1 Sadewa (Chapter 1)

Kriiinggggg kriiinggggg

Suara alarm begitu memekakkan telinga laki-laki urakan itu. Ia melemparkan alarmnya di lantai hingga jam itu rusak.

Sadewa Pamungkas nama laki-laki itu, atau biasa dipanggil Dewa. Usianya delapan belas tahun, dan duduk di bangku kelas tiga SMA.

Dia melihat seorang wanita berada di dalam kamar mandinya yang sederhana. Tidak, wanita itu bukan manusia. Melainkan makhluk tak kasat mata bernama Belle. Nama lengkapnya tidak diketahui. Lagipula, Dewa juga tak mau tahu. Yang jelas, Dewa merasa risih jika Belle ada di kamar mandinya.

Belle memiliki penampilan seperti noni belanda, ia memiliki rambut pirang panjang yang selalu dikuncir kuda. Ia juga mengenakan pakaian seperti seragam sekolah orang belanda. Dewa ingin sekali mengusir Belle. Tapi, ia merasa kasihan dengan gadis itu. Mau tinggal di mana dia jika Dewa mengusirnya?

"Eh, keluar dong! Lo mau ngintipin gue mandi apa? Sana, keluar!" usir laki-laki itu. Belle pun terpaksa keluar dari tempat itu, dan Dewa pun langsung masuk ke dalam kamar mandinya.

Dewa tinggal sendirian di rumahnya. Ia adalah anak yatim piatu. Lebih tepatnya, ia tidak pernah mengenal kedua orang tuanya sejak lahir. Ia pernah tinggal di panti asuhan. Namun, ia memilih kabur karena tidak suka tinggal di tempat seperti itu.

Ia menjadi anak indigo sejak usia sepuluh tahun. Yaitu, pada saat ia bermain dengan teman-temannya di sungai, Dewa terpeleset, dan kepalanya membentur batu. Sejak saat itulah kehidupannya berubah.

Selain bisa melihat hantu, Dewa juga memiliki kemampuan telepati, klervoyans, prekognision, retrokognision, dan psikometri. Ia juga memiliki IQ 160. Namun, ia lebih memilih untuk tak menunjukkan semua itu. Lagipula, untuk apa dia menunjukkan semua itu? Yang ada, dia akan dianggap sebagai orang aneh. Dia baru bergerak kalau yang ia lihat adalah hal yang benar-benar membahayakan dirinya dan orang lain.

Selesai mandi, ia langsung mengenakan kemeja putih dan jas almamater yang berwarna hitam untuk hari rabu dan kamis. Disaat ia sedang siap-siap, tiba-tiba suatu bayangan muncul di pikirannya. Di dalam pikirannya, ia melihat seorang gadis yang tidak ia kenal di jalan dekat sekolahnya. Gadis itu memakai seragam putih abu-abu, dan hendak pulang menuju rumahnya. Namun, di dalam pikiran Dewa, gadis itu diserang oleh manusia pengguna narkoba jenis Flakka.

Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara telepon di ponselnya. Ia melihat nama di layar di ponselnya. Rupanya, yang meneleponnya adalah sahabatnya yang bernama Benny.

"Pasti udah ada di depan gang," gumam Dewa. Ia segera mengambil tasnya dan mengunci pintu rumahnya tanpa berpamitan kepada Belle. Hantu cantik itu jadi sedih melihat sikap Dewa yang selalu mengabaikannya.

Selesai mengunci pintu rumahnya, Dewa merasakan firasat buruk tentang Benny. Ia pun segera menghampiri sahabatnya yang berada di dalam mobil.

"Eh, Ben. Masukin mobil lo ke gang," ujar Dewa melalui jendela mobil itu. Tentu saja sahabatnya yang bertubuh tambun itu heran.

"Eh, kenapa?" tanya Benny. Dewa sangat sulit mengatakannya kepada Benny meskipun sahabatnya itu sudah tahu tentang kemampuan Dewa. Ia sulit mengatakan bahwa akan ada mobil dengan rem blong yang akan menabrak Benny. Dan juga, mobil Benny olinya bocor. Sehingga kecelakaan itu akan membuat kebakaran dahsyat, dan menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk Benny.

"Jangan banyak tanya, nurut aja sama gue," sahut Dewa. Benny pun menuruti perkataan Dewa, ia memasukkan mobilnya ke dalam gang rumah Dewa.

Namun, beberapa detik kemudian, perkataan Dewa pun terbukti. Sebuah mobil dengan rem yang blong tidak bisa menghindar dari kecelakaan. Mobil itu menabrak pohon rambutan di depan gang rumah Dewa. Melihat kejadian itu, Benny pun tercengang. Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin itu benar-benar terjadi? Seandainya Benny tidak memasukkan mobilnya ke dalam gang, sudah pasti dia ikut menjadi korban.

"Kalau lo sampe jadi korban, mobil lo bakalan meledak. Dan, udah pasti makan banyak korban," gumam Dewa. Benny tak mengerti dengan maksud perkataan Dewa.

"Maksud lo?" tanya Benny.

"Mobil lo olinya bocor. Sebelum ke sini, harusnya lo ngecek mobil lo dulu," ujar Dewa. Benny hanya bisa mengeluarkan cengiran khasnya mendengar teguran sahabatnya. Itu karena, ia seringkali lupa memeriksa mobilnya.

*****

Dewa dan Benny telah tiba di kelas mereka. Mereka pun duduk di bangku masing-masing. Dewa terlihat sibuk bernyanyi-nyanyi kecil, earphone pun juga tak lepas dari telinganya.

Jika dia sudah bernyanyi, dia tidak akan memedulikan sekitar. Bahkan meskipun gedung sekolahnya ini runtuh sekalipun, ia akan tetap bernyanyi. Dewa sudah bernyanyi sejak kecil. Saat ia masih kecil, ia sempat menjadi pengamen. Namun, pada saat remaja, ia berhenti menjadi pengamen. Karena, ia sudah mendapatkan pekerjaan sebagai penyanyi kafe.

Dewa memiliki suara bariton dan vokal yang berat, sehingga membuat banyak orang terkagum-kagum dengan suaranya. Bahkan, berbicara saja suaranya sudah terdengar berat. Selain itu, ia bisa menyanyi lagu dari berbagai negara. Seperti lagu indonesia, lagu barat, lagu Jepang, hingga lagu Korea sekalipun. Ia bisa menyanyikan lagu-lagu itu dengan sempurna karena kecerdasan yang ia miliki.

Dewa dikenal sebagai laki-laki dingin dan berpenampilan urakan dengan anting di kedua telinganya. Ia sengaja seperti itu, agar tak ada seorang pun yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Padahal, sesungguhnya, Dewa adalah orang yang rapi dan juga bersih. Itu terlihat sekali dari rumahnya yang kecil dan sederhana, tapi bersih.

Sedangkan Benny adalah kebalikan dari Dewa. Benny adalah anak alay yang selalu ceria. Benny selalu bersama dengan Dewa. Karena, hanya Dewa yang bersedia menjadi sahabatnya. Meskipun ia seringkali takut jika mendengar cerita mistis dari Dewa, mereka tetap menjadi sahabat baik, tak peduli dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Mereka telah menjadi sahabat sejak awal memasuki SMA. Bagi Dewa, meskipun sifat Benny kebalikan dari dirinya, tapi Benny adalah manusia paling tidak munafik yang pernah dijumpai oleh Dewa.

Sedangkan bagi Benny, Dewa adalah seorang malaikat. Karena, Dewa adalah orang yang pernah menolongnya ketika dirinya dibully karena bertubuh tambun.

Meskipun Dewa adalah seorang indigo, bagi Benny, kemampuan Dewa ini adalah sesuatu yang keren. Ia memang sering merasa takut ketika Dewa sudah membicarakan sesuatu yang mistis. Tapi, selama Dewa selalu bersikap baik padanya, Benny pun akan melakukan hal yang sama kepada Dewa.

Bu Nina, wali kelas mereka pun datang bersama dengan seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu-abu. Dewa melepas earphone yang ada di kepalanya, dan memerhatikan gadis itu.

"Itu kan cewek yang di bayangan gue tadi,"

Dewa sangat ingat, gadis itu adalah orang tadi yang ada dalam pikirannya. Dalam bayangannya, gadis itu terluka parah akibat serangan dari pengguna Flakka.

"Anak-anak, perkenalkan, dia adalah murid baru di kelas ini," Bu Nina pun menyuruh gadis itu untuk memperkenalkan diri.

"Kenalin, namaku Amora Soedibjo. Panggil aja Amor. Aku pindahan dari Bandung, salam kenal!" gadis itu memperkenalkan dirinya sembari tersenyum. Bu Nina menyuruh gadis itu duduk di bangku sebelah Dewa, gadis itu pun menuruti perkataan Bu Nina, dan duduk di bangku sebelah Dewa.

Dewa mencoba untuk tidak peduli kepada gadis itu. Namun, sepertinya itu sulit. Karena, itu cukup berbahaya untuk Amor. Tapi, bagaimana cara menyelamatkan Amor? Ia tidak ingin gadis itu mencurigai dirinya ketika menyelamatkan gadis itu. Dewa jadi pusing memikirkan hal itu.

*****

Pulang sekolah, Amor pulang dengan jalan kaki. Karena, rumahnya terletak tak jauh dari sekolah. Namun, ketika sampai di jalanan yang sangat sepi, gadis itu jadi sedikit takut.

Yang benar saja. Di hadapannya sekarang ini, ada seorang pria yang berpenampilan seperti orang gila dengan banyak luka dari wajah, hingga kaki. Orang itu kejang-kejang di hadapannya. Gadis itu jadi semakin takut.

"Apa'an tuh? Zombie? Eh, mana mungkin zombie beneran ada? Itu kan cuma di film,"

Pria itu tiba-tiba mengejar dirinya, Amor pun langsung berlari sekencang-kencangnya. Beberapa saat kemudian, ia masuk ke dalam gang sempit. Sayangnya, itu adalah jalan buntu. Sedangkan pria yang mengejarnya itu, sekarang sudah ada di hadapannya. Ia sudah tidak bisa kabur lagi. Gadis itu menutup matanya sembari berteriak minta tolong. Namun, tak ada satupun orang di sana.

Namun, pria itu tiba-tiba pingsan. Rupanya, Dewa telah memukul leher pria itu dengan menggunakan kayu. Setelah itu, Dewa membuang kayu itu dan berjalan meninggalkan Amor.

"Eh, tunggu!" seru Amor. Namun, laki-laki itu sama sekali tak memedulikan panggilan dari Amor. Gadis itu sangat ingin berterima kasih kepada Dewa. Ia tahu, Dewa adalah teman sekelasnya. Namun, ia tidak menyangka bahwa laki-laki itu sedingin itu.

***** TBC *****

avataravatar
Next chapter