. "udah ma. tadi siang aku udah bicara dengan irma di sekolah. semuanya udah jelas kok. ini benar-benar salah paham. irma sepertinya juga udah gak marah lagi dengan aku. kita sekarang udah baikan kok." kata Dita berusaha menyembunyikan kejadian digudang sekolah. ini pertama kali dita menyembunyikan sesuatu dari mamanya. dita tidak mau kalau nanti mamanya membenci irma karena tau bahwa irma adalah penyuka sesama jenis. "bagus deh, kalau udah selesai belajarnya, langsung tidur ya. tutup tuh jendela. nanti lupa lagi.." kata mama sambil menutup pintu kamar dita sambil melangkah ke kamarnya.

banyak hal yang sebenarnya masih menjadi teka-teki untuk dita. terutama mengenai dirinya dan perasaannya terhadap alex maupun irma. Dia merasa seperti dipermainkan oleh dunia dan kehidupan karena merasakan dan mengalami banyak hal baru yang bertentangan baginya secara bersamaan.

tapi dita langsung melakukan yang disuruh oleh ibunya dan bersiap untuk tidur.