59 pulang part 2

Harus kah aku bertanya apakah dy cemburu???

Tidak.. tidak.. tidak.. berhenti mempermalukan dirimu sendiri desty!!!

Dy hanya sedang belajar bertingkah seperti selayaknya seorang suami..

dan di jidatmu.. ada lebel miliknya!!!

mungkin saja dy menganggap mu hanya sebuah barang yang dy kira akan di ambil orang, siapa yang tidak akan marah?

Yah.. yah.. pasti karena itulah alasannya.

Lagi pula dy juga tak mengakui kamu adalah istrinya kan??? Apa yang kau harapkan lagi? Semua sudah sejelas itu...

Bergumam sendiri dalam hatinya. Ada kekecewaan yang begitu dalam terasa begitu menyayat hatinya.

"Aku mau pulang.. aku gak betah disini.. aku mau pulang..." rengek desty

"Baiklah.." ucap orland yang langsung mengambil hp nya dari balik saku celana,

Hen.. segera urus administrasi rumah sakit.. aku ingin membawa desty pulang.

"Siap boss" ucap hendra dari balik tlp.

Tak lama, semua urusan administrasi telah selesai, infush desty pun telah di lepas..

"Akhirnya aku bebas..."

"Bebas???"

"Tangannya maksud nya.."

Orland pun ber oh ria. Kini mereka telah berada di dalam mobil. Desty melihat ke arah luar dari balik jendela kaca mobil, memerhatikan jalan dengan tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lihat?"

"Tidak ada.. hanya menatap jalanan saja.."

Padahal desty sebenarnya masih memikirkan ucapan orland yang mengatakannya adalah "orang ku".

Bukan kah sedari awal, ini yang aku harap kan?? Lalu mengapa aku merasa kecewa???

Oh.. aku mulai tak mengerti mengenai diri ku sendiri.. aku benar-benar benci situasi seperti ini..

"Boleh kah aku bertanya sesuatu pada mu mengenai pria tadi?" Tanya orland memulai pembicaraan.

"Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya? Tanyakan saja.."

"Siapa dy?"

"Namanya David kavindra.

Dy senior ku di kampus."

"Seberapa dekat hubungan mu dan dy?"

"Tidak dekat.. hanya sebatas teman biasa saja.. aku menghormatinya karena mengajarkan ku berbicara secara fasih dalam berbagai bahasa negara.. ini juga karena tugas kampus..

kebetulan, kamu tau kan kalau aku cadel..

jd butuh bimbingan dan sering-sering berlatih..

dan dy sebagai asdos mau membantuku..

Tentu saja tak ku sia-sia kan kesempatan itu kala itu.."

"Tapi Dari mana dy tau kamu di rawat dirumah sakit? Apa kalian selama ini saling berkomunikasi sedekat itu sampai saling mengabari?"

"Berhentilah berbicara omong kosong.. memang dy ada beberapa kali menghibungi ku.. tp aku tak pernah menyimpan no kontak nya di hp ku, kal au kamu tak percaya, cek saja nanti ketika sampai dirumah.

dy kerumah sakit bukan karena aku..

tp dy sedang mengantar kan ibu nya berobat.. dan kebetulan, tidak sengaja bertemu dengan ku.."

"Apa kau menyukainya?"

"Suka sebagai teman? Tentu saja.. dy orang yang cerdas.. siapa yang tidak ingin berteman dengan orang seperti itu? Dan dy juga selalu memperlakukan ku dengan baik.."

"Apa benar.. kamu tidak memiliki rasa lain?"

"Tidak!! Kalau aku punya, dari dulu aku sudah menerima lamarannya!!" Sifat terlalu jujur desty membuat ia Keceplosssssaaaannnn

Orland mencoba menahan amarahnya.. ia sudah ingin berteriak dan merantai desty agar tidak k abur dari sisi nya.

Ha huffff... helaan nafas orland dan di lanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya

"Mulai sekarang, jangan berhubungan dengan nya lagi dan pria manapun!! Bahkan di hp mu juga tak boleh ada no contack pria lain selain aku!

Desty meliriknya dari sudut matanya " memang cuma hanya km!!" Ucapnya

Wajah orland sedikit memerah, "Bagus berrti tinggal menjalankan 2 aturan lagi jauhi dan jangan berhubungan sm sekali dengan pria manapun, terutama si Kavindra itu!!"

"Mengapa kamu ingin mengatur ku? Apa hidup dengan mu berarti aku tidak memiliki kebebasan lagi? Kalau begitu kita cerai saja!!!"

"Desty!!! Berhenti mengatakan hal itu!!! Apa sebegitu tidak berarti nya aku dan pernikahan ini dimata mu? Segampang itu kau mengatakan kata cerai?"

"Pernikahan?? Pernikahan katamu? Pernikahan seperti apa yang hanya di hadiri oleh 1 orang saja?"

Orland terdiam sejenak! Ini memang salah nya.. awalnya ia tak menyangka jika hati nya akan memilih gadis ini. Karena itulah ia menyusun rencana pernikahan yang hanya dilakukan oleh sebelah pihak. Dengan begitu hubungan mereka akan berakhir lebih cepat. Namun siapa sangka jika yang terjadi malah sebaliknya.

"Aku tidak bermaksud begitu.."

"Kalau begitu, hentikan sifat kediktatoran mu itu!!baru aku akan mencoba untuk tidak akan mengatakan kata cerai lagi!"

"Aku diktator?"

"Ya!! Apa kau tidak merasakan itu??? Seenak mu bilang tidak boleh berteman dengan si ini, si itu, tidak boleh bilang cerai, dan menuduh ku sesukamu tanpa bertanya terlebih dahulu!!

Tiba-tiba marah tidak jelas...

Bukankah Fikiran mu ini terlalu dangkal...

padahal kamu sendiri hanya menganggap ku orang-orangan mu saja!!

Aku tak mengerti akan sifat mu, benar-benar membingungkan!!"

"Oh nyonya muda.. kau sungguh berani mengatai tuan muda seperti itu??? Apa kau sudah bosan hidup?" Ucap pak budi yang sedang menyupiri mobil mereka.

Sedangkan hendra hanya bisa duduk dengan tegang. Takut jika orlan akan mengkasari desty. Dan marahnya pun akan berimbas pada mereka.

"Apa kau menyukai ku?"

"What!!!" Pak budi dan hendra keduanya saling bertatapan. Mereka benar-benar terkejut akan pertanyaan orland. Dy bukannya marah, malah bertanya dengan memelas bak seekor anjing yang minta di kasihani

Desty kaget dengan pertanyaan yang di lontarkan orland. Dy pun memutar kepala nya menghadap orland. Menatap sayu ke arah mata abu-abu yang indah itu. Masih terdiam dan tak menjawab..

Orland benar-benar di buat penasaran..

"Apa kau menyukai ku? Jawab..!!!

Desty kembali memutar pandangannya ke arah jalanan.. sesungguhnya dy juga mulai menyukai orland jika saja tidak mengingat perlakuan kasar orland padanya tadi.

"Apa begitu berat menjawab pertanyaan ku? Sampai kau tidak bisa mengeluarkan 1 kata pun?"

"Ya!! Kita baru saja bertemu 2 hari. Bagaimana bisa aku menilaimu sekarang??

Bahkan kau sudah berlaku kasar padaku tadi.. bahkan setiap di pertemuan kita sebelum nya juga tak ada memori yang bagus mengenai dirimu.

kau ingin aku menjawab apa dengan perlakuan mu yang seperti itu?"

Dy benar.. aku selalu mengerjai nya sebelumnya.. dan tadi aku juga sudah berteriak pada nya, padahal dy sejujur ini padaku.. dan tak akan keberatan jika aku bertanya..

aku benar-benar belum terbiasa bersikap lembut pada wanita.. tapi.. aku akan mulai belajar bersikap lembut padanya.

Selesai mengucapkan kata-kata nya, desty pun tersadar akan 1 hal.

"Ini bukan jalan menuju villa.. kau membawa ku kemana?"

"Tentu saja pulang.."

"Tapi ini bukan ke tempat kakek.."

""Siapa yang bilang kita akan pulang ke tempat kakek? Kita menuju rumah kita.. tempat untuk kita tinggali berdua.. aku kan sudah bilang kemaren.. apa kamu lupa?"

Desty pun mengingat obrolan mereka saat di rumah sakit kemarin.. "oh.. aku ingat.. tapi tak menyangka akan secepat ini.. bahkan kau tak memberiku kesempatan untuk berkemas.."

"Untuk apa berkemas? Semua yang kamu butuhkan ada di apartment kita"

avataravatar
Next chapter