1 Awal

Pagi hari jam 6 : 00 sebuah rumah minimalis berdiri kokoh ditengah-tengah pohon rindang yang berada di samping kiri kanan rumahnya. Memiliki daun dan ranting yang sangat banyak, sampai tak terhingga jumlahnya.

Rumah itu disinari oleh cahaya matahari pagi. Pagi ini cuaca cukup bersahabat, tidak ada tanda-tanda mendung atau bahkan awan hitam sama sekali. langitnya berwarna biru terang dan ditemani oleh beberapa awan yang bentuknya berbeda-beda.

Kicauan burung terdengar jelas ditelinga, seolah dia sedang bernyanyi di pagi hari. Burung tersebut menempati dirinya di ranting pohon kecil yang ukurannya sebesar dengan jari telunjuk.

Burung tersebut berhasil membangunkan seorang gadis yang sedang tengah tertidur, mimpi indah yang dialaminya sekarang mungkin terganggu dengan kicauan burung itu.

Riana anak gadis berumur 17 tahun yang masih duduk di bangku 2 SMA. Memiliki paras yang cantik namun sayangnya dia kutu buku. Sering memakai kaca mata bulat transparan dan rambut yang di kepang. Bentuk tubuhnya tidak begitu terbentuk karna sering memakai pakaian yang cukup besar. Riana sering di panggil kutu buku oleh teman-temannya karena dia salah satu siswa yang terlalu pintar dan rajin.

Pagi ini, Riana sedang berada di meja makan bersama ayah dan ibunya begitu juga dengan adiknya yang masih di bawah umur.

"Ibu, Riana berangkat dulu yah, Riana sudah kenyang" ucap Riana pamit ke ibunya

"Bekalnya sudah di masukin di tas?" Tanya ibunya

"Sudah kok ibu. Ayah, Riana pamit dulu"

"Iya hati-hati. Apa kau masih punya ongkos uang naik angkot?" Tanya ayahnya yang sedang menoleh kearah Riana.

"Masih kok Ayah, kalau begitu Riana pamit dulu Assalamualaikum. Adek Riri kakak pergi yah!"

"Waalaikum salam" balas ayah dan ibunya bersamaan begitu juga dengan adiknya si Riri

Riana pun berjalan keluar menuju jalan raya yang tidak jauh dari rumahnya karena rumahnya Riana berlorong. Setelah sampai di luar jalan, Riana menunggu angkot yang sering lewat

Beberapa menit kemudian angkotnya pun datang. Angkot yang sudah terbiasa menjemput Riana berhenti. Riana pun melangkah naik dan duduk di dekat penumpang ibu-ibu itu.

Setelah beberapa menit di perjalanan, Angkot yang di tumpangi Riana tiba di depan sekolahnya. Riana turun dan membayar ongkosnya ke supir angkot itu.

"Bang, terimakasih yah" ucap Riana sembari memberi uang 3 ribu

"Iya sama-sama" balas supirnya

Riana lalu melangkah masuk ke sekolahnya. Tak lupa iya menyapa ibu Dini tukang sapu yang sering menyapu di halaman sekolahnya itu.

"Selamat pagi ibu dini." Sapa Riana

"Eh, kamu sudah datang! Selamat pagi juga nona manis." Balas ibu dini sembari tersenyum ke Riana

"Iya Bu, Riana baru datang. Ibu dini aku masuk dulu yah, soalnya hari ini aku ulangan harian." Pamit Riana buru-buru

"Iya nak, yang semangat yah!!" Ibu Dina memberi semangat ke Riana.

"Iya Bu, terimakasih. Ibu dini juga semangat yah menyapunya." Riana kembali menyemangati ibu dini si tukang sapu itu.

Riana kembali melanjutkan perjalananya masuk menuju kelasnya.

Situasi disekolahnya belum ramai karna ini masih terlalu pagi.

"Hai Riana." Seseorang menyapa Riana

"Eh, hai tumben lo cepat datang." Riana sedikit terkekeh kepada pria itu

"Ya elah lo, gue lambat di bilang lamban, gue cepat datang di bilang tumben. Gue emang serba salah." Protes laki-laki yang berdiri di hadapan Riana.

Laki-laki itu bernama Angga dia salah satu teman Riana yang baik. Dia yang selalu menemani hari-hari Riana saat di sekolah. Bahkan dia tidak segan membantu Riana dan melindunginya pada saat Riana kena bullying oleh teman sekolahnya.

"Laper nih, kekantin yuk!!" Ajak Angga

"Kita ada ulangan sebentar Angga. Masa lo nggak sarapan sih baru kesini?"

"Yah emang enggak, gue nggak sarapan. Soalnya mama nggak masak. Lagi pergi." ucap Angga dengan bibirnya yang sedikit monyong

Riana menatapnya sinis, "Gue bawa bekal. Makan ini aja! Tapi makannya di kelas saja soalnya gue mau belajar." Kata Riana

"Yakin nih?"

"Iya Angga. Yaudah, ayo!!" Riana menarik tangan Angga cepat

"Asik, hehehe" kekeh Angga terlihat bangga.

Jangan lupa like, komen, vote, Favoritkan dan dukung aku terus yah

avataravatar
Next chapter