webnovel

Jennifer Alvar

Gerah. Panas. Ini sangat panas!

Seorang perempuan cantik jelita dengan rambut berwarna pirang menggulingkan tubuhnya ke kanan dan kiri di atas tempat tidur. Perempuan berwarna Evelyn Blossom itu mencoba untuk terlelap di tengah-tengah terik cahaya matahari pagi yang menerjang ke tubuhnya. Tak ayal, gadis itu tidur dengan tidak nyaman, bergeser ke kanan dan kiri, untuk tidak kepanasan.

Namun tiba-tiba …

DAK!!

Ketika gadis itu menggulingkan tubuhnya ke sisi yang lainnya, dia menabrak sesuatu.

'Astaga, Tuhan! Apa ini keras sekali seperti pohon!' Karena hidungnya pesek nan kecil itu merasa teraniaya karena benturan yang terjadi. Ia mengusap-usap hidungnya yang kecil. Hidungnya itu sudah kecil, terbentur lagi! Nanti tambah masuk ke dalam, bagaimana coba?

Evelyn membuka matanya, dia ingin melihat benda apa yang telah menabrak hidungnya yang manis!

Saat Evelyn membuka matanya, dia sangat amat kaget! Dan ternyata oh ternyata apa yang terjadi?

Sungguh tidak pernah dinyana oleh seorang Evelyn, di samping gadis itu terdapat punggung seorang pria yang sangat kekar dan kokoh!

"Oh, Tuhan…" gumam Evelyn tak percaya pada dirinya sendiri.

Gadis cantik berkulit putih nan halus itu segera menarik selimutnya, menutupi bagian tubuhnya. Ia memeriksa bagian tubuhnya. Syukurlah, dia melihat pakaiannya masih lengkap, yakni sebuah gaun berwarna putih halus sepanjang lutut.

Evelyn segera menengok ke kanan dan kiri, memindai tempatnya berada. Semua furnitur di sini serba putih dan berada di kalangan kelas atas. Oh sudah pasti, dia pasti menyewa hotel bintang lima!

Evelyn menggigit bibirnya. Ia mencoba untuk memahami situasi yang terjadi. Evelyn hanya teringat, kalau dirinya itu melampiaskan segala amarahnya di dalam bar. Dia minum, menari lepas di bawah sorotan lampu, dan lupa akan dirinya sendiri.

"Sudah jelas aku 'diangkut' oleh seseorang dalam kondisi mabuk! Dasar lelaki biadab!"

Ia menatap kesal punggung lelaki yang kekar itu! Ugh. Bagaimana dia tidak kesal coba kalau dia berada dalam kondisi tidak sadar, kemudian dimanfaatkan seperti ini?

Namun, Evelyn juga bingung sendiri, pakaiannya masih lengkap!

"Tandanya, tidak ada hal aneh yang terjadi kepadaku bukan?" ucap Evelyn seorang diri.

Dan sialnya, mendadak, kepala gadis itu sangat pening!

"Oh, shit! Apa yang terjadi semalam!" Dia merutuki diri sendiri.

Perempuan itu mengetuk-ngetukkan kepalan tangannya ke kepala, berharap ada sedikit saja –sedikiiiit— saja ingatan yang membekas di otaknya. Apalah itu, petunjuk tentang siapa lelaki yang ada di sampingnya, kenapa dia ada di sini, di mana ini, dan yang paling penting …. APA YANG TELAH TERJADI SEMALAM?!

Sayangnya, dicari sampai ke Benua Antartika pun, dia tidak ingat. "Alkohol sialan! Aku tak akan pernah meminumnya lagi!"

Gadis itu pun melirik ke arloji yang ada di tangannya. Dia membaca jam, dan ternyata hari sudah hampir siang! Sudah pukul sepuluh!

"Gawat! Aku terlambat masuk ke kantor kalau begini!" Evelyn langsung bangkit dari sana, ia sempat mencari tasnya, tetapi tidak ditemukan!

"Ah, masa bodoh dengan tasku! Aku bisa menggunakan taksi menuju kantor, meminta tolong pada temanku untuk membayarkan ongkos! Yang penting aku berangkat dan sampai ke kantor lebih dulu!!"

Gadis itu kabur dengan cepat, ia melupakan si lelaki dengan punggung kekar yang masih saja tertidur dengan tenang di samping tempat tidurnya.

Evelyn mendesis. "Cih! Dasar lelaki aneh!"

Ia pun keluar dari ruangan itu. Dan entah bagaimana, Evelyn seperti berada di dunia yang antah berantah. Dia tengah berada di sebuah lorong yang sangat besar, tinggi, dan panjang. Bukan hanya itu, lorong tersebut beralaskan karpet merah yang mahal!

"Ck. Seberapa banyak uang yang telah aku habiskan untuk menyewa satu kamar hotel mewah ini!" decak Evelyn berjalan cepat menghentak-hentakkan kakinya.

Dia bahkan tak tahu berada di mana, karena ia tak pernah masuk ke dalam hotel semewah ini.

Namun saat gadis itu hendak mencapai ujung lorong, sebuah suara datang menujunya. "Ratu Jennifer!"

Evelyn menoleh ke sumber suara. Gerombolan maid datang kepadanya tergopoh-gopoh kepadanya, dengan menyincing ujung roknya. Evelyn mengernyitkan alisnya. 'Kenapa mereka berjalan menujuku?'

Gadis itu menengok ke belakangnya, memeriksa apakah ada orang di belakangnya, namun apa? Tidak ada!

"Ratu Jeniffer Alvar!!" seru salah satu maid dari lima maid yang berlari tergesa kepadanya.

Seketika itu, Evelyn seakan menyadari sesuatu. Ia langsung berlari, kabur, melarikan diri. 'Ada yang aneh. Ini ada yang aneh!!'

'Apakah aku belum membayar hotel sehingga mereka mengejarku? Tetapi, kenapa aku dikejar begitu saja? Dan lagi, siapa Jennifer sialan itu!' Ribuan tanya mengapung di otak Evelyn.

Dia kesal, lelah, panas, gerah, rambut, dan kulitnya bahkan terasa lengket. Sisa akibat dia berjoged semalam suntuk, dan paparan sinar matahari pagi tadi.

Semuanya bersatu padu.

Ketika itulah, Evelyn menemukan adanya celah kosong, di antara kamar. Tanpa pikir panjang, Evelyn segera menyelinap masuk ke sana.

Di lorong sempit nan gelap itu, Evelyn hampir tak bisa bernapas, ia tak bisa berjalan dengan normal! Dia menahan napas, supaya perutnya itu mengempis.

Di belakang sana, lima maid mengejarnya. Memanggil-manggil nama Jenniffer yang tak dikenalnya!

"Ratu Jennifer!"

"Ratu Jennifer!!"

"Ratu!!"

"Ke mana Ratu Jennifer?!"

Evelyn mengabaikan semua suara yang didengarnya. Fokus utamanya ialah, melarikan dari sini, masuk kerja, berangkat ke rapat penting bersama dengan client, mendapatkan persetujuan perjanjian kerjasama…, dan pulang!

"Aku harus fokus! Tidak peduli dengan pelayan gila yang salah mengenaliku ini!"

Saat Evelyn berhasil keluar dari lorong gelap nan sempit, dia melihat jendela!! Layaknya mendapatkan keberuntungan yang tiada terkira, mata Evelyn berbinar-binar!

'Akhirnyaaa! Akhirnyaaa! Aku bisa keluar jugaa!'

Perempuan itu langsung membuka kenop jendela lebar-lebar, supaya dia bisa keluar dari sana. Dan kala itulah … Evelyn melompat keluar dari jendela.

HAP!

Kakinya menyentuh tanah, kebebasan menyelimuti dirinya. Ia bahkan menghirup udara segar, menikmati kemenangannya!

'Kamu sudah berjuang, Evelyn!' Dia mengapresiasi diri sendiri.

Dengan langkah mungilnya, Evelyn berjalan penuh percaya diri. Dan ketika dia melihat ke depan … Tentu saja dia terkejut karena tak menyangka dengan apa yang dilihatnya di depan mata!

Apalagi kalau bukan …

Puluhan prajurit yang telah bersiaga, menghalangi Evelyn supaya tidak keluar dari istana.

Evelyn menelan ludahnya. Ia dikepung oleh puluhan prajurit.

"Ga, gawat… Apa yang harus kulakukan?"

* * *

Next chapter